7 Rekomendasi Film Semi Jepang yang Wajib Ditonton Minimal Sekali Seumur Hidup

7 Rekomendasi Film Semi Jepang yang Wajib Ditonton Minimal Sekali Seumur Hidup

7 Rekomendasi Film Semi Jepang yang Wajib Ditonton Minimal Sekali Seumur Hidup (unsplash.com)

Ada yang udah pernah nonton rekomendasi film semi Jepang di bawah ini?

Jepang dan film dewasa sudah seperti pecel dan bumbu kacang, alias nyaris tidak bisa dipisahkan. Bisa dipisah, tapi tidak akan enak. Jepang mungkin jadi satu-satunya negara di Asia yang melegalkan—lebih tepatnya meregulasi—film dewasa. Tak heran jika industri film dewasa di Jepang atau Japanese Adult Video (JAV) sudah berkembang pesat, bahkan menjadi salah pemasukan negara terbesar.

Tapi tulisan ini tidak akan membahas soal JAV atau yang kita kenal sebagai film bokep Jepang. Tulisan ini akan membahas tentang film Jepang yang belum sepenuhnya masuk ke kategori film bokep Jepang, yaitu film semi Jepang atau Japanese Pink Film. Japanese Pink Film merupakan film yang mengandung unsur erotisme, nudity, yang kebanyakan diproduksi oleh rumah produksi independen.

Sama seperti bomba di Filipina, pink film di Jepang juga muncul pertama kali di dekade 60-an. Baik bomba atau pink film juga punya unsur serupa. Keduanya mengandung unsur erotisme, ketelanjangan, soft porn, tapi tidak sevulgar film-film porno atau bokep. Bedanya, pink film di Jepang tidak mengalami penyensoran dan represi separah bomba di Filipina.

Nah, setelah kemarin saya menulis rekomendasi film semi Filipina, maka sekarang giliran Jepang. Iya, saya akan memberikan beberapa rekomendasi film semi Jepang yang sebaiknya kalian tonton minimal sekali seumur hidup.

#1 Tokyo Decadence, salah satu film semi Jepang legendaris yang sayang dilewatkan

Salah satu pink film legendaris yang dirilis tahun 1992 adalah Tokyo Decadence. Film ini mengandung unsur banyak unsur sadomasokisme. Pernah nonton Fifty Shades of Grey? Nah, Tokyo Decadence ini versi sedikit lebih parah.

Film ini menceritakan seorang mahasiswi bernama Ai (Miho Nikado). Ai punya masalah hidup yang mengakibatkan dirinya harus menjadi seorang pekerja seks. Dalam kerjanya, dia harus melakukan aksi BDSM untuk memuaskan pelanggannya. Di sinilah konflik serta pergulatan Ai sebagai pekerja seks, serta bagaimana kehidupan pribadinya menjadi inti cerita. Penasaran? Silakan nonton sendiri.

#2 Ambiguous, film yang cukup kontroversial

TRIGGER WARNING: SUICIDE. Film Ambiguous ini cukup kontroversial. Bukan karena erotismenya, tetapi karena ceritanya yang mengangkat tema bunuh diri, tepatnya bunuh diri massal.

Ambiguous mengisahkan tentang lima anak muda dengan latar belakang dan masalah kehidupan masing-masing. Mereka bertemu satu sama lain secara online, lalu memutuskan untuk berkumpul dan bunuh diri bersama. Rencana mereka ternyata tidak berjalan mulus, dan ada banyak adegan erotisme di tengah-tengah cerita mereka.

Harus diakui, film semi Jepang satu ini kurang nyaman untuk ditonton. Tapi, kalau kalian penasaran, silakan coba tonton.

#3 Strange Circus (Kimyō na sākasu) mungkin agak kurang nyaman ditonton bagi sebagian orang

TRIGGER WARNING: SEXUAL HARRASMENT. Film karya Sion Sono ini menceritakan tentang Mitsuko, seorang anak berusia 12 tahun yang mengalami kekerasan seksual dari ayahnya setelah dia tidak sengaja melihat ayah dan ibunya berhubungan badan. Situasi ini berlangsung cukup lama, bahkan ibu Mitsuko kerap dipaksa melihat Mitsuko diperkosa ayahnya.

Di sisi lain, ada novelis erotis bernama Taeko yang menulis cerita yang mirip dengan kisah Mitsuko. Nah, di sinilah perlahan semua pertanyaan sedari awal cerita terjawab. Silakan tonton sendiri. Sekali lagi, film semi Jepang satu ini agak kurang nyaman ditonton bagi sebagian orang.

#4 The Glamorous Life of Sachiko Hanai, film semi Jepang ringan yang bisa jadi pilihan

Film ini mengisahkan tentang seorang perempuan pekerja seks bernama Sachiko Hanai (Emi Kuroda). Dalam pekerjaannya, Sachiko punya spesialisasi menjadi gadis roleplay, cosplay, dan eksperimen seksual serupa.

Suatu hari, Sachiko tidak sengaja melihat aktivitas dan transaksi gangster, yang mana itu membuat Sachiko ditembak di kepala. Alih-alih mati, Sachiko tetap hidup dan punya kekuatan super akibat tembakan itu. Gimana kelanjutan ceritanya? Ya nonton sendiri lah! The Glamorous Life of Sachiko Hanai ringan ditonton, kok, tidak seperti dua film sebelumnya.

#5 White Lily (Howaito rirî), film semi Jepang yang dirilis tahun 2016 silam

Mengisahkan seorang perempuan pelarian bernama Haruka (Rin Asuka) yang diselamatkan oleh seorang seniman keramik terkenal bernama Tokiko (Kaori Yamaguchi) dan suaminya. Haruka dijanjikan untuk diajari membuat keramik oleh Tokiko. Namun, hubungan mereka berubah ketika suami Tokiko meninggal. Tokiko dan Haruka menjadi dua perempuan yang menjalin hubungan sesama jenis.

Hubungan keduanya menjadi lebih rumit ketika Satoru, seorang pemuda, datang ke rumah Tokiko. Lalu ada juga Akane, pacar Satoru, yang mengetahui apa yang dilakukan oleh Satoru di rumah Tokiko. Di sinilah konflik cerita film ini perlahan mencapai klimaks. Tonton sendiri saja film semi Jepang satu ini. Bagus, kok.

#6 Wet Woman In the Wind (Kaze ni nureta onna), kisah mantan penulis drama yang pergi ke desa kecil

Mengisahkan seorang Kozuke Takasuke (Tasuku Nagaoka), seorang mantan penulis drama sukses, yang memutuskan untuk pergi dari Tokyo dan tinggal di desa. Kozuke memutuskan untuk tinggal di desa guna mencari kedamaian, sebab kehidupan sebelumnya dipenuhi keglamoran, wanita, dsb.

Akan tetapi ketika tinggal di desa, Kozuke bertemu dengan Shiori (Yuki Mamiya). Shiori yang memang genit dan pervert, tanpa lelah mencoba mendekati dan menggoda Kozuke, mengganggu kedamaiannya. Di sinilah cerita keduanya dimulai.

#7 A Helpless Love Song (Dô shiyô mo nai koi no uta), film semi Jepang yang rilis tahun 2018 silam

A Helpless Love Song mengisahkan seorang pria bernama Mitsutoshi Yashiro (Shinsuke Kato) dengan keputusasaannya. Mitsutoshi mengalami sederet kegagalan dalam hidupnya. Dia gagal dalam bisnis, juga gagal dalam pernikahannya. Lantaran putus asa, Mitsutoshi memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Akan tetapi di tengah perjalanan mencari tempat untuk mengakhiri hidupnya, Mitsutoshi memutuskan untuk mampir ke sebuah area prostitusi (red light district) dan ingin berhubungan seks untuk terakhir kali. Di situlah Mitsutoshi bertemu dengan Hina (Rina Fujisaki) yang ternyata menjadi perempuan yang mengubah jalan hidupnya.

Itulah setidaknya 7 rekomendasi film semi Jepang yang harus kalian tonton minimal sekali seumur hidup. Kalau kalian ada rekomendasi film semi selain yang ada di daftar ini, silakan berbagi.

Penulis: Iqbal AR
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Rekomendasi 10 Film Semi Filipina yang Wajib Ditonton Minimal Sekali Seumur Hidup.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version