Sal Priadi, Bagaimanapun Bentuk Karyanya, bagi Saya Tetap Mantap!

Sal Priadi: Bagaimanapun Bentuk Karyanya, bagi Saya Tetap Mantap! terminal mojok.co

Sal Priadi: Bagaimanapun Bentuk Karyanya, bagi Saya Tetap Mantap! terminal mojok.co

“Serta Mulia” merupakan lagu ciptaan Sal Priadi, seorang solois beserta aktor asal Malang yang telah dikenal oleh beberapa penikmat musik di Indonesia. Bisa dibilang lagunya “Serta Mulia” menjadi jalan pembuka saya untuk menikmati dan mengetahui seorang Sal Priadi lewat karya-karya.

Sebenarnya saya sudah tahu adanya solois bernama Sal Priadi sekitar 2019 berkat kolaborasinya bersama Nadin Amizah dengan lagu mereka yang berjudul “Amin Paling Serius”. Jujur pada saat pertama kali mendengarkan lagu mereka saya belum memiliki rasa kecocokan dengan lagu tersebut, cukup tahu tapi tidak ada rasa ingin mendengarkan lagi dan mengulik siapa penyanyinya. Mungkin saja pada saat itu saya masih kurang minat akan musik yang kental nuansa melankolia.

Akan tetapi, semua itu berubah setelah mendengarkan “Serta Mulia” beberapa hari ke belakang. Setelah cukup aktif berselancar di kanal YouTube karena gabut. Pembawaan Sal Priadi yang santai, lucu, beserta lirik yang lugas membuat saya nyaman untuk mendengarkannya berulang kali.

Apalagi pada bait pertama liriknya yang menurut saya itu begitu unik. Selama ini saya belum pernah dengar bait pertama dari sebuah lagu diawali dengan satuan bilangan yang bisa dibilang cukup besar. Kenapa cukup besar? Liriknya aja seperti ini, “Miliar-miliar, juta-juta, ratus-ratus sekian”, cukup besar bukan?

Tak berhenti di situ saja, Sal Priadi juga menambahkan lirik yang cukup aneh dan lucu seperti, “Badannya belum kekar, sementara bisa melar, tapi hatinya baik, fu-fu-fu-fu-fu-fu-fu-fu-fu”. Walaupun dengan segala keunikan dan kelucuan liriknya, Sal Priadi berhasil menyusun semuanya menjadi “Serta Mulia” dengan begitu indah.

Berbanding terbalik dari “Serta Mulia” yang memiliki kesan cerah, “Kultusan” yang merupakan bagian dari album pertamanya yang bertajuk Berhati malah terkesan gelap dan melankolis.

“Kultusan” merupakan lagu pertama dari Sal Priadi yang dirilis pada 2017. Mengangkat tema percintaan serta penghianatan, Sal Priadi benar-benar sukses membuat saya melongo sebagai penikmat musik yang pada dasarnya nggak paham nada ataupun not balok.

Walaupun tema yang diusung pada lagu tersebut kurang relate dengan saya yang sampai sekarang masih saja jomblo. Akan tetapi, hal tersebut dapat dipatahkan dengan musik beserta pembawaannya dalam mengemas lirik lagunya. Jadi, kasarnya saya suka mendengarkan lagu ini bukan karena relate dari pengalaman hidup, tapi berasal dari musik dan lirik lagunya.

Musik yang dibawakan Sal Priadi pada lagu ini kental dengan nuansa sendu. Apa lagi pada versi official lyric-nya yang terasa begitu dramatis dengan alunan biola yang cukup mendominasi. Dengan semua rasa dramatis tersebut kemudian dibalut dengan epic menggunakan lirik yang sangat kuat. Lirik yang puitis membuat penggambaran emosi pada lagu ini menjadi maksimal.

Menurut saya, Sal Priadi merupakan peracik ulung dalam setiap karyanya. Bisa dilihat dari bagaimana ia menciptakan sebuah lagu yang sering kita dengar sekarang ini. Baik lagu tersebut terkesan sendu ataupun ceria, begitu puitis ataupun lugas. Pada kenyataannya, ia telah berhasil menciptakan sebuah karya yang bisa dinikmati dan diresapi.

Pada akhirnya, semua tergantung dengan selera masing-masing dalam menikmati sebuah musik. Setidaknya dengan adanya musik yang dibawakan oleh Sal Priadi, bisa menjadi warna baru untuk pendengaran kalian semua. Dan yang terpenting terus dukung musisi kesayangan kalian semua dengan mendengarkan musiknya secara legal pada platform yang telah tersedia sekarang ini.

Sumber Gambar: YouTube Sal Priadi

BACA JUGA Nadin Amizah dan Twit-nya yang Sok Bela Kesenian dalam Negeri dan tulisan Moh. Abdan Wafiq lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version