Selama menjadi anak SD, jajanan yang saya beli cenderung monoton dan tidak variatif. Untuk makanan, ada empek-empek, nasi uduk, atau mi instan. Kalau haus, minuman sachet jadi pilihan. Dan, minuman sachet yang merajai pasar jajanan anak SD kala itu adalah Pop Ice.
Pop Ice rasa mangga, strawberi, dan cokelat adalah beberapa variasi yang laris. Nah, selain Pop Ice, sebetulnya masih banyak minuman sachet lainnya yang bersaing keras di pasar jajanan anak SD. Inilah dia, minuman sachet yang kini saya rindukan.
#1 Pop Ice
Tentu saja nomor 1 adalah Pop Ice. minuman sachet ini diproduksi oleh PT Forisa Nusapersada yang cara pembuatannya harus menggunakan blender. Dengan kata lain, kalau hanya ditambahkan dengan air saja, serbuk dalam minuman ini tidak akan larut, dan rasanya pun pasti tidak akan nampol.
Minuman sachet ini memiliki varian rasa yang cukup beragam, di antaranya adalah cokelat, strawberi, mangga, taro, permen karet, dan anggur. Dari sekian banyak rasa yang disediakan, yang menjadi kesukaan saya adalah Pop Ice permen karet. Rasa permen karet yang terkandung di dalamnya begitu unik dan tidak berlebihan, sehingga otomatis akan membuat kerongkongan terasa segar meskipun kita tengah berada di siang bolong sekalipun.
Saat zaman saya SD dulu, satu porsi Pop Ice dibanderol Rp3.000. Bagi saya pribadi, harga tersebut lumayan mahal dan membuat saya tidak bisa membelinya setiap hari. Maklum, uang jajan saya waktu itu hanya Rp2.000 sehari. Oleh sebab itu, bila ingin membeli satu buah Pop Ice, saya harus menyisihkan uang terlebih dahulu dari sisa uang jajan kemarin. Kasian juga, ya, saya, kalau dipikir-pikir. Hehehe.
#2 Top Ice
Sama seperti Pop Ice, Top Ice juga merupakan hasil ciptaan dari PT Forisa Nusapersada. Saya tidak tahu alasan pasti mengapa mereka sampai membuat merek ini yang sebetulnya tak memiliki banyak perbedaan dengan Pop Ice.
Dari segi varian rasa, Top Ice juga terdiri dari rasa cokelat, anggur, strawberi, cappuccino, dan jenis-jenis lainnya yang seingat saya juga dimiliki oleh Pop Ice. Namun, perbedaannya terletak pada harganya yang lebih bersahabat.
Pada masa saya SD dulu, satu buah Top Ice dipatok seharga Rp1.000 atau lebih murah Rp2.000 dibandingkan Pop Ice. Saya rasa mungkin inilah yang menjadi alasan mengapa sampai dibuatkan versi “tiruannya” yang lebih low-budget.
Bicara soal rasa favorit, saya memilih cappuccino sebagai yang terbaik. Rasa kopinya cukup menggugah dan aman untuk dinikmati oleh anak-anak SD yang saya pikir belum terlalu doyan ngopi.
#3 Segar Sari
Sedikit berbeda dengan Pop Ice, Segar Sari merupakan merek minuman sachet yang cara pembuatannya cukup dengan ditambahkan air dan tidak memerlukan blender. Mungkin inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa harga minuman bubuk yang diproduksi oleh PT Morinaga Kino Indonesia ini lebih murah dibandingkan merek sebelumnya.
Saat masa saya SD dulu, satu sachet Segar Sari dibanderol Rp1.000. Maka dari itu, tidak begitu ada “perjuangan” ketika saya hendak membeli Segar Sari. Akan tetapi, jangan salah, untuk soal kenikmatan, Segar Sari bisa mendekati Pop Ice. Varian yang ditawarkan pun tak kalah beragam, yakni susu soda, mangga, jeruk, es teh, chocomallow, dan frenta (seperti versi low-budget-nya Coca-Cola dan Fanta).
Dari pilihan rasa tersebut, yang paling saya gemari adalah susu soda. Saya tak ingin dianggap berlebihan, tetapi jujur, rasanya betul-betul mirip seperti es soda gembira yang dapat dibeli di restoran-restoran. Selain itu, Segar Sari rasa susu soda juga memiliki nilai tambah lain, yaitu iklan pemasarannya di TV yang menggandeng mendiang Julia Perez sebagai bintang iklannya.
Entah mengapa, pokoknya bentuk promosi tersebut terasa memorable dan hingga kini masih menempel di ingatan saya. Kalau boleh meminjam kata-kata Jupe dalam iklan tersebut, kelezatan Segar Sari memang “sampe tumpeh-tumpeh”.
#4 Teh Sisri
Apa yang akan anak SD lakukan jika ingin minum es teh manis tetapi uang saku mereka tidak cukup? Jawabannya adalah Teh Sisri. Bagi yang tidak tahu, Teh Sisri merupakan produk es teh manis sachet yang diproduksi PT Forisa Nusapersada (sama seperti Pop Ice). Harus saya akui, rasa yang ditawarkannya memang menyerupai es teh manis sungguhan.
Namun, perbedaannya tetap saja ada, yaitu terletak pada rasa manisnya yang masih “terlalu sachet” dan kurang alami. Maklum saja, toh, di zaman saya SD dulu, harga satu sachet cuma Rp1.000 sama seperti Segar Sari.
#5 Marimas
Marimas merupakan produk minuman serbuk berbentuk sachet yang diproduksi PT Marimas Putera Kencana. Merek ini mempunyai beragam varian rasa, seperti anggur, cincau, mangga, jeruk, blewah, jambu biji, dan lain-lain. Favorit saya adalah jeruk. Kalau ngomongin rasa minuman sachet, buat saya pribadi, yang aman ya rasa jeruk.
Namun, lagi-lagi, karena pada waktu itu harga satu sachet Marimas cuma Rp1.000, sudah pasti rasa buah yang terkandung tidak sepekat seperti Nutrisari atau brand-brand lain yang harganya lebih mahal.
Namun, namanya juga anak SD, hal-hal seperti itu tidak begitu saya pikirkan. Selama apa yang saya minum terasa manis di lidah, menyegarkan kerongkongan, dan nggak semahal Pop Ice, ya, langsung sikat saja!
Itulah Pop Ice dan 4 rival yang saya rindukan. Akhir kata, izinkan saya mengakhiri tulisan ini sampai di sini saja. Maklum, saya mau cepat-cepat mampir ke warung terdekat demi membeli minuman-minuman sachet tersebut dan mengobati kerinduan saya. Dadah!
Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Rahasia di Balik Kata ‘Rasa’ dalam Makanan dan Minuman Kemasan.