Honda Vario 125 2013, Motor yang Nggak Saya Sesali Pembeliannya

Saya Nggak Menyesal Membeli Honda Vario 125 2013

Saya Nggak Menyesal Membeli Honda Vario 125 2013 (Firzafp via Wikimedia Commons)

Setiap kali medapat pertanyaan tentang barang paling mahal yang bisa dibeli sendiri, saya dengan bangga menjawab motor. Berkat prinsip hemat cenderung pelit dan keinginan nggak mau merepotkan orang tua, saya bisa membeli Honda Vario 125 2013 sendiri buat modal pulang-pergi ke kampus.

Saat resmi menjadi mahasiswa baru, saya perlu beli motor untuk transportasi ke kampus. Sebenarnya saat itu saya sudah punya motor Vario Techno 110 2011 lungsuran ibu saya. Tapi, motor tersebut buru-buru dijual karena satu dan lain hal. Jadilah saya harus membeli motor bekas buat ngampus.

Kala itu saya belum punya pendapatan sendiri dan masih bergantung dari uang saku. Selama bertahun-tahun sebisa mungkin saya menahan diri untuk nggak jajan atau belanja impulsif. Berkat prinsip itu, kebeli juga sebuah motor hasil jerih payah diri ini dalam menabung.

Mengingat motor warna putih yang saya miliki itu dibeli dengan tabungan saya sendiri, saya pasti bakal lebih kecewa kalau performanya nggak sesuai dengan ekspektasi, dong. Tapi selama lima tahun menggunakan Honda Vario 125 2013, saya nggak pernah merasa menyesal telah membeli motor ini. Motor yang terbilang cukup lawas, nggak ada fitur idling stop dan keyless system, kok bisa bikin puas? Ini alasan saya.

Honda Vario 125 2013 hemat BBM

Buat saya yang sebenarnya awam banget soal motor dan permesinan ini, hemat BBM pada kendaraan itu harga mati. Buat apa kendaraan keren kalau bikin cepet kere? Kendaraan yang boros BBM akan membuat pemiliknya dikit-dikit harus isi ulang bensin. Kondisi seperti itu bakal berpengaruh banget ke pengeluaran. Kalau buat saya yang lumayan perhitungan ini, membengkaknya pengeluaran gara-gara bensin bakal bikin pusing.

Sejauh ini saya merasa bahwa Honda Vario 125 2013 lumayan irit dan nggak bikin dompet saya menjerit. Konsumsi bahan bakar per liternya sampai 55,7 km/l pada kondisi baru atau prima. Mengisi tangki BBM Vario 125 2013 sebanyak 2,5 liter bisa membawa saya pulang-pergi ke kampus selama sepuluh hari penuh. Sekarang dengan volume yang sama, Vario 125 2013 bisa saya bawa ke kantor selama seminggu penuh. Lumayan.

Baca halaman selanjutnya

Saya sudah bersyukur dengan fitur yang dimiliki Honda Vario 125 2013…

Memenuhi fitur bare minimum

Walaupun fiturnya nggak selengkap motor yang lebih baru tahun rilisnya, saya sudah bersyukur dengan fitur yang dimiliki oleh Honda Vario 125 2013. Pertama, bagasinya luang tapi nggak bikin body kelihatan terlalu tambun. Helm bisa masuk ke bagasi tanpa bikin Vario 125 2013 tampak “gendut”.

Kedua, Vario 125 2013 sudah dilengkapi kait. Saya bisa mencantolkan tas atau plastik tanpa perlu membeli kait secara terpisah. Kait ini saya masukkan ke fitur yang harus dimiliki karena saya menjumpai beberapa motor yang nggak ada pengaitnya. Alhasil pemiliknya harus membeli kait sendiri yang kadang gampang kendor.

Ketiga, Vario 125 2013 sudah ada secure key shutter-nya. Meskipun sudah cukup lawas, motor ini punya fitur pengaman yang bikin pemiliknya nggak was-was kalau ninggalin motor di parkiran. Tapi ya pengaman kuncinya masih yang biasa saja.

Fitur bare minimum terakhir yang menurut saya penting banget adalah laci. Lagi-lagi walaupun laci di dashboard Honda Vario 125 2013 masih minimalis banget, alias bukan tipikal laci buka-tutup apalagi bisa untuk nge-charge HP, fitur ini fungsional sekali. Saya bisa menaruh botol minum, sarung tangan, bahkan uang receh untuk pak ogah di sana alih-alih harus repot-repot menaruhnya di bagasi.

Ukurannya pas

Alasan terakhir yang bikin saya puas dan nyaman sama Honda Vario 125 2013 adalah ukuran body-nya yang pas. Sejujurnya saya nggak pede membawa Honda Beat atau Yamaha Mio karena ukuran body-nya yang kecil bikin saya yang tinggi badannya 170 cm ini kelihatan aneh. Selain itu, karena tinggi motor Beat dan Mio umumnya pendek, kaki saya “nyisa” banyak ketika menapak. Ini menyulitkan ketika saya terjebak kemacetan yang mengharuskan saya membawa motor super-pelan.

Untungnya ukuran Honda Vario 125 2013 nggak bikin saya kelihatan terlalu tinggi menjulang maupun terlihat wagu. Selain itu, tinggi motor ini juga pas. Saya nggak perlu jinjit maupun terlalu menekuk lutut saat kaki menapak di tanah.

Lantaran sudah telanjur nyaman sama Honda Vario 125 2013, saya nggak begitu FOMO sampai kepingin ganti motor yang lebih up-to-date atau stylish. Ketika teman-teman kerja saya mengejek bahwa speedometer saya masih analog sementara punya mereka sudah digital, saya nggak tersinggung. Soalnya buat saya kendaraan itu yang penting nyaman dan hemat. Kalau kendaraannya stylish tapi bikin mengkis-mengkis, ya sama aja bohong.

Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Kelemahan Honda Vario 125 yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Membeli Bekasnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version