Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Ronce Melati di Busana Pengantin Pria Jawa Adalah Simbol Usus Terurai Milik Pemberontak

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
28 Juli 2020
A A
ronce melati di busana pengantin jawa makna sejarah arya penangsang mojok.co

ronce melati di busana pengantin jawa makna sejarah arya penangsang mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Busana pernikahan adat Jawa memang terlihat indah, apalagi gaya basahan. Dengan pakaian yang cukup terbuka penuh aksesori, diperlihatkan keindahan tubuh pasangan yang sedang berbahagia. Namun, siapa sangka, salah satu aksesori busana ini punya makna yang spooky. Bahkan sumber simbolisme ini berasal dari pemberontak paling digdaya dalam sejarah Jawa!

Aksesori yang saya maksud adalah lilitan ronce melati pada keris mempelai pria. Bagi orang awam, kumpulan bunga melati yang dibentuk seperti rantai ini terkesan biasa. Untaian bunga ini sering dianggap hiasan belaka agar keris terlihat lebih menggemaskan. Siapa sangka, lilitan ronce melati ini adalah simbol dari usus terurai milik Arya Penangsang, sang pemberontak musuh raja pertama Kerajaan Mataram. Dan ronce melati ini menjadi penghargaan atas kedigdayaan Arya Penangsang.

Kisah pemberontakan Arya Penangsang termuat dalam Babad Tanah Jawi, kumpulan naskah berisi sejarah para raja yang pernah bertakhta di Pulau Jawa. Dalam salah satu bagian dalam karya ini, terdapat kisah Danang Sutawijaya melawan Arya Penangsang. Ngomong-ngomong, kelak Danang Sutawijaya mendirikan Kerajaan Mataram.

Arya Penangsang adalah seorang adipati dari Jipang. Kiprah pemberontakannya dimulai dari pembunuhan Sunan Prawoto, raja Demak yang juga paman Arya Penangsang. Pembunuhan ini bermotif dendam karena Sunan Prawoto membunuh Pangeran Surowijoyo, ayah Arya Penangsang. Sunan Prawoto membunuh Pangeran Surowijoyo agar ayahnya, Sunan Trenggana, dapat menjadi raja Demak ke-3. Dari pembukaan kisah ini saja, saya pikir serial Game of Thrones jadi seperti dongeng anak-anak.

Setelah membunuh Sunan Prawoto, Arya Penangsang didaulat sebagai raja baru Demak. Kemudian, ia memindahkan pusat pemerintahan ke wilayah Jipang sehingga dikenal sebagai Demak Jipang. Ternyata, banyak pihak yang kurang sreg dengan perilaku Arya Penangsang. Salah satunya Ratu Kalinyamat, bupati Jepara sekaligus putri Sunan Trenggana.

Ratu Kalinyamat menemui adipati Pajang bernama Jaka Tingkir. Kebetulan, Jaka Tingkir sedang singgah di Gunung Danaraja tempat Ratu Kalinyamat bertapa telanjang. Ia mendesak Jaka Tingkir untuk membunuh Arya Penangsang dengan iming-iming hadiah Demak dan Jepara. Namun, Jaka Tingkir sungkan. Dia merasa tak pantas melawan keturunan langsung Demak.

Maka Jaka Tingkir mengadakan sayembara untuk membunuh Arya Penangsang dengan hadiah tanah Pati dan hutan Mentaok. Hadiah ini adalah secuil wilayah yang menjadi hadiah dari Ratu Kalinyamat. Jaka Tingkir memang cerdas! Dia tidak harus turun tangan membunuh Arya Penangsang, namun tetap mendapat hadiah yang lebih besar. Machiavelli pasti melongo melihat kecerdikan ini.

Sayembara ini sampai ke telinga Ki Ageng Pemanahan serta Ki Panjawi, kakak angkat Jaka Tingkir. Pemanahan mengajak putranya, Danang Sutawijaya, untuk mengikuti sayembara ini. Jaka Tingkir merestui keberangkatan mereka bertiga dengan menyerahkan Tombak Kyai Plered, senjata sakti dengan jaminan MMR 6K. Maka dimulailah perang antara Arya Penangsang melawan Danang Sutawijaya.

Baca Juga:

Raja Mataram Islam yang Memerintah Sehari: Akibat Cacat Mental atau Hoaks Sultan Agung?

Presiden Kita Perlu Mengenal Raja Amangkurat yang Jangan-jangan Adalah Dirinya Sendiri

Untuk memicu amarah Arya Penangsang, surat tantangan dikirim oleh pelayannya yang sudah dipotong telinganya. Arya Penangsang segera berangkat ke medan perang menunggangi Gagak Rimang, kuda jantan kesayangannya. Namun, Danang Sutawijaya memiliki ide cemerlang. Atas saran penasihat bernama Juru Mertani, ia menunggangi kuda betina yang sedang berahi.

Pertarungan berdarah tak dapat dihindari. Gagak Rimang mengejar kuda Danang Sutawijaya yang sedang berahi. Karena nafsu yang membara, Gagak Rimang menjatuhkan Arya Penangsang dari punggungnya. Lantas pertarungan berlanjut tanpa kuda. Bermodalkan Kyai Plered, Danang Sutawijaya sukses merobek perut Arya Penangsang. Tapi Arya Penangsang tetap hidup. Ia menyampirkan ususnya yang terburai pada keris Setan Kober di punggung.

Melihat kondisi musuh, Danang Sutawijaya yang kelelahan menantang Arya Penangsang untuk adu keris. Arya Penangsang menyanggupi tantangan dan segera mencabut Setan Kober. Namun, keputusan ini menyebabkan Arya Penangsang terbunuh. Saat mencabut keris, usus yang disampirkan tadi robek. Arya Penangsang gugur dan berakhir sudah perang berdarah ini.

Juru Mertani menjadi saksi peristiwa ini. Ia terpukau dengan kehebatan Arya Penangsang. Terbunuhnya Arya Penangsang bukan karena kedigdayaan Danang Sutawijaya. Tapi terbunuh oleh keris sakti miliknya sendiri. Jika bukan karena Setan Kober, besar kemungkinan Danang Sutawijaya terbunuh. Memang, Kyai Plered adalah senjata sakti. Namun tidak ada manusia yang kebal terhadap ketajaman Setan Kober, termasuk Arya Penangsang.

Melihat kedigdayaan Arya Penangsang, Juru Mertani ingin putranya sehebat si pemberontak. Harapannya diwujudkan saat pernikahan sang putra. Saat pernikahan, Juru Mertani melilitkan ronce bunga melati pada keris putranya. Persis seperti lilitan usus Arya Penangsang saat melawan Danang Sutawijaya.

Keris merupakan simbol kejantanan. Melambangkan seorang pria yang siap berperang menjaga harkat dan martabatnya. Simbol kejantanan ini diperkuat oleh untaian melati. Untaian melati mengingatkan mempelai pria pada Arya Penangsang yang memperjuangkan kehormatannya. Arya Penangsang tidak mundur saat terluka parah, namun tetap berperang dengan gagah berani. Simbolisme ini diakhiri dengan pengingat. Seorang pria tetap harus berkepala dingin dalam berjuang. Jika salah langkah, ia akan “terbunuh” oleh kejantanan dan kehormatannya seperti Arya Penangsang.

Sumber gambar: Wikimedia Commons

BACA JUGA Mempelajari Sejarah Jawa Bersama Kisah Tanah Jawa dan tulisan Dimas Prabu Yudianto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Juli 2020 oleh

Tags: mataram islamronce melatisejarah jawa
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

makam amangkurat I raja mataram islam di tegal sejarah mataram islam sultan agung mojok.co

Presiden Kita Perlu Mengenal Raja Amangkurat yang Jangan-jangan Adalah Dirinya Sendiri

22 Juni 2020
Raja Mataram Islam yang Memerintah Sehari: Akibat Cacat Mental atau Hoaks Sultan Agung? Terminal Mojok.co

Raja Mataram Islam yang Memerintah Sehari: Akibat Cacat Mental atau Hoaks Sultan Agung?

14 Maret 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.