Ada satu hal unik yang membuat Prosus Inten terlihat berbeda dengan bimbel lain, yaitu banyak tenaga pendidiknya yang bersuku Batak. Dalam setiap cabang, pasti ada saja “pasukan bermarga” kalau kata Agak Laen. Tenaga pendidik di Prosus Inten semuanya berkompeten, tetapi ada perbedaan cara mengajar antara guru Batak dan non-Batak. Cara mengajar guru Batak tuh kayak “Sumatera banget” gitu. Unik deh pokoknya!
Dari pengamatan saya, setidaknya ada tiga faktor yang membuat cara mengajar orang Batak terkesan unik sehingga menyebabkan slogan “Belajar Sesuai Cara Kerja Otak” berubah menjadi “Belajar Sesuai Cara Orang Batak”
#1 Berbicara kencang, tapi bukan marah
Sudah menjadi rahasia umum bahwa salah satu ciri khas orang Sumatera adalah berbicara dengan suara yang kencang. Kalau orang non-Sumatra mendengar, mungkin bisa saja mengira bahwa orang tersebut sedang marah, padahal ya tidak juga, memang pembawaan mereka yang seperti itu.
Nah, guru Batak di Inten ketika mengajar cenderung bersuara lantang dan kencang. Awalnya, saya cukup kaget dan agak terganggu karena pikir saya waktu itu, untuk apa mengajar dengan suara sekeras itu. Toh kelasnya kecil, muridnya juga sedikit. Pakai suara biasa pun sudah bisa terdengar sampai sudut ruangan.
Tapi ternyata, suara keras nan lantang itulah yang justru membuat penyampaian materi menjadi terdengar gamblang karena artikulasinya pun jelas. Jadi, ketika diajari oleh guru Batak, tidak akan ada murid yang hah hoh hah hoh lantaran suara gurunya kecil ataupun kurang jelas.
Mengajar menggunakan suara kencang juga membuat siswa sukar mengantuk dan menjadi fokus mendengarkan materi. Bagaimana tidak, wong nggak sengaja merem sedikit, tiba-tiba dikagetkan dengan suara melengking. Wes … mending rasah turu sisan. “Diajarin sama guru Batak seru, jadi nggak ngantuk,” ujar salah satu teman Inten saya memberikan testimoni.
#2 Semangat yang membara
Malas nggak sih kalo diajar sama guru yang loyo? Nah, coba deh jadi murid guru Batak. Baru masuk kelas bukannya salam dan basa-basi, malah langsung menulis materi di papan tulis dan menjelaskannya, tak lupa dengan suara kencang yang khas saking semangatnya. Guyon. Hehehe.
Ini yang paling saya suka dari guru Batak. Semangat mengajarnya itu lho, top banget! Sebetulnya, semua tenaga pendidik di Inten juga memiliki semangat mengajar yang tinggi. Namun, rasa semangat yang dimiliki oleh guru-guru “pasukan bermarga” terpancar berbeda, seperti lebih sangar dan terasa nyata. Siswa yang awalnya loyo bisa jadi ketularan semangat ’45!
#3 Logat yang khas
Menurut saya, orang Batak memiliki logat yang unik dan khas. Mereka mengajar menggunakan bahasa Indonesia dengan bumbu-bumbu logat Batak. Waktu pertama kali saya diajar oleh guru Batak Inten, saya justru salah fokus dengan logatnya yang unik, tetapi setelah dipikir-pikir, logat itu justru membuat nada bicara (ketika mengajar) terkesan bervariasi dan tidak monoton.
Nah, itu dia tiga faktor yang membuat cara mengajar guru Batak terlihat unik dan berbeda. Kalau kamu tipikal orang yang harus dibimbing secara disiplin dan harus sedikit dimarahi supaya tidak malas belajar, mencari pengajar orang Batak mungkin bisa menjadi solusi. Memang untuk perkara etos kerja dan semangat, orang Batak memang tiada tanding. Nggak rasis lho ya, Gaes, justru memuji ini.
Penulis: Nafila Aura Carissa
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Tugu sebagai Pertanda Eksistensi Marga di Suku Batak