Romansa Maling Tak Tertangkap

maling

maling

Pernahkah anda kemalingan atau barang anda dicuri ? Kalau pernah pasti rasanya gedek dan kesal tak terbantahkan. Ini yang sedang saya rasakan. Keselnya nggak ketulungan. Apalagi saya melihat dengan mata-kepala sendiri detik-detik si Maling melarikan diri. Wajahnya pun masih terngiang-ngiang di kepala.

Tepatnya, pada Kamis malam sebelum azan subuh berkumandang. Saya terbangun untuk ke toilet dan berniat salat Tahajud. Jarang-jarang juga saya terbangun pada waktu seperti itu. Sempat terpikir juga sebelum bangun untuk tahan saja kantung kemih ini dan kembali tidur. Tapi ternyata tidak tertahankan. Lalu akhirnya saya memutuskan untuk terbangun.

Pintu geser kamar saya buka. Ternyata oh ternyata di ruang kerja ada kegiatan. Ada seseorang yang sedang melangkah masuk dari pintu balkon menuju ruang kerja. Ia berkulit putih. Berwajah bersih bersinar. Memakai jaket beludru berwarna merah marun. Dari wajahnya saya menakar ia berusia 19 sampai 20 tahun.

Sekilas saya tidak berpikir bahwa ia maling. Terbesit dalam pikiran ia teman dari adik-adik saya. Tapi kok dia lalu mundur lalu loncat dari balkon.

Barulah saya ngeh dia maling. Saya lihat dua laptop sudah hilang dari dua meja kerja. Kebetulan saat itu saya masih sakit flu. Jadi tak mampu berteriak. Lalu saya membangunkan ayah dan melaporkan, “Ada maling! Dua laptop sudah hilang.”

Kami pun keluar rumah hendak melapor pada para peronda. Namun mereka pun tak ada. Sialan!

Sesal tiada arti. Banyak sekali yang disesalkan. Mengapa pintu balkon tidak dikunci ? Adik saya yang biasa tidur di ruang kerja pun tiba-tiba pergi entah kemana. Salah satu laptop yang digondol maling pun miliknya. Satu laptop lagi adalah laptop masjid yang saya gunakan untuk mencatat keuangan DKM.

Sungguh maling bedebah!

Hari-hari saya lalui dengan penyesalan. Harusnya bisa lebih berhati-hati. Periksa semua pintu sebelum tidur. Tak boleh lengah sedikitpun dan memberi peluang maling untuk mencuri.

Yang lebih parah lagi, malam hari saat mau tidur, wajah maling selalu terngiang-ngiang. Sialan!

Wajah muda itu. Wajah putih, bersih, dan bersinar. Yang ternyata maling jahanam. Detik-detik ia melompat dari balkon. Terus membahana dalam pikiran. Ternyata tak ada itu tampang maling yang menyeramkan, lusuh, berbadan kekar. Itu asumsi belaka.

Nyatanya kini beredar maling bertampang baik. Ternyata memang benar jangan menilai orang dari tampang. Nilailah orang dari hati dan kebaikannya. Tak ada hubungannya dengan tampang. Tampang menipumu.

Berhari-hari saya lewati hari dengan penyesalan. Harusnya bisa saya kejar sebelum ia melompat lalu saya ikat badannya dengan selang air. Ah, sesak sekali penyesalan ini.

Sialnya wajahnya terus terbayang sebelum tidur. Satu sisi senang karena saya tak melupakannya, satu sisi lagi menjijikan karena ia bukan tambatan hati. Tapi terus terngiang di kepala.

Keesokan harinya, ada seorang maling tertangkap di daerah lain. Ia menggondol TV dan alat elektronik lain. Usianya pun sekitar 16 tahunan. Masih usia sekolah. Ah, masih muda sudah berprofesi sebagai maling. Apa yang salah dari kondisi ini? Sebegitu sulitnya kah mencari pekerjaan yang baik ? Sebegitu sulitnya kah bersekolah di negeri ini ?

Wahai para maling, bertaubatlah kalian. Raihlah rezeki yang halal tanpa merugikan orang lain yang tak berdosa. Apa dosa kami sehingga kau korbankan demi sesuap nasi yang kau makan dari hasil kejahatan. Aku tahu mungkin dosa kalian tak sebesar dosa para koruptor. Tapi janganlah tiru para koruptor itu. Kalian sama-sama mencuri.

Raihlah rezeki yang bersih dan suci. Tinggalkan tipu daya orang yang mengajakmu bermaling. Tuhan pasti mengampuni taubatmu. Bertaubatlah sekarang juga. Jangan biarkan diri kalian terkena Pasal 362 KUHP dengan pidana penjara paling lama 5 tahun.

Habiskan waktumu dengan mencari nafkah yang halal, yang baik dan bermanfaat bagi banyak orang. Saya doakan semoga kalian, para maling, insaf dan banting stir ke jalan yang baik. Tinggalkan profesimu sebagai maling.

Bagi seluruh warga Indonesia. Jagalah diri dan rumah anda baik-baik. Jangan lengah dan terlena dengan keamanan yang dirasa.

Waspadalah! Waspadalah! (*)

 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Exit mobile version