Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Punya Guru BK yang Beneran Ngasih Konseling Adalah Sebuah Privilese

Raynal Payuk oleh Raynal Payuk
12 Oktober 2021
A A
Punya Guru BK yang Memang Memberikan Konseling Adalah Sebuah Privilese terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Dalam suatu sistem pendidikan menegah atas, peran konselor atau tenaga pendidik yang berperan melakukan konseling sangat penting. Merekalah yang membantu murid mengaktualisasikan ilmu yang didapat di sekolah ke dunia nyata. Entah dengan membantu pemilihan jenjang pendidikan selanjutnya, atau bahkan membantu memilih karier. Di Indonesia, tugas konselor biasanya jatuh ke tangan guru bimbingan dan konseling atau akrab disebut BK.

Tentu ada harapan besar agar guru BK bisa menjadi tempat bagi setiap murid untuk dapat berkonsultasi akan keputusan hidup ke depannya. Apalagi murid yang tinggal di kota besar pada era modern ini sering dihadapkan dengan banyak permasalahan kompleks. Salah satu contohnya, biaya kuliah di perguruan tinggi swasta di saat kuota di perguruan tinggi negeri terbatas. Selain itu, ada juga masalah lain seperti sulitnya mencari pekerjaan di sektor formal bagi lulusan SMA yang memutuskan tidak lanjut kuliah.

Tapi, kalau boleh jujur, menurut saya kinerja mayoritas guru BK ya gitu, deh. Pelayanannya ala kadarnya, kayak orang masak sayur tanpa garam, yang penting sayurnya matang. Di sini saya bicara langsung pengalaman pribadi dengan guru BK waktu sekolah di SMA negeri saya saja, ya.

Sebagai catatan, SMA saya lokasinya ada di ibu kota, jadi seharusnya punya akses terhadap sumber daya manusia yang baik dan beragam. Walau kenyataannya sumber daya manusia yang baik malah terkonsentrasi di SMA negeri unggulan. Kalau ada sumber daya manusia yang baik di SMA saya, kemungkinan dalam waktu kurang dari 5 tahun bakal ditarik oleh dinas ke SMA di tengah kota. Maklum, sekolah saya bukan termasuk unggulan dan murid-muridnya juga bukan berasal dari kalangan berada seperti di SMA negeri unggulan.

Di tengah situasi seperti ini, harapan buat guru BK untuk komunikatif dan perhatian pada murid yang dibimbingnya itu sangat besar. Tapi namanya harapan, sering kali bertepuk sebelah tangan. Guru BK di sekolah saya bisa dibilang tipe melakukan bimbingan dan konseling seadanya saja. Kayak cuma formalitas yang perlu dilakukan biar tidak dibilang makan gaji buta.

Contohnya setiap kali ada pelayanan tatap muka di kelas dengan guru BK. Kelas seperti ini sebenarnya diamanatkan oleh PP No. 74 Tahun 2008 untuk dilakukan oleh guru BK untuk memperoleh tunjangan profesi. Namun, namanya doang pelayanan, isihnya sih lebih seperti kelas biasa. Malahan guru BK di sekolah saya malah menyuruh kami mencatat teori-teori konseling tiap ada kelas dengannya.

Lah, maaf ya, yang harusnya tahu teori-teori konseling kami para murid atau njenengan sebagai guru BK? Kami mah sudah pusing dengan tugas dan ujian dari pelajaran lain, eh pas kelas konseling masih disuruh mencatat ceramah guru. Bukankah konseling seharusnya dilakukan dua arah dan fokus pada yang meminta konseling? Ini malah tak ubahnya seperti pelajaran Bahasa Indonesia yang isinya cuma nyatet terus.

Keadaan sama juga terjadi kalau kami konseling pribadi secara langsung dengan guru BK. Boro-boro disuruh menyelesaikan masalah berat seperti perundungan, diajak konseling soal masa depan saja berasa mereka rada ogah-ogahan. Padahal guru BK di sekolah saya cuma 3 orang, tapi pelayanannya seperti cuma 1 orang yang mengampu satu sekolahan.

Baca Juga:

Sesekali, Guru BK Bisa Sidak Pegawai Pemerintah yang Nggak Patuh Peraturan, biar Nggak Cuma Siswa Aja yang Kena “Teror”

10 Perbedaan Kehidupan Anak SMA Korea dan Indonesia

Satu-satunya memori saya akan percakapan di ruang BK saat pendaftaran SNMPTN adalah soal pertanyaan kampus mana yang akan saya pilih beserta jurusan. Lalu pilihan jurusan akan dicatat untuk pendataan dan… sudah gitu saja.

Tidak ada yang namanya pertanyaan seperti, “Apakah pilihan jurusanmu sudah sesuai minat?” atau, “Kamu sudah melakukan riset terkait universitas tujuan?”. Malahan saya mendapat lebih banyak informasi soal SNMPTN dan SBMPTN seperti jumlah peminat tahun lalu di jurusan pilihan saya dari lembaga bimbel.

Apalagi kalau kamu memutuskan langsung kerja setelah lulus SMA karena kekurangan dana untuk kuliah seperti banyak teman seangkatan saya. Jangan harap bakal diajari cara membuat CV atau mengikuti wawancara kerja. Malahan kamu tidak bakal diladeni atau dipanggil ke ruang BK buat konseling masa depan. Dianggap sudah lost cause sama mereka yang duduk di singgasana ruang BK.

Lebih nyeseknya lagi, waktu SMA saya sebenarnya cuma murid dengan nilai rata-rata. Saya tidak masuk dalam daftar murid elite yang sering jadi jagoan guru BK biar masuk PTN. Namun, waktu saya berhasil masuk PTN ternama dan kembali ke SMA di acara Campus Goes to School, semua guru BK menanyakan nama saya. Hadeh, jadi selama ini nama saya tidak diingat walau sudah melakukan pencatatan siapa yang ikut SBMPTN?

Makanya setiap kali saya nonton anime atau drama Jepang, dan guru BK di sana digambarkan benar-benar melakukan konseling, rasanya seperti menonton cerita fantasi. Coba guru BK di sini mengikuti guru-guru yang saya tonton di cerita fiksi nan utopis tersebut. Para siswa bukan cuma ditanya soal pilihan universitas, tapi ditanyai berbagai hal lainnya. Mulai dari persiapan untuk mengikuti ujian masuk universitas hingga apakah pilihan jurusan sudah sesuai minat diri sendiri.

Kalau perlu orang tua juga harus ikut dipanggil sekali agar murid dan orang tua satu suara soal pilihan kuliah. Waktu saya SMA, yang namanya orang tua memaksa anak masuk jurusan Teknik atau Kedokteran walau dari segi akademik si anak tidak sanggup itu sudah jamak. Harusnya, di sinilah guru BK berperan menjembatani perbedaan persepsi ini dan dan membuat pikiran orang tua juga terbuka akan bakat lain sang anak.

Belum lagi murid lain yang tidak akan lanjut kuliah. Mau mereka cuma lulusan SMA tetap harus ada bimbingan untuk membantu cari kerja. Jangan kaget kalau banyak lulusan SMA di Indonesia akhirnya kerja di sektor informal dengan gaji kecil, lha waktu sekolah saja mereka tidak mendapatkan bimbingan dan bantuan untuk mencari kerja, kok.

Masa hanya karena keterbatasan dana untuk melanjutkan kuliah, mereka ditinggalkan begitu saja? Apalagi jumlah SMK di Indonesia kan masih kalah jauh dengan SMA. Harusnya guru BK di SMA pun proaktif dalam membantu para lulusan SMA ini untuk mempersiapkan mereka melakukan pencarian kerja setelah lulus.

Akhirnya, guru BK yang memang benar-benar ingin semua muridnya sukses terlepas dari nilai akademik atau pilihan mereka setelah lulus, benar-benar seperti hanya ada di cerita fiksi. Kalau guru BK di SMA kalian berbeda jauh dengan penjelasan saya, sekarang juga kalian harus chat mereka dan mengucapkan terima kasih atas bimbingan blio waktu SMA. Karena mendapatkan guru BK yang benar-benar peduli dengan muridnya dan melakukan konseling dengan layak adalah sebuah privilese.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Oktober 2021 oleh

Tags: anak smaguru BK
Raynal Payuk

Raynal Payuk

Mantan Pers Kampus Dalam Pencarian Jati Diri dan Pekerjaan

ArtikelTerkait

my hero academia: world heroes mission

My Hero Academia: World Heroes Mission: Ketika Nasib Dunia Ada di Pundak Anak SMA

7 Desember 2021
Sesekali, Guru BK Bisa Sidak Pegawai Pemerintah yang Nggak Patuh Peraturan, biar Nggak Cuma Siswa Aja yang Kena "Teror"

Sesekali, Guru BK Bisa Sidak Pegawai Pemerintah yang Nggak Patuh Peraturan, biar Nggak Cuma Siswa Aja yang Kena “Teror”

25 Oktober 2023
SMA

Tahu Kuliah Susah Rasanya Ingin Kembali Ke SMA Saja

5 Oktober 2019
Saya Akui, Saya Masuk Jurusan IPS demi Terlihat Edgy terminal mojok.co

Saya Akui, Saya Masuk Jurusan IPS demi Terlihat Edgy

5 Desember 2020
Menjadi Idola Para Siswi di Sekolah Itu Sesuatu yang Biasa Saja, Setelah Lulus Mereka Akan Melupakanmu terminal mojok

Menjadi Idola para Siswi di Sekolah Itu Sesuatu yang Biasa Saja, Setelah Lulus Mereka Akan Melupakanmu

6 September 2021
Guru BK tukang hukum

Derita Guru BK: Dianggap Tukang Hukum dan Paling Ember Satu Sekolah

30 Oktober 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.