Review Zack Snyder’s Justice League dan Perbedaannya dengan Versi Teatrikal

Review Zack Snyder's Justice League dan Perbedaannya dengan Versi Teatrikal mojok.co/terminal

Review Zack Snyder's Justice League dan Perbedaannya dengan Versi Teatrikal mojok.co/terminal

Peringatan, tulisan ini mengandung spoiler Zack Snyder’s Justice League.

Setelah menonton Zack Snyder’s Justice League, saya langsung muak bukan main. Bagaimana bisa plot cerita sebegitu dahsyat ini dibuang dan justru digantikan versi teatrikal yang serba tanggung dan penuh jokes gagal pada 2017 silam? Justice League versi Zack Snyder, yang diragukan banyak orang, nyatanya berhasil menjadi film yang bisa dibilang benar-benar berbeda dari versi teatrikalnya, pun jauh lebih dahsyat. Kalau Justice League harus dibuat film, memang seharusnya seperti versi Zack Snyder inilah hasilnya. Setelah menonton film berdurasi lebih dari empat jam ini, layak rasanya jika fans memulai kampanye #bringbacksnyderverse.

Penutup plot hole

Ada banyak hal yang jauh lebih masuk akal dibandingkan versi teatrikalnya. Salah satunya adalah alasan pembangkitan Superman. Di versi teatrikal, Bruce Wayne bersikeras ingin menghidupkan Superman hanya karena dia merasa tidak sanggup memimpin tim pahlawan super. Dia merasa tidak kompeten, lantas ingin mengembalikan Superman agar sang Kryptonian bisa memimpin mereka. Di sisi lain, Zack Snyder’s Justice League membuang alasan kekanak-kanakan itu dengan alasan logis. Motherbox yang diaktifkan akan memicu kedatangan Steppenwolf. Itulah yang terjadi di awal film ini dan membuat tentara Amazon menderita kekalahan melawan Steppenwolf. 

Tetapi, anehnya saat ayah Victor mengaktifkan Motherbox untuk menghidupkan kembali Victor, tidak ada kemunculan Steppenwolf. Kenapa? Sebab, pada saat itu Superman masih hidup. Steppenwolf baru datang saat Motherbox aktif dan setelah kematian Superman. Artinya, Superman atau Kryptonian secara keseluruhan, sangat ditakuti Steppenwolf. Membangkitkan Superman dengan Motherbox, sekalipun akan membuat Motherbox aktif, tidak akan membuat Steppenwolf menampakkan diri.

Hal lain yang sebelumnya saya anggap plot hole adalah Aquaman dan Atlantis. Di Justice League versi teatrikal, Arthur sang Aquaman melawan Steppenwolf di laut yang saya asumsikan adalah Atlantis. Ini menjadi plot hole saat menonton film solo Aquaman karena setelah kejadian Justice League, Arthur belum pernah sekalipun mendatangi Atlantis.

Pada versi Zack Snyder, dijelaskan bahwa lokasi penyimpanan Motherbox memang bukanlah di Atlantis, tetapi dijaga prajurit Atlantis, termasuk Mera, love interest Arthur di film Aquaman. Di versi Zack Snyder juga ditampakkan bagaimana Steppenwolf tidak serta merta mengetahui lokasi Motherbox, melainkan memaksa salah satu orang Atlantis untuk memberitahunya.

Rencana yang lebih matang melawan Steppenwolf

Setelah Steppenwolf mendapatkan ketiga Motherbox, para pahlawan harus menghentikannya sebelum ketiga Motherbox saling tersinkron. Di versi teatrikal, mereka hanya memiliki rencana untuk datang dan mencoba memisahkan ketiga Motherbox. Batman akan dengan bodoh memancing semua parademon (para pengikut Steppenwolf) sementara Cyborg harus memisahkan ketiga Motherbox, Wonder Woman dan Aquaman melawan Steppenwolf, dan Barry alias The Flash menyelamatkan penduduk. Sebuah plot yang membosankan dan terkesan tanpa rencana.

Berbeda dengan versi Zack Snyder, mereka memiliki rencana. Victor akan mencoba memisahkan ketiga Motherbox, tetapi dia harus bisa mengakses inti energi ketiganya, dan itu hanya bisa terjadi jika Barry menciptakan energi listrik begitu kuat dan menyalurkannya ke Victor. Hal ini sangat tidak asing bagi mereka yang menonton serial The Flash di CW. Barry akan berlari begitu cepat berulang kali dan menghimpun energi listrik, lantas menyalurkannya ke objek tertentu. Pada Zack Snyder’s Justice League, Barry akan menyalurkannya ke Victor agar bisa menembus ke inti Motherbox dan berusaha memisahkannya.

Semua anggota memiliki peran

Di versi teatrikalnya, Victor alias Cyborg hanyalah pelengkap. Bisa dikatakan tanpa kehadirannya sekalipun, Justice League akan tetap berjalan. Barry Allen juga tampak sebagai pemanis belaka dan tidak memiliki peran penting. Hal ini tidak berlaku untuk versi Zack Snyder. Victor memiliki peran vital di mana dia dapat mengakses sekaligus berinteraksi dengan Motherbox, dan itu bisa terjadi karena bantuan sengatan energi dari Barry Allen. Saat Victor mendapat bantuan dari Barry, dia bisa memasuki pikiran Motherbox, bahkan bisa juga melihat kemungkinan masa depan jika Motherbox berhasil saling tersinkron dan menghancurkan dunia.

Victor melihat event Knightmare, di mana Superman menjadi kaki tangan Darkseid setelah kematian Lois Lane. Pun melihat bagaimana Wonder Woman dan Aquaman tumbang dalam pertarungan melawan Darkseid. Victor adalah kunci untuk mencegah terjadinya semua itu, dan hanya dia yang bisa memisahkan ketiga Motherbox sebelum saling tersinkronisasi. Barry lantas melakukan perannya. Dia berlari mengelilingi kota dan menghimpun energi listrik untuk disalurkan ke Victor.

Kekalahan para pahlawan

Superman datang membantu dengan kostum hitam yang saya rasa bentuk fan service semata. Dia menghentikan Steppenwolf sebelum menggagalkan Victor mengakses Motherbox. Di hadapan Superman, Steppenwolf tidak berkutik sama sekali. Tinggal menunggu waktu sampai Barry datang dan menyalurkan energi listriknya.

Namun, sebelum berhasil menyalurkan energi, Barry tertembak dan terjatuh. Victor tidak bisa mengakses inti Motherbox, dan sekalipun Superman datang menghajar Steppenwolf sampai kalah, dia tetap terlambat. Ketiga Motherbox tersinkron, dan kiamat terjadi. Tercipta ledakan yang bahkan menghancurleburkan tubuh Superman, dan meluas menghancurkan segalanya.

Perjalanan waktu The Flash

Barry berada cukup jauh dari ledakan. Dia menyaksikan pahlawan lain hancur dalam ledakan, pun ledakan tersebut semakin meluas. Segalanya hancur, namun anehnya dia tidak terpengaruh ledakan. Alasan kenapa Barry tidak hancur sekalipun tersapu ledakan adalah karena dia bisa melakukan phasing, salah satu kemampuan khas miliknya. Tubuhnya bergetar begitu kuat dan menyamakan resonansi dengan material maupun energi yang ada di sekitarnya sehingga bisa menembus material.

Usai selamat dari ledakan, dia lantas melakukan apa yang Barry Allen versi Grant Gustin lakukan di salah satu event arrowverse saat semua pahlawan dikalahkan. Berlari begitu cepat melebihi cahaya, menciptakan lubang cacing, dan memundurkan waktu. Dia melakukannya untuk me-rewind ledakan dan mendekati Victor. Adegan ini akan menjadi begitu sempurna jika ada kalimat, “Run, Barry, run!” Seperti yang selalu dikatakan Harrison Wells di serial The Flash saat Barry harus berlari jauh lebih cepat.

Barry menembus waktu, mengembalikan mereka yang mati terkena ledakan, lantas menyalurkan energi ke Victor sehingga mampu mengakses Motherbox. Setelah konflik dengan semacam ilusi dari Motherbox, Victor mencoba memisahkan ketiga Motherbox dengan bantuan Superman. Selesai. Motherbox gagal disinkronkan, dan tersisa Steppenwolf yang tak berkutik melawan Superman.

Joker yang luar biasa

Kita tidak pernah melihat Joker versi Jared Letto berinteraksi dengan Batman versi Ben Affleck sebelumnya. Pada versi Zack Snyder, jauh di masa depan saat Knightmare benar-benar terjadi, interaksi mereka terjalin begitu luar biasa. Jared Letto menampilkan sosok Joker dengan sangat luar biasa, pun berkali-kali menyinggung kehilangan yang diderita Bruce selama ini. Ayah, ibu, juga anak angkat. Khusus anak angkat, yang dimaksud Joker adalah salah satu Sidekick Batman yaitu Robin, yang di film Batman V Superman ditampilkan kostumnya penuh dengan bekas serangan dan coretan dari Joker. Cukup menegaskan bahwa Joker adalah penyebab kematian Robin di masa lalu. Pun, Joker menegaskan, sekalipun Bruce membencinya, dia tidak akan bisa membunuh Joker.

Sungguh luar biasa melihat interaksi Joker dan Batman ini. Kita belum melihat mereka saling berselisih di masa lalu, tetapi melalui percakapan mereka, tampak begitu jelas betapa mereka berdua saling terikat satu sama lain.

Perbedaan durasi

Versi Zack Snyder adalah film berdurasi lebih dari empat jam. Jauh berbeda dari versi teatrikalnya yang hanya sekitar dua jam. Di satu sisi, Zack berhasil menambahkan banyak hal luar biasa untuk pendalaman masing-masing karakter, tetapi di sisi lain saya rasa ini terlalu panjang. Banyak adegan slo-mo yang tidak penting dan hanya menambah durasi. Banyak adegan yang bisa dipadatkan tanpa mempengaruhi cerita dahsyat Justice League versi ini. Bahkan saya rasa, durasi tiga jam sudah sangat cukup untuk menyajikan betapa luar biasa versi Justice League ini.

BACA JUGA Panduan Memahami Director’s Cut buat Kamu yang Bingung dengan ‘Justice League Snyder’s Cut’ dan tulisan Riyanto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version