Orang Indonesia suka makan mi dan makanan pedas
Bisa dibilang mi merupakan makanan untuk semua orang lintas usia, status sosial, dan gender. Hampir semua kalangan suka menyantap mi. Mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lansia suka makan mi. Teksturnya yang empuk membuat mi menjadi makanan sejuta umat.
Selain itu, masyarakat kita kebanyakan suka makanan dengan cita rasa pedas. Hidup tanpa sambal itu, kalau kata Mbak Inul, bagai sayur tanpa garam. Hambar, Gaes. Walaupun nggak semua orang suka pedas, namun persentase orang yang suka pedas ini jumlahnya jauh lebih banyak. Nah, Mie Gacoan seolah hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kita yang suka makan mi dan suka makan makanan pedas.
Psikologi marketing yang piawai
Visualisasi dari image Mie Gacoan ini menurut saya cukup cerdas. Biasanya jika ramai pembeli, kebanyakan pengusaha akan berusaha mengurai antrean agar pelanggan mereka nggak kecewa. Namun Mie Gacoan berbeda, mereka sepertinya sengaja memberikan persepsi pada masyarakat bahwa membeli makan di sini yah siap-siap antre. Jadi, jika ada yang bilang bahwa Mie Gacoan pakai penglaris, ini kayaknya salah, yang bener itu pengelolanya malas buat nambah kasir lagi. Wqwqwq.
Kesan ramai dan antre mungkin cukup membuat para calon konsumen balik arah, namun hal ini juga akan membuat orang merasa penasaran. Ya kayak saya ini jadi penasaran dan nekat datang juga. Toh, jika sudah masuk ke dalam outlet, sebenarnya kita nggak perlu mengantre lama juga, kok. Soalnya menu makanan di sini pengolahannya cukup praktis, sehingga nggak membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu makanan hingga dihidangkan.
Persepsi ini nyatanya cukup ampuh. Terbukti dengan loyalitas konsumen Mie Gacoan yang rela buat mengantre. Menurut saya, ini keren, sih.
Penulis: Reni Soengkunie
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Mie Gacoan, Tolok Ukur Kemajuan Suatu Daerah.