Bagi saya yang berprofesi sebagai dosen, membimbing skripsi mahasiswa itu perbuatan mulia. Selain menjadi tugas wajib, membimbing skripsi adalah bentuk amal saleh. Dalilnya sederhana, ‘isy bimbingan aw mut syahidan (hiduplah untuk membimbing atau mati syahid).
Ibarat perjalanan hidup, membimbing skripsi mahasiswa juga penuh lika-liku. Tantangannya berat. Jika tidak kuat, bisa-bisa skripsi mahasiswa dicampakkan seperti perlakuan jahat para mantan. Kuat tidaknya membimbing skripsi, tergantung pada kesiapan, keuletan, dan kesabaran dosen yang bersangkutan.
Mengoreksi lembar tiap lembar skripsi mahasiswa memerlukan keuletan dan kesabaran yang luar biasa. Bahkan, saat menghadapi lembaran skripsi yang tidak jelas struktur kalimatnya, kesabaran seorang pembimbing perlu ditingkatkan. Tetap koreksi sepenuh hati, meski terkadang ya juga menguras emosi.
Membimbing skripsi bukan hanya mengoreksi tulisan dan substansi permasalahan. Lebih dari itu, yang paling berat adalah menghadapi tuntutan mahasiswa yang bersangkutan. Pesan WhatsApp yang setiap hari datang, tak ubahnya seperti WhatsApp marketing perusahaan yang menawarkan kredit motor dan perumahan. Pertanyaan mereka sama, “Pak, apakah skipsi saya sudah dikoreksi?”
Terkadang, banyak mahasiswa yang tidak paham bahwa tugas dosen bukan hanya mengoreksi skripsi. Dosen punya tugas lain yang juga perlu dikerjakan. Tapi, tentu saja, banyak kerjaan bukan alasan untuk mengesampingkan skripsi mahasiswanya. Oleh sebab itu, membagi waktu adalah sebuah keniscayaan.
Sebenarnya, sih, tidak masalah. Mau tiap hari mereka mengirim pesan, saya yakin tujuan mereka adalah untuk mengingatkan. Karena dosen juga manusia biasa, terkadang mereka lupa jika di mejanya tergeletak tumpukan skripsi mahasiswa yang harus dibaca. Bagi saya, pertanyaan mahasiswa ibarat alarm pengingat bahwa di luar sana ada mahasiswa yang menunggu dengan penuh semangat.
Kolega sesama dosen pernah curhat pada saya bahwa yang terberat baginya adalah membimbing skripsi mahasiswa yang ngebet wisuda. Katanya, tuntutan mahasiswa jenis ini terkadang melebihi permintaan kekasih kesayangan. Apa-apa harus segera diselesaikan. Bayangkan, baru menyetorkan naskah skripsinya di pagi hari, esok paginya sudah minta di-ACC.
Membimbing skripsi mahasiswa yang ngebet wisuda memang memerlukan kesabaran ekstra. Wisuda bagi mahasiswa adalah momentum yang ditunggu-tunggu. Selain untuk membahagiakan keluarga, wisuda adalah momentum foto bersama yang kemudian dibagi di story Instagram dan WhatsApp.
Bagi sesama dosen yang kebetulan membimbing skripsi mahasiswa yang ngebet wisuda, saya akan memberikan dua saran yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan. Jika Anda membimbing skripsi mahasiswa yang ngebet minta di-ACC dengan alasan wisuda sebentar lagi, saya merekomendasikan dua saran berikut ini:
Pertama, pilihlah sikap memaklumi. Kita tahu bahwa mahasiswa yang biasanya menuntut skripsinya segera di-ACC adalah mereka yang diburu waktu. Masa studi yang sudah sakaratul maut, ditambah pertanyaan keluarga kapan akan wisuda adalah faktor utama mengapa mereka pengin segera diwisuda.
Bagi mahasiswa yang masa studinya sudah di ujung kerongkongan, kualitas skripsi bukan hal inti. Bagi mereka, yang penting studinya selesai. Urusan saat ujian skripsinya dibantai, itu bukan persoalan. Kebahagiaan tertinggi bagi mahasiswa jenis ini adalah saat diumumkan bahwa studinya telah berhasil diselesaikan.
Kedua, mudahkan urusan mereka. Islam mengajarkan bahwa mempermudah urusan seseorang, akan berdampak pada kemudahan urusan yang bersangkutan. Mahasiswa yang masa studinya sudah di fase sakaratul maut, perlu mendapat ‘syafa’at’ agar beban hidupnya bisa berkurang.
Memudahkan berarti memutus jalan mereka agar tidak putus asa. Ingatlah, sikap putus asa sangat dilarang dalam agama. Jadi, jika dosen mempermudah bimbingan skripsi mahasiswa yang ngebet wisuda, mereka telah berkontribusi dalam meminimalisir lahirnya sikap putus asa di dunia. Hehehe.
Pembimbing skripsi yang baik adalah mereka yang mampu mengantarkan bimbingannya merengkuh gelar sarjana. Oleh sebab itu, yang terpenting dalam proses bimbingan adalah suasana yang mengasyikkan. Jangan sampai proses bimbingan yang seharusnya mengasyikkan, justru menjadi momen menakutkan.
Menghasilkan skripsi yang berkualitas adalah impian semua mahasiswa dan pembimbing. Namun demikian, dalam situasi dan kondisi tertentu, terkadang kita harus berkompromi dengan cara mempermudah dan memaklumi. Ketahuilah bahwa dengan memaklumi dan mempermudah urusan skripsi mahasiswa yang ngebet wisuda, kita telah turut berkontribusi menyelematkan nasib beberapa manusia.
BACA JUGA Alternatif Tugas Akhir Pilihan Pengganti Skripsi bagi Sobat Ambyar atau tulisan Syaiful Bahri lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.