Pleidoi Luna sebagai Pelakor Hubungan Farel dan Rachel dalam ‘Heart Series’

Pledoi Luna Sebagai Pelakor Hubungan Farel dan Rachel dalam 'Heart Series' terminal mojok.co rachel farel adipati dolken yuki kato ranti aria michele zudith

Pledoi Luna Sebagai Pelakor Hubungan Farel dan Rachel dalam 'Heart Series' terminal mojok.co rachel farel adipati dolken yuki kato ranti aria michele zudith

Hai, kenalin, nama aku Luna. Gini, Mylov, aku tuh bingung sama ulah netizen belakangan ini. Jika dunia dipandang tipis seperti media sosial belaka, mungkin nih ya dunia ini isinya ribut melulu. Dari membahas masalah yang spaning, sampai yang bikin geleng-geleng kepala—kok ya masalah kecil saja bisa jadi besar gitu lho. Dunia di mana aku tinggal, dunia Heart Series aja ditanggapi dengan keributan.

Masalah kecilnya ini amat sentimentil bagi aku. Yakni perihal hubungan aku dengan Mas Farel. Aku dianggap pelakor karena merebutnya dari Teh Rachel. Ih, sebel banget. Nah, melalui tulisan ini, aku mau membela harkat dan martabat aku sebagai pacarnya Mas Farel dalam Heart Series

Aku melihat Mas Farel bagai pelita harapan di tengah redupnya hidupku. Sekecil itu, aku sudah ditinggal oleh Mama. Papaku, Adam, yang aku lihat sebagai manusia paling kuat di muka bumi, bisa-bisanya tersungkur jatuh dan sedih berkepanjangan. Mas Farel hanya mak sliwer melintas karena blio adalah tetanggaku.

Sepintas lalu kami berkenalan, meneguk madu dunia yang bernama kasmaran. Mungkin kalian anggap aku dan Mas Farel hanya bocah tanggung dengan cinta monyetnya, namun hadirnya blio bagai penuntun di tengah kegelapan. Pada akhirnya, ucapan termanis keluar dari mulutnya, “peri cantik”.

Ayah menyerah dengan kesedihannya. Aku diajaknya berpindah dari tempat yang penuh kabut, menuju tempat yang penuh debu dan asap kendaraan. Mas Farel sudah tidak ada di sampingku. Tidak ada lagi senyum manis yang bicara dengan perlahan di tengah kabut yang mengepung kami, tidak kudengar lagi sebutan peri cantik.

Singkat kata aku kembali ke daerah itu. Kabut, rimba raya perkebunan teh, dan senyum petani teh masih sama. Dingin di tengah hangat. Hangat yang mendinginkan lantaran Mas Farel, jebul sudah berkenalan dengan seorang gadis manis bernama Rachel.

Aku hanya bisa menjalankan hari sebagaimana mestinya. Aku tak mau ofensif hadir di dalam kehidupan Mas Farel yang hari-harinya, terisi oleh gadis manis itu. Sungguh. Aku tak percaya semesta bekerja dan kata-kata indie lainnya, namun itulah yang terjadi kepadaku saat itu. aku dan Mas Farel tiba-tiba dekat (lagi).

Mas Farel pun cerita banyak hal sama aku. Di sebuah danau, yang pinggirannya banyak pohon pinus tinggi menjulang, kabut turun, seakan mengamini kemesraan insan manusia seperti kami. Mas Farel bilang bahwa cintanya ditolak oleh Teh Rachel. Betapa nyerinya perasaanku saat itu, asal kalian mau tahu.

Dalihnya sih Teh Rachel bilang mereka masih terlalu kecil untuk pacaran. Ditambah Teh Rachel merasa nyaman dengan status teman saja. Belakangan aku tahu, Teh Rachel juga memiliki masa lalu yang sama beratnya. Dunia kami, dunia Heart Series memang penuh luka.

Ayahnya pelaut, ibunya meninggal dan kakak Teh Rachel diperkosa sampai meninggal. Ini bukan persaingan siapa yang paling menderita, aku sadar itu. Namun, dalam tahap ini aku rasa aku juga berhak mendapatkan apa yang aku cinta.

Mas Farel hanya plenggak-plengguk saat itu. Badannya yang kurus itu bagai menggigil lantaran udara dingin di sana, kian menggila ketika pukul tiga sore. Aku pakai gaun putih, bandana putih, dan sepatu putih, tentu saja semua yang aku kenakan membuatku merasa manis sekali. Mas Farel sungguh mencintai Teh Rachel, aku tahu setidaknya dari sorot mata yang ia lepaskan dengan begitu kuyu.

Kami menaiki perahu. Sampai suatu ketika aku sadar, Mas Farel mencintai aku, pun bangsatnya juga mencintai Teh Rachel. Pitikih! Aku terjebak bagai dalam dimensi waktu, masuk perlahan dan merasa bahwa aku lah yang merusak hubungan mereka. Hanya saja mereka adalah tokoh utama. Ini nggak adil, Mylov.

Di suatu momen, aku dan Teh Rachel memaksa Mas Farel untuk terus terang, siapa yang ia pilih pada akhirnya. Ini bakal menentukan semesta Heart Series di mana kami hidup. Katanya, hatinya terlanjur mencintai kami berdua. Kok ya bisa aku suka dengan sosok lanangan yang nggak gojag-gajeg seperti Mas Farel. Tapi, ya bagaimana, di dunia Heart Series adanya modelan seperti itu. Mau sama Aa Didit? Hadeuh.

Keadaan memburuk ketika Mas Farel bertanya kepada Teh Rachel bagaimana cara mendekati cewek, jebul ceweknya bukan dia, melainkan aku. Lantas Teh Rachel mendekati Aa Didit, sampai tragedi nahas itu terjadi. Semua menyalahkan aku sebagai biang keladi. Aku ingin menuntut keadilan, tetapi nggak bisa lha wong keadilan bagi Munir saja nggak kunjung ditelusuri.

Pusat semesta seakan berkutat kepada Teh Rachel, sedang aku adalah sisi gelap yang selalu disalahkan. Kalian kenapa sih bilang aku ini pelakor? Apakah kalian nggak memikirkan perasaanku, berada di posisiku? Aku nggak akan bilang duluan siapa antara aku dan Teh Rachel saat bertemu Mas Farel. Itu nggak penting. Secara kronologis, aku sampai detik ini nggak tahu salahku apa, Mylov.

Aku juga nggak mau bilang Teh Rachel lebih bersalah karena membuat Aa Didit kecelakaan. Tapi, aku hanya ingin membela kehadiranku di antara mereka—Mas Farel dan Teh Rachel. Gimana lagi, laguku adalah “My Heart”, sedangkan Mas Farel adalah “Pencinta Wanita”. Ya nggak gathuk, Lurrr.

Sebagai penutup, aku hanya ingin bilang, kalau bisa memilih kisah, tentu aku mau menjalani kisah yang khusyuk. Kisah yang hanya melibatkan dua perasaan. Namun, bagaimana lagi, inilah kehidupan yang harus dijalani dengan perlahan.

Semoga kalian nggak lagi-lagi menghujatku sebagai pelakor. Semua perasaan cinta itu murni dan tulus, bahkan di duniaku, dunia Heart Series. Tidak usah bawa-bawa standar moral dulu, ini soal perasaan.

Sumber gambar: YouTube Surya Citra Televisi (SCTV)

BACA JUGA Ketika Bulik Saya yang Seorang Petani Main Gim Harvest Moon dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version