Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Rajin Pangkal Pandai, Honda BeAT Pangkal Kaya

Ade Vika Nanda Yuniwan oleh Ade Vika Nanda Yuniwan
15 Maret 2023
A A
Honda BeAT

Motor Honda Beat (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Siapa bilang BeAT adalah simbol kemiskinan? BeAT justru simbol dari kekayaan yang hakiki daripada Alphard, (Toyota) Supra, dan segala jenis kendaraan bermerek lainnya.

Saya adalah pengendara motor Honda BeAT sejak masih duduk di bangku perkuliahan. Dan bagi saya yang waktu itu masih anak kos, Honda BeAT adalah satu-satunya motor yang bisa kooperatif di segala situasi. Meskipun banyak orang bilang jika Honda BeAT identik dengan lambang kemiskinan, buat saya sih bodo amat. Banyak situasi yang saya lalui bersama Dita (panggilan Honda BeAT merah kesayangan saya), yang membuat saya bersyukur sekali menjadi owner motor ramping keluaran 2014 ini.

Sebelum saya menggunakan Honda BeAT sebagai kendaraan sehari-hari saya, saya adalah pengguna motor bebek Supra X 125 D keluaran 2006. Namun, motor itu akhirnya harus dipensiunkan karena rusak parah di bagian lampu sampai cover depan bodi motor rusak parah akibat nyungsep setelah menyenggol motor pengendara lain dari belakang. Untuk itulah di tahun 2017 orang tua saya akhirnya berinisiatif untuk beli motor bekas. Dan dari sanalah cerita saya bersama Dita dimulai.

Sempat ragu

Sejujurnya saya sempat underestimate dengan motor ini. Selain karena modelnya terbilang jadul dibanding motor keluaran Honda lainnya di tahun yang sama. Menurut saya kala itu, Honda BeAT yang bodinya mini terlihat ringkih untuk dijadikan kendaraan lintas pulau seperti lintas Pulau Jawa dengan Pulau Madura atau sebaliknya, jika dibandingkan dengan Honda Vario atau Suzuki Address. Karena tidak ada pilihan lain, dengan berat hari waktu itu saya menerima BeAT pemberian ayah-ibu saya. Setidaknya saya masih bisa berpergian menggunakan motor pribadi saya tanpa perlu merepotkan teman-teman saya.

Kini, bertahun-tahun menjadi owner Dita, saya dibuat terpukau dengan kebandelannya. Pepatah yang berbunyi “jangan nilai buku dari covernya” rasanya memang pantas ditujukan kepada saya. Ha wong si Dita sudah banyak membuktikan kekuatannya yang nggak kaleng-kaleng sehingga saya merasa pantas dan sah-sah saja jika meromantisasi keberadaan Honda BeAT merah saya ini sebagai saksi perjuangan saya dalam mencari ilmu di Pulau Madura hingga mencari nafkah sampai detik ini.

Motor irit adalah koentji

Pertama, diperkuat dengan jantung mekanis 4-langkah OHC berpendingin udara berkapasitas 108cc dan telah dibekali teknologi injeksi (PGM-FI) praktis bikin BBM irit. Lalu apa hubungannya dengan perjuangan saya? Lha saya bisa wara-wiri kampus-kos-kampus-kos buat bimbingan atau kuliah waktu itu tanpa khawatir kendaraan saya bakal boros BBM.

Perkara kerja pun, dengan motor BeAT ini saya jadi lebih hemat dalam mengatur keuangan. Saya bisa menekan jatah uang BBM dan uang bisa dialokasikan untuk hal lain. Efektif kan? Saya yakin nggak ada pekerja yang mau cuan bulanannya habis hanya untuk jatah BBM. Kalau ada yang hemat BBM kenapa harus pilih yang boros?

Bodi BeAT yang ramping

Kedua, punya bodi yang ramping bikin saya lagi-lagi harus bersyukur karena motor BeAT ini tetap bisa melaju zig-zag di tengah kemacetan. Motor ini seolah seperti ditakdirkan untuk saya karena saya tipikal orang yang serba nggak sabaran saat kemacetan di jalan. BeAT merah ini bisa tetap melaju dan nyelip kanan-kiri. Sehingga saya yang kerjanya suka dikejar-kejar deadline waktu bisa sampai di lokasi tepat waktu.

Baca Juga:

Honda BeAT Milikmu Terasa Lemot, Nggak Bertenaga di Tanjakan? Tenang, Sini Saya Kasih Solusinya

Honda Beat: Motor Sejuta Umat yang Terlalu Diagung-agungkan, padahal Nggak Sebagus Itu

Ini bisa jadi keuntungan tersendiri bagi saya. Saya nggak bisa bayangin kalau saya harus berpergian menggunakan motor berukuran besar yang bikin saya susah nyelip. Nggak kebayang berapa lama waktu yang harus saya tempuh dalam perjalanan untuk sampai di tempat kerja.

Banjir? Sepele

Ketiga, meskipun saya nggak terlalu paham urusan permesinan, setidaknya baru-baru ini saya menyadari fakta baru jika motor saya Honda BeAT lebih tatag dalam menerjang banjir. Fakta ini baru saya ketahui saat saya membandingkan performa motor Yamaha NMax dan Honda BeAT saya saat saya melintasi kawasan rawan banjir di kampung saya. BeAT memudahkan saya dalam menerjang banjir tanpa ada indikasi rewel, sedangkan NMax, nggak perlu ditanyakan lagi. Berawal dari mbrebet, lama-kelamaan gas motor NMax tidak berfungsi sama sekali. Jangan tanya kenapa, jelas mesin motor bongsor ini kemasukan air.

Lalu bagaimana dengan performa Dita? Meskipun banjir saat itu nyaris merendam knalpot motor cebol BeAT saya, dengan penuh keberanian dan kekuatan, BeAT saya menjadi penyelamat dan berhasil mengantarkan saya ke tempat kerja. Meskipun saya harus rela seperempat bagian bawah rok saya kuyup terendam banjir, setidaknya si Dita dengan gagah berani menjadi penyintas dan membutkikan ke saya kalau saya nggak perlu ketar-ketir soal mesinnya yang bandel saat diterjang banjir.

Dari ketiga pengalaman di atas, sebenarnya ada banyak hal yang membuat saya makin bersyukur memiliki Honda BeAT sebagai kendaraan sehari-hari saya. Motor yang sering dikaitkan dengan lambang kemiskinan ini justru sebenarnya bisa membuat siapa saja yang berniat jadi kaya lewat jalan menghemat bin ngirit. Meskipun preferensi mengenai kendaraan setiap orang berbeda-beda, tapi bagi saya Honda BeAT adalah kendaraan yang ramah kepada para penggunanya. Mulai dari ramah soal urusan kebandelan mesin, BBM, hingga biaya perawatan.

Penulis: Ade Vika Nanda Yuniwan
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Honda Beat Mati Mendadak? Jangan Panik, Cek 5 Hal Ini

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 Maret 2023 oleh

Tags: honda beatiritKayalambang kemiskinan
Ade Vika Nanda Yuniwan

Ade Vika Nanda Yuniwan

Pekerja literasi yang mencintai buku, anak-anak, dan pendidikan. Suka berdiskusi sambil nulis ringan untuk isu-isu yang di sekelilingnya.

ArtikelTerkait

Honda Beat sumber gambar akun IG Honda

Review Honda Beat setelah 5 Tahun: Masih Aman, Masih Nyaman

12 November 2021
Nggak kayak Karyawan SCBD, 5 Alasan PNS Nggak Perlu Bikin Video Flexing Kantor Terminal Mojok.co

PNS Kaya Nggak Melulu karena Korupsi, Ini 5 Alasan PNS Bisa Kaya

26 November 2022
Honda Beat Deluxe Smart Key, Sebaik-baiknya Motor untuk Driver Ojol Mojok.co

Honda Beat Deluxe Smart Key, Sebaik-baiknya Motor untuk Driver Ojol

22 April 2025
Menebak 5 Alasan Kenapa Orang Cuma Pesan Minum Saat di Tempat Makan

Menebak 5 Alasan Kenapa Orang Cuma Pesan Minum Saat di Tempat Makan

26 Juli 2021
Honda BeAT, Motor Terbaik untuk Menemani Mahasiswa UNNES Menjalani Hidup

Honda BeAT, Motor Terbaik untuk Menemani Mahasiswa UNNES Menjalani Hidup

28 Maret 2025
Kebiasaan Ngirit Skincare yang Sebaiknya Dihentikan Terminal Mojok

Kebiasaan Ngirit Skincare yang Sebaiknya Dihentikan

9 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.