Rekomendasi 5 Varian Rokok Sukun, Beda Jenis Beda Pula Sensasinya

Rekomendasi 5 Varian Rokok Sukun, Beda Jenis Beda Pula Sensasinya Terminal Mojok

Rekomendasi 5 Varian Rokok Sukun, Beda Jenis Beda Pula Sensasinya (Ahangahmad12/Shutterstock.com)

Rokok Sukun sangat masyhur di telinga kebanyakan orang, apalagi di daerah Pantura area Kudus dan sekitarnya. Di daerah saya, produk Sukun merajai etalase di toko-toko bersaing dengan Djarum dan beberapa merek rokok lainnya. Tentang rokok Sukun, rokok inilah yang saya jadikan sebagai “alat latihan” ketika dulu pertama kali belajar merokok yang dibeli dengan cara patungan dengan teman-teman. Kalau sedang bokek, kami terpaksa membeli eceran di warung yang nggak jauh dari sekolahan.

Bertahun-tahun menjadi perokok, saya sudah mencoba beberapa varian rokok Sukun. Menurut saya, masing-masing varian dari rokok Sukun memiliki sensasi yang berbeda jika diisap. Berikut rekomendasi lima varian rokok Sukun yang bisa dicoba.

#1 Sukun Executive

Di daerah saya, di Jepara, rokok ini biasa disebut Sukun Putih lantaran bungkusnya yang berwarna putih. Sukun Executive ini sangat digandrungi masyarakat sini dan biasa dijadikan sebagai hantaran untuk kondangan atau buwuh. Selain itu, varian ini juga biasa disajikan sebagai suguhan para tamu untuk acara nikahan, sunatan, dan bahkan kematian. Biasanya, batang-batang rokok akan diletakkan di dalam gelas, kemudian ditaruh di meja.

Beberapa varian rokok Sukun, salah satunya Sukun Executive (Tupaiterbang/Shutterstock.com)

Soal rasa, Sukun Executive punya aroma rempah yang khas, sedotan dan tarikannya enteng, dan memiliki kepulan asap yang cukup banyak. Oleh karena itu, rokok ini biasa dijadikan rokok percobaan dan alat latihan bagi mereka yang baru belajar merokok.

#2 Sukun Special Merah (filter)

Hampir sama dengan Sukun Executive, varian ini juga menjadi pilihan orang-orang di desa saya, meski Sukun Executive lebih digandrungi. Padahal dari segi rasa, menurut saya varian Sukun Special Merah lebih unggul. Yah, semua memang tergantung selera masing-masing. Tarikan dari varian ini enteng, rasa dan aromanya mantap, dan kepadatan batangnya solid. Biasanya varian ini dijadikan upah tambahan bagi tukang gali kubur di desa saya.

#3 Sukun Special Hijau (non-filter)

Perjumpaan saya dengan Sukun Special Hijau terjadi ketika saya pergi ke warung langganan. Awalnya saya ingin membeli rokok Djarum 76 Madu Hitam, tapi setelah melihat varian Sukun satu ini, iman saya goyah dan memutuskan untuk mencobanya,

Harga Sukun Special Hijau yang di bawah 10 ribu membuat saya nggak menaruh ekspektasi terlalu tinggi. Batangnya agak keras, sehingga ketika hendak membakarnya, saya harus memijat batangnya terlebih dulu agar sedikit empuk. Soal aroma, Sukun Special Hijau lebih terasa aromanya ketimbang varian Special Merah. Sedotannya lumayan berat, tapi nggak terlalu masalah. Varian ini lebih unggul dalam durasi bakarnya. Secara keseluruhan, varian ini nggak terlalu buruk.

Sukun Hijau punya batang yang agak keras (Shutterstock.com)

Saran saya, ketika menikmati rokok ini, lebih baik ada dorongannya semisal air lemon atau biji-bijian. Saya jamin nuansa dan pengalaman mengisapnya akan lebih mantap.

#4 Sukun 2000

Ketika Idulfitri kemarin, bapak saya membeli Sukun 2000 dengan jumlah yang banyak. Beliau berkata kalau rokok ini disukai oleh orang-orang yang sudah sepuh. Awalnya saya nggak tertarik untuk mencoba, tapi karena terbawa rasa kepo, saya akhirnya mencoba membakar satu batang.

Sensasi dari isapannya kurang lebih hampir sama dengan Sukun Special Hijau, tapi varian ini lebih kuat dalam segi aroma. Meskipun begitu, di jumlah batang yang kelima saya menyerah. Saya pun ingin melihat kebenaran yang dikatakan bapak saya bahwa rokok ini disukai oleh orang sepuh. Ternyata benar, saya melihat mbah-mbah yang datang ke rumah begitu menikmati ketika mengisap rokok ini. Tentu saja dengan dorongan berupa kopi.

#5 Sukun Magno

Di antara varian Sukun yang lain, bungkus dari Sukun Magno memiliki tampilan yang paling keren. Saya nggak sengaja ketemu varian ini ketika datang ke toko rokok di Yogyakarta. Berhubung saya sedang kangen dengan produk Sukun, saya pun memilih varian ini.

Sukun Magno (Tupaiterbang/Shutterstock.com)

Tampilannya yang keren dan elegan membuat saya menaruh ekspektasi tinggi terhadap rokok ini, untungnya ekspektasi saya terpenuhi. Tarikannya enteng, nyaman, dan sopan keluar masuk dari mulut. Aroma dan rasa yang dihasilkan juga nggak kalah dengan varian yang lain. Pokoknya mantap sekali. Namun, ketika saya pulang ke Jepara, saya nggak menemukan Sukun Magno di warung langganan.

Sebenarnya varian dari rokok Sukun sangat banyak. Seluruh varian belum khatam saya coba. Tapi yang jelas, Sukun tetap menjadi pilihan baik di tengah gempuran merek rokok yang kian beraneka ragam.

Penulis: Imam Rosyadi Araiyyi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Merek Rokok Jadul yang Harus Diproduksi Kembali.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version