Saya Belum Siap Jadi PNS karena Ogah Punya Baju Dinas Seabrek dan Gonta-ganti Hampir Tiap Hari!

PNS, Food Reviewer Terbaik di Indonesia, Codeblu Jelas Nggak Ada Seujung Kukunya!

PNS, Food Reviewer Terbaik di Indonesia, Codeblu Jelas Nggak Ada Seujung Kukunya! (Shutterstock.com)

Sudah bukan rahasia umum lagi kalau pekerjaan idaman orang tua dan mertua adalah pegawai negeri sipil (PNS). Apalagi jika Anda berasal dari keluarga PNS pure blood kayak saya. Hampir tiap hari didorong buat jadi PNS yang berbakti kepada negara. Orang tua, saudara, kakek nenek pasti bakal tanya CPNS kapan, hampir sesering ketika mereka menyuruh saya makan.

Meskipun perlahan sudah mulai luluh, tapi ada satu hal yang saya belum siap ketika nanti beneran jadi PNS. Bukan karena bakal disuruh fotokopi atau lainnya, saya masih belum siap gara-gara baju dinas PNS yang seabrek dan sering gonta-ganti.

Sebagai catatan, kedua orang tua saya sama-sama PNS di kabupaten. Dari saya SD sampai sekarang, saya mengamati dan membuat kesimpulan PNS punya banyak banget seragam. FYI, seragam warna khaki yang jadi ciri khas itu nggak satu minggu penuh dipakai.

Saya pernah iseng menghitung, dalam lima hari kerja, orang tua saya bisa 4-5 jenis seragam yang beda. Ada seragam khaki, ada seragam putih hitam, seragam korpri, dan sebagainya. Belum lagi tiap Jumat biasanya pakaian bebas dan saya sampai sekarang bingung “bebas” yang dimaksud seperti apa.

Nah uniknya, tiap dinas kadang ada perbedaan sedikit dari segi seragam. Misal, ayah saya yang ada di Satpol PP punya seragam untuk di lapangan pada hari atau tugas tertentu. Sementara almarhumah ibu saya di Dukcapil nggak dapat seragam seperti ayah saya, tapi ada seragam Dharma Wanita. Nah, sudah mulai bingung sama outfit PNS?

Outfit PNS kelewat banyak, masih pake baju daerah segala

Kalau jemaah Mojokiyah sudah bingung soal seragam PNS, itu belum termasuk baju daerah, lho. Orang tua saya yang jadi PNS kabupaten biasanya memakai baju adat Jawa. Bayangin, tiap hari penting seperti HUT RI, Peringatan Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan, dan lainnya juga biasanya pakai baju adat.

Seingat saya, ayah dan ibu pernah memakai baju adat setiap hari Kamis di minggu pertama. Peraturan seragam PNS (yang mungkin nggak semuanya begitu) membuat saya yang melihatnya kadang jadi bingung sendiri dengan jadwal seragam yang harus dipakai biar nggak salah kostum. Akhirnya, ayah dan ibu punya seabrek baju hanya untuk seragam kantor saja.

Saya ngerasa nggak relate dengan seragam PNS yang sering gonta-ganti karena saat ini saya sedang bekerja perusahaan swasta. Di kantor, saya bebas menggunakan baju apa pun dan orang lain cenderung minimalis. Paling mentok ada kaos seragam yang dipakai di saat tertentu saja.

Seperti kebanyakan ciwi-ciwi pada umumnya, saya membayangkan kalau jadi PNS pasti bakal pusing mikirin outfit seragam tiap hari. Pakaiannya harus begini, sepatu harus begitu, tas juga kadang harus match dengan pakaian. Belum lagi soal jadwal seragam yang kadang saya juga bingung melihatnya.

Meskipun begitu, kebijakan seragam PNS yang gonta-ganti ini tentu bakal ngelarisi penjual bahan pakaian dan para penjahit. Selain itu, pakai baju daerah bisa pembuat batik jadi kebanjiran order. Ya masih ada baiknya sih, tapi kalau bisa agak disederhanain dan jangan terlalu banyak biar nggak bingung. Setuju?

Penulis: Laksmi Pradipta Amaranggana
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA PNS Pekerjaan Paling Overrated, Sebuah Peringatan Sebelum Kalian Kecewa

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version