Collective power
Ajakan ini jelas bukan untuk PNS Kementerian Sultan, tapi silakan kalau mau bergabung. Setelah menganggap diri sebagai buruh negara, kita bisa lho berserikat dengan benar dan proper. KORPRI itu benar, tapi tidak proper. Abdi negara adalah stigma yang membuat kita gampang kena eksploitasi, framing, bahkan bashing. Tetapi dengan menjadi buruh, kita bisa melakukan counter secara benar dengan kekuatan suara yang besar karena serikat itu mempersatukan buruh negara dari berbagai instansi dan bidang pekerjaan.
Anggap saja ada satu juta PNS selaku buruh negara yang bergerak bersama untuk melakukan intervensi atau tuntutan terhadap policy making di Kemenpan RB atau Kementerian Keuangan atau bahkan DPR. Iya saya langsung saja ke isu utama kita selaku buruh negara, yaitu kesejahteraan yang minim dan timpang dengan yang lain. Jangan mau-mau saja nrimo ing pandum dengan doktrin klasik pengabdian.
Internal governance
Teman-temanku para buruh negara, dengan kalian bersatu dan berserikat, kalian juga bisa saling memberikan koreksi dan edukasi secara internal. Iya, selaku buruh negara kita juga tidak boleh egois dan hanya menuntut terus-terusan. PNS selaku buruh negara dan serikatnya juga harus memiliki konsistensi untuk memperbaiki diri dan mendorong sesama PNS untuk bekerja dengan baik karena kita ini profesi yang dibayar negara demi memajukan negara juga.
Bahkan seharusnya ada aturan internal sendiri yang bisa mengatur apa saja larangan bagi PNS beserta sanksinya. Disiplin internal juga perlu ditegakkan disini, seperti serikat profesi pada umumnya. Jika ada pelanggaran, lakukan tindakan atau pecat sekalian. Serikat buruh negara harus memiliki komitmen dalam menjaga kualitas PNS juga di samping melakukan perjuangan demi kepentingannya.
Demi birokrasi
Apa yang diperjuangkan oleh pada buruh negara ini pada akhirnya tetap diharapkan dapat memperbaiki outcome dari birokrasi itu sendiri. Adanya ruang untuk bersatu, bersuara, dan berpendapat akan memotivasi PNS selaku buruh negara untuk bekerja lebih giat lagi karena mereka merasa kepentingannya diperjuangkan. Mereka juga merasa lebih demokratis karena memiliki kesempatan untuk menyampaikan masukan.
Ini lebih masuk akal dan efektif untuk reformasi birokrasi kita, alih-alih doktrin pengabdian. Kita tidak bisa berharap sifat keikhlasan dan ketulusan dalam bekerja akan memajukan birokrasi kita. Sebagai buruh negara kita dimampukan untuk bersuara sekaligus mengoreksi diri, semata-mata demi birokrasi republik tercinta.
Selamat hari buruh, rekan-rekan PNS. Tuhan beserta buruh dan kaum-kaum yang memperjuangkan kesetaraan!
Penulis: Raja Pranatha Doloksaribu
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Kita Sebaiknya Nggak Perlu Nyinyir PNS yang Menuntut Upah Layak