Rahasia Penglaris Waroeng Spesial Sambal SS

Rahasia Penglaris Waroeng Spesial Sambal SS (Pixabay)

Rahasia Penglaris Waroeng Spesial Sambal SS (Pixabay)

Kalau ada warung makan yang tidak pernah sepi, selalu bikin emosi, tetapi dirindukan lidah dan hati, tidak berlebihan rasanya kalau saya akan menyematkan itu ke Waroeng Spesial Sambal SS. Ada yang nggak setuju sama saya kalau Waroeng SS memang sedahsyat itu?

Usaha kuliner yang dimulai dari warung kaki lima 20 tahun lalu, kini telah menjadi salah satu jawara di Indonesia. Tidak sulit menemukan Waroeng Spesial Sambal SS di kota-kota besar di Pulau Jawa

Berbekal senjata utama berupa sambal, jagat perkulineran dibuatnya semakin pedas dan panas dengan sepak terjang mereka selama ini. Namun, untuk mencapai posisinya sekarang, ada banyak fakta yang tidak diketahui masyarakat ramai dan malahan beberapa kali menimbulkan tuduhan dan prasangka.

Rahasia #1 Bertahun-tahun tidak untung

Dari pulau Dewata hingga tanah Pasundan, dari tanahnya Para Raja Jawa hingga menyeberang ke Negeri Jiran, rasa-rasanya memang agak jarang menemukan cabang Waroeng Spesial Sambal SS sepi dari pelanggan. Bahkan di “jam mati”, Waroeng SS tetap saja ramai.

Ya nggak heran kalau mencuatkan isu penglari. Nggak kaget juga sih mengingat kultur masyarakat kita yang penuh kedengkian kewaspadaan dalam perkara kekayaan. Susah melihat orang lain yang kok begitu mudahnya mendulang kesuksesan. Padahal, Waroeng SS sendiri di tahun-tahun pertamanya justru dilanda kerugian.

Hebatnya lagi, kerugian itu terjadi bukan hanya 1 atau 2 tahun, melainkan 5 tahun. Benar, 5 tahun! Selama itulah Waroeng Spesial Sambal SS belum menenggak manisnya keuntungan. 

Bayangkan saja warung penyetan pinggir jalan yang nggak untung selama itu, saya yakin pasti lebih banyak yang memilih gulung tikar daripada repot-repot bertahan. Lima tahun penuh penderitaan itu nyatanya tidak cukup untuk meruntuhkan semangat dan menghentikan perjuangan mereka. What doesn’t kill you, makes you stronger.

Benar saja. Setelah masa itu berlalu, sejarah mencatat Waroeng Spesial Sambal SS berhasil bangkit. Puluhan cabang berdiri, ribuan orang bergabung, omzet pun membumbung. Buah kerja keras Waroeng SS selama 5 tahun pertama, sedikit demi sedikit mulai terbayarkan.

Waroeng Spesial Sambal SS mungkin tidak selalu sukses besar di setiap pembukaan seperti perkiraan banyak orang. Namun, kegagalan-kegagalan mereka sudah dicicil sedari awal.

Rahasia #2 Sambal perlawanan terhadap kemapanan

Gula itu manis sebagaimana kenangan kopi itu pahit. Sambal pun sudah sepatutnya pedas. Sayangnya, seorang pemuda bernama Yoyok Hery Wahyono tidak mendapati demikian. Di kota tempatnya merantau, a.k.a Jogja, ke mana saja roda motornya menjejak, tidak ditemuinya sambal yang pedas. Semuanya manis atau setidaknya ada manis-manisnya seperti di iklan air mineral. Lidah dan hati nuraninya memberontak.

“Ini tidak benar! Sambal itu pedas. Sambal itu harus pedas!” Hardiknya sendiri.

Di tengah pergulatan batinnya, ditambah usus 12 jarinya yang sudah tidak bisa berkompromi lagi, pemuda ini memutuskan untuk membuat sendiri sambalnya. Dengan ulekan di tangan kanan dan cobek di tangan kiri, serta resep sambal turun-temurun di dalam kepalanya, terlahirlah sambal perlawanan yang kelak akan meruntuhkan dominasi sambal-sambal manis di kota tempatnya merantau.

Berawal dari seorang kawan yang kemudian memberitakan ke kawannya yang lain, sebuah ide untuk melakukan perlawanan secara terang-terangan akhirnya muncul. Hingga akhirnya berdirilah Waroeng Spesial Sambal SS yang kala itu berupa tenda kaki lima di pinggir jalan raya utama di samping tempat kondangan terkemuka kampusnya. 

Memperkenalkan sesuatu yang baru untuk mengubah zona nyaman tentunya bukan perkara mudah. Banyak yang mengkritik dan mencibirnya sebagai pemimpi. Tidak masalah bagi pemuda ini karena dia meyakini mimpinya. Dia juga tahu, meskipun menjadi pemimpi, dia tidak sendiri.

Lambat laun, sambal di Waroeng Spesial Sambal SS mulai diperbincangkan. Dari sekadar kritikan karena menjual sambal terpisah di saat semua warung makan menggratiskannya, hingga anggapan bahwa level kepedasan sambalnya yang dianggap berada di atas ambang batas toleransi lidah warga Jogja. 

Bagi pemuda ini, sambal tetaplah sambal dan pedas mestilah pedas. Keyakinan ini terbayar ketika banyak orang seperti dirinya, yang mendambakan sambal sebagaimana hakikatnya sambal, mulai berdatangan dan menjadi konsumen tetap di Waroeng Spesial Sambal SS.

Orang-orang tidak sekadar membeli sambal dan kepedasan di Waroeng SS. Mereka membiayai perlawanan terhadap kemapanan sambal-sambal manis dan menjaga keberlangsungan idealisme pedasnya.

Rahasia #3 Ora nduwe musuh ora kepenak

Kalau orang lain bakalan misuh-misuh ketika secara tiba-tiba kompetitor mendekati lokasi usahanya, apalagi dengan jualan produk yang sama persis, Waroeng SS bisa dibilang nyeleneh dan menyalahi kebiasaan. Jangankan misuh-misuh, yang terjadi malahan Waroeng Spesial Sambal SS akan menggelar syukuran, doa bersama, sampai sebisa mungkin mereka dapat menghadiri grand opening kompetitornya itu. Dan kalau perlu, makan siang di situ hingga 7 hari ke depan sebagai bentuk dukungan.

Lha, kok? Apakah mereka akan menyabotase, mengirim santet, mata-mata, atau bahkan bikin gaduh usaha kompetitornya? Jawabanya tidak sama sekali. Mereka melakukannya dengan tulus dan senang hati.

Waroeng SS akan selalu mendukung berkembangnya industri kuliner. Khususya jagat kuliner persambalan. Sebutkan nama-nama kompetitor Waroeng Spesial Sambal SS di Jogja, beberapa dari mereka pastilah pernah belajar langsung dengan si empunya Waroeng SS. 

Ilmu-ilmu dan pengalaman membangun bisnis kuliner pun akan menjadi topik utamanya. Tidak hanya itu, tema-tema seperti pengendalian bahan baku, strategi keuangan, dan pengelolaan SDM pun akan turut beliau ajarkan. Saya sendiri saksi hidupnya.

Tujuan dari dukungan Waroeng Spesial Sambal SS ini tentunya agar semakin banyak usaha kuliner yang mengandalkan produk sambalnya. Sehingga secara tidak langsung akan mengampanyekan budaya makan sambal secara lebih masif lagi. Dan ujungnya, sambalnya Waroeng SS akan ditandingkan dengan sambal warung makan lain secara apple to apple. Sambal bertemu sambal, pedas beradu pedas.

Sama halnya seperti nelayan Jepang yang memasukkan ikan hiu kecil ke kotak-kotak ikan tangkapannya agar ikan-ikan itu terus berlari sehingga terjaga kesegarannya. Kompetisi semacam inilah yang mereka butuhkan untuk terus bergerak dan menjadi lebih baik.

Itulah, pembaca yang baik, “rahasia penglaris” Waroeng Spesial Sambal SS.

Penulis: Mohammad Ibnu Haq

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA 5 Menu Waroeng Spesial Sambal (SS) yang Recommended

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version