Promosi Lembaga Pendidikan, tapi yang Dipajang Foto Pemimpinnya, Maksudnya Gimana deh?

Promosi Lembaga Pendidikan, tapi yang Dipajang Foto Pemimpinnya, Maksudnya Gimana deh?

Promosi Lembaga Pendidikan, tapi yang Dipajang Foto Pemimpinnya, Maksudnya Gimana deh? (Pixabay.com)

Sebentar lagi tahun ajaran baru di kalender pendidikan akan dimulai. Sejak Desember lembaga pendidikan mulai tingkat PAUD, TK, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK, dan perguruan tinggi telah bergerilya mencari peserta didik baru. Publikasi masif di media massa dan media sosial juga dilakukan untuk menarik hati calon siswa.

Sayangnya dari tahun ke tahun yang tampil dominan di publik hanya kepala sekolah (kepsek), rektor, dan ketua yayasan. Wajah-wajah beliau selalu mendapatkan space khusus di banner, baliho, reklame, dan kalender. Mungkin tim humas penerimaan peserta didik baru (PPDB) ingin ngajeni (menghormati, Red) pimpinannya dengan cara seperti itu. Padahal apa sih daya tariknya seorang pimpinan lembaga di mata masyarakat? Atau memang kepsek, rektor, dan ketua yayasannya terlalu narsis?

Sudah saatnya lembaga pendidikan mulai memperhatikan karya visual untuk kepentingan PPDB. Tidak semua orang tertarik mendaftarkan diri ke lembaga tersebut berkat melihat kharisma pimpinannya di baliho. Tim humas PPDB harus meramu strategi tersendiri agar tidak menampilkan foto formal kepsek, rektor, dan ketua yayasan untuk promosi. Meskipun nantinya akan muncul rasa pekewuh. Karena bukan pimpinan yang tampil di garda terdepan promosi.

Jika kurang ide kreatif dalam mendesain banner, baliho, reklame, dan kalender, ada baiknya tim humas PPDB konsultasi dengan desainer grafis profesional. Indonesia nggak kekurangan desainer dan ilustrator yang keren-keren portofolionya. Lagian, lembaga pendidikan punya anggaran tersendiri untuk PPDB. Sebaiknya dimanfaatkan saja untuk bikin visual-visual kreatif.

Ekspos program pendidikan, fasilitas, dan kultur yang unik

Sebenarnya konsep visual kreatif macam ini terlalu standar. Tapi bisa dipercantik lagi dengan bantuan desainer dan ilustrator grafis yang punya ide ciamik. Misalnya, tim humas ingin fasilitas kantin diekspos. Cukup dapatkan potret beberapa siswa yang sedang berdiskusi dengan gayeng di kantin, lalu ada guru atau kepsek yang ikutan nimbrung. Lengkapi foto tersebut dengan kalimat singkat dan menarik seperti, “Belajar di mana saja dan kapan saja,”.

Oh iya jangan lupa sisipkan nomor narahubung, alamat website, atau akun media sosial untuk mendapatkan informasi tentang PPDB lebih lanjut. Kalau visual di banner, baliho, dan reklamenya seperti ini, masyarakat sedikit punya gambaran bagaimana suasana di lembaga pendidikan tersebut.

Pilih brand ambassador yang unik

Menampilkan siswa berprestasi untuk publikasi promosi sambil memegang tropi atau medali sebenarnya sudah mainstream. Meskipun prestasi akademis siswa sebelumnya bisa “dijual” untuk mendapatkan peserta didik baru. Nyatanya hal ini tidak menarik bagi calon siswa yang memiliki potensi nonakademis. Tim humas PPDB sebaiknya memilih siswa yang populer (selebgram), artis, atlet, pebisnis muda, anak kepala desa, anak pimpinan ormas kepemudaan, atau anak yang sekolah juga nyambi bekerja.

Dengan cara seperti ini, calon siswa dari berbagai kalangan dan latar belakang menjadi tertarik untuk sekolah lembaga tersebut. Karena segala potensi yang mereka miliki bisa diterima dan dikembangkan saat bersekolah di sana nanti.

Give away

Konten-konten give away acap kali di-notice oleh siapapun. Termasuk jika give away-nya dipublikasikan di banner, baliho, dan reklame. Contohnya give away SPP tiga bulan bagi 10 calon siswa yang beruntung.

Saya tentu tidak menyalahkan sekolah atau lembaga pendidikan yang memasang atasan tertingginya di promosinya. Tapi, pikir-pikir lagi, bahwa cara ini sudah terlalu usang dan tak menarik.

Bagi petingginya, mungkin sudah saatnya memikirkan untuk tidak muncul terlalu sering. Tak ada bedanya di depan dan belakang layar. Memenuhi hal esensial jauh lebih masuk akal. Bukankah memang harusnya seperti itu?

Penulis: Audina Hutama Putri
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Baliho Caleg Sudah Bertebaran: Udah Nyolong Start, Isinya pun Nggak Kreatif

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version