Rahasia di Balik Rating Penumpang Gojek: Nilai Apik, Anti Dapat Driver Antik

Rahasia di Balik Rating Penumpang Gojek: Nilai Apik, Anti Dapat Driver Antik

Rahasia di Balik Rating Penumpang Gojek: Nilai Apik, Anti Dapat Driver Antik (unsplash.com)

Sudah tahu belum kalau penumpang juga dapat rating di aplikasi Gojek? Sekarang driver bisa kasih rating ke penumpang, lho~

Keberadaan transportasi online seperti Gojek tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat di era serba digital ini. Sejak pertama kemunculannya, Gojek disambut baik oleh publik. Pasalnya, perusahaan teknologi asal Indonesia ini menawarkan transparansi ongkos dan rute sedari awal. Konsumen tak perlu lagi repot melakukan negosiasi atau menunjukkan arah sebagaimana jika menggunakan ojek pangkalan.

Fenomena tersebut membuktikan bahwa isu perlindungan konsumen telah menjadi fokus perhatian perusahaan. Ditambah lagi, pelanggan semakin merasa aman karena diperbolehkan menilai dan melihat jumlah bintang pengemudi Gojek yang akan menerima pesanannya. Namun, ternyata mitra Gojek pun diberi hak setara untuk menorehkan rating bagi para penumpang.

Sepintas kebijakan penilaian konsumen tersebut seakan bertujuan sebatas upaya perlindungan bagi mitra Gojek. Nyatanya cara ini juga menguntungkan pengguna seperti saya. Memang saya tidak dapat menilik rating mereka tanpa bertanya langsung ke driver. Akan tetapi, jika merasa memperoleh sederet keberuntungan berikut, besar kemungkinan peringkat penumpang milik kita yang sudah digoreskan oleh para mitra Gojek selama ini cukup memikat.

Menjadi prioritas dalam mendapatkan pengemudi, jauh tetap disambangi

Pernah merasa diberkati karena gampang memperoleh driver Gojek meskipun di jam sibuk? Ini artinya, rating penumpang yang disematkan di aplikasi Gojek memperlihatkan angka yang terbilang oke. Biasanya, mereka yang menyandang penilaian 4,7 ke atas akan menjadi prioritas.

Seperti halnya penumpang, para driver pun menaruh atensi pada sistem rating. Mereka juga masih waras untuk tidak mengambil order dari penumpang berlabel jeblok. Sebab, pengguna layanan semacam itu dianggap berpotensi menimbulkan masalah. Misalnya saja, driver harus membuang waktu lama karena menunggu penumpang yang belum siap saat dijemput.

Makanya bila bintang kita cemerlang, mitra Gojek akan dengan senang hati tetap menghampiri tanpa mengeluhkan jarak tempuh atau larutnya waktu panggilan. Ditambah lagi, sistem aplikasi akan secara otomatis mencarikan driver tanpa menimbang seberapa jauh posisi ojek dengan penumpang. Sebagai seorang MUA yang kerap bekerja di saat subuh, rating penumpang Gojek 4,7 milik saya bisa menjadi penyelamat untuk tidak terlambat.

Pengalaman berkendara tanpa drama

Rating penumpang Gojek tidak sekadar angka, melainkan juga mencerminkan sikap dan perilaku penumpang selama perjalanan. Ibarat jodoh, pelanggan yang mempunyai sikap terpuji nantinya akan dipertemukan dengan driver berbudi. Artinya, minim kemungkinan akan terjadi drama di antara mereka.

Jujur saja, selama menggunakan Gojek, saya tidak pernah menemukan kendala. Boleh dikata, semua mitra yang pernah bertransaksi mempunyai etos kerja mumpuni. Tidak satu orang pun dari mereka yang membuat saya menanti lama atau marah-marah ketika titik jemput sedikit bergeser. Pengalaman menyenangkan ini pastinya membuat saya enggan beralih ke layanan transportasi online lain walaupun diberondong iming-iming ongkos yang lebih murah.

Selain kondisi kendaraan yang bersih serta pengemudi responsif, mereka juga paham benar bagaimana memperlakukan pelanggan. Misalnya, saat saya kerepotan membawa koper makeup yang besar dan berat, mereka tanpa diminta berinisiatif membantu. Entah ini karena faktor rating penumpang atau tidak, yang jelas kesediaan para mitra Gojek merespons konsumen pasti dipengaruhi oleh opini pribadi sebelum kesepakatan transaksi.

Rating penumpang Gojek bukan satu-satunya patokan

Sebagai seorang pengguna sarana transportasi online, saya cukup diuntungkan dengan adanya sistem penilaian penumpang. Di sisi lain, tidak adil rasanya menjatuhkan vonis kepada seseorang hanya berdasarkan angka yang diketik secara subjektif. Peringkat pengguna sebaiknya dijadikan sebagai saringan awal kesudian setiap pihak sebelum melangsungkan transaksi, bukan menaksir kepribadian pelanggan.

Sebab, ada kalanya pengemudi berkendara dengan seseorang yang introvert. Alih-alih ingin bersikap ramah dengan membuka pembicaraan, justru dijawab sekenanya lantaran kikuk bercakap dengan orang asing. Jika salah satu pihak merasa terganggu atau tersinggung tidak tertutup kemungkinan bintang lima gagal diberikan.

Secara keseluruhan, sistem rating penumpang yang diterapkan oleh Gojek adalah langkah positif dalam meningkatkan kualitas layanan dan pengalaman pengguna. Terlepas dari manfaat penilaian penumpang, kita harus menyadari pentingnya bersikap memanusiakan orang lain tanpa memandang profesi mereka. Pun, tidak memperlakukan ojek online semena-mena.

Misalnya saja, dengan sadar memilih transportasi mobil ketimbang motor jika penumpang lebih dari satu orang walau tarifnya sedikit lebih mahal. Ini merupakan tanggung jawab bersama antara penumpang dan mitra untuk menciptakan ekosistem transportasi online yang aman, nyaman, dan saling menghargai. Setidaknya, dengan rating penumpang yang dianggap layak, driver Gojek tidak ragu menjemput kita di malam hari atau tempat sepi lantaran dikira panggilan dari dunia lain.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Motor Ojek Online Paling Nggak Nyaman, Bikin Resah Penumpang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version