Review Honda PCX 150 setelah 5 Tahun: Motor Biadab!

Motor Honda PCX, Motor yang Bakal Mengantarmu Naik Kasta Kehidupan

Motor Honda PCX, Motor yang Bakal Mengantarmu Naik Kasta Kehidupan (Instagram welovehonda_id)

Tiap tahun, saya selalu menulis tentang review motor Honda PCX 150. Dan ini adalah tahun kelima saya memakai motor ini, jadi ya, saatnya saya menulis review lagi.

Tapi, bedanya adalah, untuk tahun ini, saya nggak bisa nulis panjang-panjang seperti sebelumnya. Sebab, tahun kelima motor ini saya hanya punya satu kesan: PCX biadab!

Kalian mungkin heran, sebab berkali-kali saya memuji motor ini, bahkan hingga review tahun keempat. Sebenarnya ya, motor ini baik-baik saja. Tidak ada penurunan performa, atau gimana-gimana. Cuma, akhirnya saya ketemu problem yang sering orang bilang, tapi saya nggak ngalamin, dan ketika kena, bener-bener bikin keki.

Betul, kelistrikan.

Motor kok iso konslet i lho

Bulan lalu, saat saya sehabis beli makan di Rocket Chicken Mbesi, motor saya tiba-tiba tidak mau distarter. Semua kelistrikan nyala, tapi tidak bisa distarter. Padahal sebelum saya ke Rocket, saya beli rokok dan motor saya fine-fine saja. Jarak warung rokok dengan Rocket itu cuman 20 meter. Kok bisa tiba-tiba mati?

Setelah saya berusaha mengecek aki motor Honda PCX 150 saya, saya lihat ini aki masih baik-baik saja dari fisiknya. Saya tunggu beberapa waktu, tetap tak bisa nyala. Akhirnya, saya beranggapan kalau akinya benar-benar mati. Bisa saja kan. Dibantu oleh tukang parkir Rocket, saya step motor, bawa ke tukang aki.

Nah, setelah aki coba diganti, motor tetap tak mau nyala. Ternyata, aki saya juga masih baik-baik saja. Saya nggak kaget kalau aki saya masih baik-baik saja, aki mahal je. Saya lebih kaget kok bisa motor ini nggak mau hidup.

Akhirnya, dengan berat hati, saya dorong motor ini balik ke kantor. Bayangin dorong motor segede Honda PCX. Jembut, abot tenan.

Besoknya, motor saya dorong ke AHASS. Ada AHASS dekat kantor, dan syukurnya, letak kantor lebih tinggi dari AHASS, jadi saya tinggal dorong dikit dan biarkan motor turun sendirinya.

Sesampai di bengkel, barulah dicek. Dan teknisinya bilang setelah beberapa jam kemudian. Salah satu soket listrik saya meleleh. Bajindul!

Baca halaman selanjutnya: Satu set soket seharga 700 ribu…

Satu set soket motor Honda PCX seharga 700 ribu

Teknisi dan saya nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Maksudnya, bagaimana bisa soket tersebut meleleh dan rusak. Faktornya bisa banyak, tapi tetap saja bikin kita bingung. Yang lebih bikin kita berdua bingung adalah, soket nggak bisa diganti satuan. Harus satu paket. Satu paketnya, seharga 700 ribu. Bajingan.

Kalau kalian bingung soket mana yang saya maksud, coba buka bodi motor Honda PCX 150 dekat tangki. Di sebelah kanan, ada listrik-listrik itu. Nah, di situlah yang konslet.

Melihat muka saya yang langsung jelek, teknisi bilang dia akan mencoba untuk ngakali soket tersebut. Siapa tahu bisa didandani dulu tanpa harus ganti. Dia hanya bilang bahwa nggak bisa sehari jadi. Ya sudahlah…

Ini sebenarnya ketakutan saya dari dulu. Motor Honda PCX, dan matik kekinian lainnya, kelistrikannya begitu rumit. Saya sudah menduga, kelistrikan ini akan menimbulkan masalah, dan penyelesaiannya nggak bisa murah. Kecurigaan saya sih sudah muncul sejak 2020. Jadi ya, saya benar, tapi 4 tahun kemudian.

Ketimbang eSAF, mendingan motor ini

Sehari kemudian, motor saya jadi. Biaya servisnya untung tidak besar, tapi mengingat saya minta v-belt-nya diganti, biayanya jadi lumayan membengkak. Sebenarnya udah gede juga sih. Total hampir 500 ribu, sedangkan van belt nggak mahal-mahal amat.

Inilah yang saya maksud biadab. Motor Honda PCX 150 saya akui masih yang ternyaman, tapi kelistrikan inilah yang akan jadi bom waktu. Apalagi PCX lama tidak punya indikator aki. Jadinya, jika ada masalah kelistrikan, kita terpaksa menebak-nebak. Kan kont….

Motor Honda PCX 160 katanya sih udah ada indikator aki. Nah, ini yang bikin saya merasa makin aneh. Kok iso, ndadak nunggu versi terbaru buat kepikiran ngasih indikator aki?

Tapi selain kelistrikan, saya rasa tak ada ubahan yang amat berarti setelah lima tahun. Cuma ya, motornya makin terasa berat tarikannya, getaran mulai agak terasa, dan nafasnya mulai terasa tak sepanjang dulu. Jadi ya… tetep wae biadab.

Kalau ditanya apakah motor ini masih worth buat dibeli sekennya, saya sih nggak bisa jawab pasti. Cuman mengingat motor terbaru Honda rangkanya pake eSAF, kayaknya nih, motor biadab ini masih jauh lebih mendingan.

Sekian review motor biadab, eh, motor Honda PCX 150 setelah lima tahun. Jujur saja, saya masih mau setia dengan motor ini. Nggak kepikiran beralih. Lebih ke nggak ada duitnya sih. Kalau ada, keknya saya perlu melirik motor dari pabrikan sebelah.

Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Honda PCX? Motor Premium yang Susah Putar Balik Itu?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version