Jadi perempuan yang bersuku Melanesia di Indonesia itu berat, biar saya aja kamu nggak bakalan kuat. Kok bisa, emang kenapa? Ya gimana nggak berat, mau nyari produk kecantikan yang ramah lingkungan dan sesuai sama kondisi kulit aja susahnya poool. Kemarin saya belanja bulanan, mau nyari body lotion yang melembabkan tanpa whitening susahnyaaa… lebih susah dari nyari jodoh.
Saya jalan dari etalase body lotion sampai detergen tulisannya whitening semua. Apa pakai pemutih pakaian aja di kulit ini? Kok lama-lama malah nggak ada bedanya produk kecantikan sama produk laundry: serba whitening.
Sadar nggak, sih, kalau ada pergeseran makna dari mencerahkan ke memutihkan buat produk kecantikan di Indonesia. Sekarang tuh kalau mau cerah, malah mikirnya harus putih bening dan glowing. Mohon maaf nih, matahari di Indonesia itu sengatannya beda-beda. Yang ada justru menimbulkan masalah kulit kalau semua cantiknya mau sama kaya bintang iklan yang putih bening dan glowing. Kayak kasus bleaching di Afrika sana, kan serem kalau efek sampingnya sampai parah gitu. Kok bisa tahu? Jawabannya banyakin nonton dokumenter, berita, bukan Ikatan Cinta.
Lagian kok aneh bener, saya yang punya duit, beli buat tubuh sendiri malah produk yang tersedia seakan disuruh ikutin artis yang di iklan. Harusnya ikutin pasar, lah. Kalau mau jualan di daerah saya ya sesuaikan sama kebutuhan perempuan di sana. Udah gitu artis-artis yang dipilih blasteran pula. Saya terlalu Moana buat kamu yang mengharapkan Cinderella, lagian Cinderella kalau tinggal di Hawai juga nggak seputih di film juga.
Ada juga nih masalah rambut, lebih susah lagi tuh cari produk buat rambut curly. Jadi ngerti nih sekarang, dulu Mama memilih bikin racikan perawatan rambut sendiri buat anak-anaknya. Ya gimana? Diiklanin aja nggak ada, apalagi dijual di pasar. Jujur aja, buat percaya diri dan cari role model kecantikan buat saya dan teman-teman tuh susah banget di Indonesia. Ya masa liatnya ke kakak Arie Kriting? Dia kan cowok.
Untungnya sekarang ada media sosial, saya bisa memilih standar cantik di luar negeri. Ada Alicia Keys, ada Beyonce yang percaya diri dengan rambut dan warna kulitnya, ada Rihanna yang buat foundation dengan shade kulit untuk semua “manusia”.
Di Indonesia sudah mulai ada produk kecantikan yang disesuaikan sama perempuan nusantara. Namun, produk ini belum banyak shade kulitnya dan belum banyak diiklankan. Kenapa iklan melulu yang saya bicarakan? Ya, iklan punya pengaruh besar buat bentuk standar cantik.
Gimana nggak kesel, ponakan saya sering dikecengin karena rambutnya yang curly. Nggak usah kaget, di daerah saya juga masih di Indonesia, korban iklannya juga banyak di sana. Lucunya yang ngecengin keluarganya juga ada yang curly.
Apa jangan-jangan yang ngeracik produk kecantikan atau pemilik produk mikir kalau Indonesia itu Jawa saja, ya? Makanya kulit dan rambut perempuan Melanesia nggak mereka pikirin. Hadeeeh.
Namun, ingat ini baik-baik. Pada dasarnya, apa yang ada di tubuh kita itu bukan masalah. Hal yang jadi masalah hanya pada referensi “cantik” yang sering kita lihat. Jadi, setelah baca ini kamu masih mikir bahwa kamu nggak cantik, coba cek siapa saja yang kamu follow dan mari buat referensi cantik versimu sendiri.
BACA JUGA Kamu yang Halal Maniak, Sudah Follow Halskin untuk ‘Belajar’ Skincare Halal Belum? atau tulisan Aniati Tokomadoran lainnya.