Rumah Impian Hanya Bisa Terwujud Jika Kita Punya Kenalan Tukang yang Amanah

Kuli Jawa: Rapi Hasilnya Rapi, walau Kerap Berisik Ketika Bekerja rumah orang jawa

Kuli Jawa: Rapi Hasilnya Rapi, walau Kerap Berisik Ketika Bekerja (Pixabay.com)

Persoalan dan kebutuhan hidup selalu menjadi dinamika yang berubah-ubah di setiap zamannya. Tapi rumah selalu menjadi persoalan klasik dari generasi boomers sampai gen-z yang tidak pernah berubah.

Di tengah kebutuhan hunian yang semakin meningkat, sebenarnya kita membutuhkan salah satu instrumen paling penting, yakni tukang yang amanah. Banyak yang tidak menyadari bahwa tukang bukan hanya berperan sebagai orang yang mampu membangun rumah atau merenovasi secara presisi rumah yang kita inginkan. Lebih dari itu, tukang harus memiliki jiwa leadership dan ditempatkan sejajar dengan pemikiran kita guna memberikan nasihat spiritual untuk mewujudkan rumah impian.

Apabila dua syarat tersebut terpenuhi, leadership dan kemampuan analisis yang masuk akal, maka dapat dipastikan tukang tersebut insyaallah amanah.

Kemampuan leadership tukang

Minimal kita bisa melihat umur tukang tersebut. Tidak ada rumus pasti untuk menilai umur seorang tukang yang baik minimal di angka berapa, tapi saya meyakini batas terbaik ada di kisaran sekurang-kurangnya 35 tahun.

Apabila seumur hidupnya tukang tersebut hanya kaffah mencari rejeki di jalan tukang, umur 35 adalah umur yang matang untuk membangun jiwa leadership. Dunia tukang, biasanya diawali karier dari seorang kenek yang mulai ikut bekerja dalam sebuah proyek pembangunan di usia 19-21 tahun. Taruhlah kenek tersebut mulai bekerja di usia 20 tahun, ketika mereka menginjak usia 35, bisa dikatakan sudah 15 tahun bekerja profesional di bidangnya.

Hal ini bisa dibuktikan dengan apakah banyak ulasan positif dan tentunya jumlah “kaderisasi adik kelas” tukang yang sudah ikut bekerja. Para tukang “adik kelas” tersebut dapat kita amati dan dimintai testimoninya. Apakah mereka cukup loyal dalam memuji tukang yang telah mengajarkan mereka banyak hal.

Dengan terjaminnya testimoni pengguna jasa dan “adik kelas”, dapat dipastikan tukang tersebut memiliki jiwa leadership yang kita butuhkan. Hal ini penting mengingat dunia tukang adalah dunia yang keras. Tanpa adanya “adik kelas” yang loyal, kenek-kenek atau tukang junior yang nanti akan ikut membantu, pasti akan berlaku seenaknya.

Seperti bolos bekerja, bekerja secara malas, bahkan bisa saja bekerja secara asal-asalan karena mereka tidak takut dengan seniornya. Ujung-ujungnya kita yang boncos.

Kemampuan analisis

Tenaga tukang dalam mengangkut pasir, mengaduk semen, memindahkan bata pastilah sangat kuat dan tidak perlu diragukan lagi. Dan mencari tukang yang kuat seperti itu bukanlah perkara sulit. Jadi jangan tertipu dengan kualitas badan mereka yang kekar dan tenaga.

Kita harus memastikan bahwa tukang yang kita sewa jasanya memiliki kemampuan analisis yang baik. Sebab, analisis yang baik, pasti akan menghasilkan pekerjaan yang baik juga. Bisa kita sedikit tes kemampuan mereka. Misal, jika merenovasi kamar mandi, berapakah jumlah keramik yang kita harus ganti/

Tukang yang amanah biasanya akan melakukan perhitungan secara akurat. Bahkan dia bisa memberikan jawaban detail hingga jenis dan harga keramik, hingga estimasi waktu pengerjaan yang masuk akal dengan ukuran kamar mandi yang akan kita renovasi.

Kalau begitu, kita sudah menemui tukang yang tepat. Rumah impian, tak lagi jadi angan yang muluk-muluk.

Mendapatkan rumah impian lewat tukang amanah

Saya memiliki relasi seorang tukang yang sangat amanah dan sudah ikut ayah saya sejak lama. Hal ini menjadi kunci saya bisa mendapatkan rumah impian yang jarak, akses, lingkungan dan kualitas rumah menjadi bintang lima, tapi harga kaki lima.

Saat itu saya dan istri saya ingin memiliki rumah sendiri setelah 6 bulan menikah. Istri saya bekerja di Bogor sedangkan saya di Jakarta. Sehingga pilihan rumah kami harus di sekitar Depok hingga Bogor. Rumah impian kami harus memiliki 3 syarat: pertama akses jalan perumahan yang luas, kedua LT yang minimal 80m2, dan terakhir dekat dengan berbagai fasilitas umum.

Hal yang sangat sulit, karena setelah kami survei, perumahan seperti itu memiliki range harga 700 jt hingga 1M. Sedangkan uang kami berdua untuk membeli rumah hanya 350 juta. Pilihan normalnya sekarang adalah menurunkan tiga syarat rumah impian kami atau menggunakan fasilitas KPR.

Namun kami memilih pilihan yang tidak normal, yakni mencari rumah cash harga miring dengan catatan harus rumah jelek dan tidak layak huni. Apabila pembaca mau rajin berkeliling kompleks perumahan, tentu ada satu atau dua rumah yang kesannya kok tidak diurus pemilik rumahnya hingga jelek tidak layak huni. Rumah seperti itulah yang menjadi incaran kami.

Singkat cerita kami mendapatkan rumah jelek di perumahan lama, namun sesuai dengan tiga syarat kami. Harganya 400 juta dengan LT 84 m2. Rumahnya sangat buruk, cat terkelupas di mana-mana, bahkan atapnya bolong-bolong dan air kotor mengalir di lantai.

Rumah jelek tak masalah

Tak lama, saya undang Pak Suhadi, tukang yang sudah kami percaya sejak lama. Beliau kami undang untuk mereview dan menguji kualitas bangunan dan potensi apakah rumah ini bisa direnovasi tidak lebih dari 100 juta.

Hasilnya dia bisa memastikan bangunan tersebut masih kokoh dari segi pondasi, cuman tidak layak di bagian lain. Setelah mendengar “nasihat spiritualnya”, kami mantab untuk mengambil rumah tersebut.

Setelah kurang lebih 7 bulan, rumah impian kami akhirnya selesai direnovasi dan layak huni. Walaupun dengan catatan masih ada utang juta yang masih harus kita cicil, tapi ini sangat lebih baik dibandingkan harus mengambil KPR atau menuruskan standar tiga syarat utama rumah impian kami.

Saya rasa, memang tukang yang amanah dan berkualitas adalah jenis orang yang harus kita kenal. Tanpa mereka, lupakan rumah impian, rumahmu bisa berdiri tegak saja sudah bersyukur.

Penulis: Mochammad Wahyu Ghani
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Tips Renovasi Rumah untuk Pemula agar Hasil Maksimal dan Bebas Tipu-tipu

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version