Kalau saya disuruh menobatkan Presiden Amerika mana yang paling nggateli, tanpa ragu-ragu saya akan menobatkan Trump sebagai presiden Amerika paling ngguateli abad ini.
Lah ya gimana nggak gateli, saya nggak habis pikir sama kelakuan ini orang, emang benar-benar nggateli dia. Kehadirannya dalam pentas persilatan dunia ibarat Thanos yang tiba2 datang dengan tangan besinya, bersiap menghancurkan tatanan dunia yang sebenarnya udah adem ayem beberapa dekade belakangan. Eh, malah dibikin ketar-ketir setelah ini orang datang. Udah mundur dari Paris Agreements, provokasi Tiongkok, Turki, dan sekarang dengan songongnya dia ngebunuh jenderal Iran, Qaseem Soilemani.
Singkat kata Qaseem Soilemani adalah orang penting di Iran, ibarat di Indonesia dia jauh lebih sakti dari trio Jenderal semacam Wiranto, Prabowo, dan Moeldoko jika dijadikan satu paket.
Sejak isu ini pertama kali mencuat, saya sebenarnya nggak yakin-yakin amat jika perang dunia III akan benar-benar terjadi. Tapi anggapan itu mendadak berubah ketika si Trump nggak henti-hentinya ngebacot dan provokasi Iran, apalagi dikirimnya pasukan tambahan ke Irak yang konon sudah bersiap melakukan penyerangan udara ke 52 titik lain di Iran, jika Iran hendak membalas dendam.
“Opo jenenge nek nggak nggateli, si Trump iki?”
Melihat itu saya jadi berpikir bahwa Perang dunia III bisa saja terjadi, jika Trump masih saja nyangkem kayak gini.
Kalau dihitung-hitung, secara statistik Amerika jelas lebih unggul soal kekuatan militer. Amerika menempati posisi pertama sebagai negara dengan kekuatan militer terkuat sedunia. Sedangkan Iran berada di posisi ke 14 versi Global Firepower.
Tapi kita semua tahu, hitung-hitungan semacam itu tidak bisa 100 persen dijadikan acuan dalam melihat kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi jika seandainya perang dunia III benar-benar terjadi.
Lihatlah, Perang Vietnam yang bikin Amerika cukup kerepotan. Atau kita (Indonesia) yang dahulu kala berjuang merdeka hanya bermodal bambu runcing bisa aja tuh ngusir Jepang dan Belanda. Jika hitungannya hanya soal kekuatan militer, tentu semua itu tidak bakalan terjadi. Bisa aja Iran pakai strategi lain, kan? Misalkan pakai bom nuklir, gitu~
Uwuwuwu, tapi ini sungguh mengerikan, Guys~
Walaupun Trump masih saja nyocot bahwa negaranya adalah negara dengan kekuatan militer terkuat di dunia, hal ini bukanlah satu-satunya jaminan jika Iran akan takut begitu saja.
Kan soal strategi, Iran bisa saja belajar kepada game PUBG. Bagaimana trik “chicken dinner” walaupun armor kita hanya ngandelin Shotgun ataupun Panci. Wkwkwk. Iya nggak, sih?
Kemungkinan-kemungkinan yang jelas harus kita masukkan juga adalah bagaimana komposisi sekutu masing-masing kubu. Kalau di game PUBG ini namanya komposisi squad, yang mainnya noob bisa saja numpang “chicken dinner” jika kawan se-squad-nya adalah Pro Player.
Saya bukannya hendak mengatakan Iran itu noob, ya. Tapi di atas kertas, barangkali Iran bisa dikategorikan sebagai player yang rank-nya berada di bawah Amerika. Kira-kira begitu~
Baiklah, ngomongin soal game PUBG saya punya saran untuk Iran jika perang dunia III benar-benar terjadi. Bagaimana menyusun squad bar-bar yang bisa bikin Amerika kerepotan. Berikut ini beberapa negara yang bisa diajak mabar melawan player top global macam Amerika:
Satu: Tiongkok
Tiongkok adalah negara dengan haluan komunisnya beberapa tahun belakangan menjadi representasi kebangkitan kembali negara berideologi komunis, setelah bertahun-tahun lamanya negara palu arit tertidur pulas. Kita semua tahu, dalam catatan sejarah komunisme adalah musuh abadi kapitalisme. Dalam hal ini, Amerika Serikat adalah bagian dari penganut sistem pasar bebas. Ingatan kita tentu masih segar bagaimana Uni Soviet mengejutkan dunia bahwa komunisme bisa berjaya pada masanya, walaupun pada akhirnya kapitalisme tetap sang pemenang abadi.
Sampai hari ini Tiongkok masih bertahan dengan doktrin komunismenya. Soal kekuatan militer, nggak perlu diragukan lagi. Negeri tirai bambu punya catatan sejarah, bagaimana strategi perangnya bisa mengalahkan tentara dukungan Amerika yang dipimpin oleh Kuomintang ketika perang saudara terjadi.
Dalam hal ini, Tiongkok bisa jadi pilihan kawan mabar dari Iran, jika punya misi mengalahkan Amerika.
Dua: Rusia
Walaupun dalam kepemimpinan Trump sebagai presiden Amerika, Rusia adalah termasuk dalam sekutu Amerika Serikat, tak dapat dimungkiri bahwa Rusia punya jejak sejarah tentang bagaimana ia menjadi musuh abadi Amerika Serikat. Apalagi belakangan, dalam konflik yang terjadi di Suriah, Iran dan Rusia memiliki kesamaan sikap.
Setidaknya secara emosional mereka udah punya satu visi, tinggal banyakin latihan aja biar jadi satu squad yang bar-bar.
Tiga: Korea Utara
Beberapa waktu lalu, mantan Presiden Barack Obama pernah punya pernyataan bahwa Korea Utara sedang mengembangkan sebuah kekuatan nuklir yang bisa menjangkau Amerika Serikat. Ya, walaupun pernyataan itu dibantah sama si Trump dengan songong, tapi tentu kita cukup hanya melihat dari ketegangan yang terjadi beberapa waktu yang lalu antara Korea Utara dan Amerika. Iran hendaklah paham bahwa mereka punya persamaaan persepsi soal Amerika,
Korea Utara bisa jadi kawan mabar yang tak boleh terlewatkan untuk diajak Iran, bisa disuruh pegang armor RPG tuh, buat meluluhlantahkan pertahanan Amerika.
Empat: Indonesia
Yang terakhir ini sih walaupun tidak punya kekuatan militer seperti negara-negara yang lain, tapi kemampuan menyusup, mengintai, dan memata-matainya konon katanya diperhitungkan banyak negara, kok. Tenang saja, netizen barbar Indonesia bakalan sanggup menyerang Amerika dengan masif dan tanpa ampun. Apalagi, Trump kan suka main Twitter, ya. Siap-siap saja diserang netizen bar-bar Indonesa yang berpotensi mengganggu kesehatan psikologisnya.
Indonesia bisa jadi kawan mabar Iran, yang punya tugas menjadi sniper dan player “rebahan”, lalu menyerang Amerika di circle terakhir.
Nah, itulah beberapa rekomendasi negara-negara yang bisa diajak mabar sama Iran. Jika Iran ngotot perang dan ingin Chicken Dinner, kelihaian negara-negara di atas bakal bikin Amerika kapok.
Eh, tapi bagaimanapun juga, perang tetap bakal memunculkan potensi korban yang besar, sih. Jadi ya, lebih baik dihindari dan nggak usah aja, yaaa. Toh, apalagi Trump juga sudah menarik diri dari peluang perang dengan Iran~
BACA JUGA Tersebar Video Prediksi World War III dari Time Traveler Tahun 2075: Mau Nggak Percaya, tapi kok Bisa Tepat? atau tulisan Adib Khairil Musthafa lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.