Baturraden, Patikraja, Kedungbanteng: Kecamatan di Banyumas yang Lebih Nyaman Dibanding Purwokerto yang Makin Sesak

Baturraden, Patikraja, Kedungbanteng: Kecamatan di Banyumas yang Lebih Nyaman Dibanding Purwokerto yang Kian Sesak Mojok.co

Baturraden, Patikraja, Kedungbanteng: Kecamatan di Banyumas yang Lebih Nyaman Dibanding Purwokerto yang Kian Sesak (unsplash.com)

Baturraden,Patikraja, Kedungbanteng Kecamatan di Banyumas yang bisa jadi pilihan ketika hidup Purwokerto mulai menyebalkan.

Purwokerto menjelma menjadi kota yang sesak oleh pendatang, baik para pekerja atau para pelajar. Memang Purwokerto belum sepadat Jakarta, Surabaya, atau Bandung. Namun, fenomena 100 ribu mahasiswa di Kota Satria membuktikan kota ini punya potensi didatangi lebih banyak orang ke depan. Apalagi kalau pemerintah setempat nggak punya kebijakan yang jelas. 

Itu mengapa, Purwokerto tinggal menghitung waktu untuk menjadi daerah dengan berbagai masalah. Seperti yang kita tahu, daerah yang tidak siap jadi tujuan perantauan akan mengalami berbagai persoalan seperti kemacetan, kriminalitas, dan lunturnya budaya asli. Sebenarnya, beberapa permasalahan itu sudah terlihat saat ini. 

Kemacetan dan kriminalitas mulai menghantui Purwokerto

Kemacetan di ibu kota Kabupaten Banyumas ini bisa dengan mudah kita saksikan di pagi dan sore hari. Penyebabnya beragam, salah satunya, terlalu banya kendaraan pribadi yang melintas. Padalah di sana sudah tersedia moda transportasi publik yang terintegrasi di Purwokerto, yakni Trans Banyumas.

Selain kemacetan, kriminalitas mudah dijumpai di kota yang berada di selatan Gunung Slamet ini. Mulai dari kenakalan remaja, pencurian sepeda motor hingga tawuran antar kelompok. Belum lagi lunturnya bahasa ngapak yang kian ditinggalkan oleh para penuturnya. Banyak anak muda yang merasa malu untuk menuturkan bahasa asli ibu mereka. Ini menjadi sebuah masalah yang menarik empati kita semua.

Bagi kalian para mahasiswa yang muak dengan segala permasalahan yang terjadi di Purwokerto, saya sarankan agar memilih tiga kecamatan ini sebagai alternatif tempat tinggal. Pertimbangakan tiga kecamatan ini baik-baik, Sedulur!

Baca halaman selanjutnya: Kecamatan Patikraja …

Kecamatan Patikraja yang hanya butuh waktu 15 menit ke Purwokerto

Patikraja merupakan kecamatan di Banyumas yang berada di selatan Purwokerto. Ketika menempuh pendidikan di Kota Satria, saya sempat tinggal di Kecamatan Patikraja selama 1,5 tahun. Waktu yang cukup untuk mengenal suatu daerah. 

Lokasinya yang berada di luar pusat kota membuat kecamatan satu ini lebih nyaman untuk ditinggali. Lahan persawahan yang masih luas membuat udara di Patikraja begitu bersih dari pencemaran. Selain itu, akses menuju Kota Satria pun sangat terjangkau. Bagi yang hendak tinggal di area Kecamatan Patikraja, kalian hanya memerlukan waktu 15 menit untuk mencapai Purwokerto.

Oh ya, selain lokasinya yang tidak terlalu memakan waktu ke pusat kota, biaya hidup di kecamatan ini terpantau masih murah. Bahkan, saat awal menjadi mahasiswa, saya masih bisa membeli rames dengan harga Rp.3000 saja. Biaya sewa kos di area Patikraja pun lebih terjangkau dibandingkan berbagai kos dan kontrakan di Purwokerto. Pada 2019, saya hanya membayar Rp1,5 juta untuk uang kos selama satu semester. Sudah biaya makannya murah, sewa kosnya terjangkau pula. Mantap pokoke, Lur!

Baturraden yang berada di kaki Gunung Slamet

Berbeda dengan Kecamatan Patikraja yang memiliki kontur dataran rendah, Baturraden cenderung memiliki kontur wilayah yang menanjak. Alasannya, karena kecamatan yang memiliki banyak destinasi wisata alam ini berada tepat di kaki Gunung Slamet. Letaknya yang berada di sebelah utara Purwokerto membuat Baturraden menjadi salah satu kecamatan yang mendapat luapan jumlah pendatang dari Kota Satria. 

Bagi mahasiswa yang hobi nongki dan jalan-jalan dijamin bakal betah tinggal di Baturraden. Selain wisata alam yang melimpah, Baturraden termasuk salah satu daerah yang dipenuhi dengan berbagai kafe dan restoran yang estetik dan memikat. Pokoknya kalian nggak bakal kehabisan referensi tempat nongkrong, deh!

Membahas mengenai jarak, Baturraden memiliki waktu tempuh yang sangat terjangkau dari Purwokerto. Hanya sekitar 20 menit saja, Sedulur! Bahkan, ada kawan saya yang bilang kalau kalian dari Baturraden ke Purwokerto tidak perlu menyalakan mesin motor, tinggal gunakan rem saja. Hal ini karena kontur jalan dari Baturraden ke Purwokerto didominasi oleh jalan menurun. Kalian juga nggak bakalan kekurangan air bersih meski dilanda kemarau panjang karena air di Kecamatan Baturraden berasal langsung dari mata air di kaki Gunung Slamet.

Kedungbanteng yang punya banyak tempat healing

Secara geografis, Kecamatan Kedungbanteng tidak jauh berbeda dengan Kecamatan Baturraden. Kecamatan satu ini juga terkenal punya banyak wisata air. Itu mengapa banyak mahasiswa mengunjungi kecamatan ini ketika jenuh menghadapi tugas di bangku perkuliahan. 

Kecamatan satu ini bisa dikatakan perpaduan antara Patikraja dan Baturraden. Kok bisa? Karena selain hamparan sawahnya yang luas seperti Kecamatan Patikraja, Kedungbanteng juga memiliki udara dan air yang cenderung dingin layaknya Baturraden.

Di antara tiga kecamatan yang sudah saya rekomendasikan, kalian lebih tertarik untuk tinggal di mana, Gaes? Setidaknya, tiga kecamatan tersebut bisa menjadi alternatif buat para mahasiswa yang sudah muak dengan keadaan Kota Satria yang kian dipenuhi masalah.

Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Bertahun-tahun Hidup di Sumenep Madura Bikin Saya Nggak Sadar kalau 3 Kebiasaan Ini Ternyata Aneh di Mata Orang Jember

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version