Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Please, Kagum dan Memotret Gedung Bertingkat Itu Bukan Hal Norak!

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
14 November 2019
A A
Please, Kagum dan Memotret Gedung Bertingkat Itu Bukan Hal Norak!
Share on FacebookShare on Twitter

Bekerja di kawasan ibu kota, bagi saya pribadi memiliki dua sisi berbeda, antara menyenangkan dan tidak menyenangkan. Menyenangkan, karena dari sisi penghasilan UMR Jakarta terbilang lebih besar dibanding beberapa kawasan lain—khususnya jika dibandingan dengan Bogor, tempat tinggal saya. Di sisi lain, harus bersedia berhadapan dengan macet yang sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Bahkan saya sendiri, harus rela menempuh lama perjalanan 2.5-3 jam saat berangkat. Sehingga, total keseluruhan pergi-pulang saat bekerja sekira 5-6 jam.

Dengan rutinitas demikian, rasanya menjadi wajar jika sesekali saya mengeluh. Betapa tidak, waktu bersama keluarga menjadi berkurang. Tidak heran pula jika ada istilah “tua di jalan” saat pencari nafkah mengorbankan waktunya untuk lama perjalanan kerja sekaligus dihadapkan dengan macetnya beberapa kawasan ibu kota. Belum lagi saat menunggu KRL juga berada di dalamnya yang penuh sesak. Hadeeeh. Istilah anker-nya (anak kereta), sih, “pepes” atau “sauna gratis”.

Namun, perlu disadari juga bahwa itu semua adalah bagian dari risiko dan pilihan—bagi siapa pun yang niat dan ingin bekerja di kawasan Jakarta.

Wajar jika banyak pekerja harus mengelola emosi dengan baik, apalagi selain beban kerja harus dihadapkan juga dengan kemacetan. Ada beberapa pelepas penat yang dapat dilakukan dan biasa dilakukan oleh orang kantoran, seperti bermain futsal, karaokean, atau nongkrong bareng di mal juga kafe terdekat. Dan biasanya dilakukan setelah jam pulang kerja, hitung-hitung sambil berharap macet, ramai, dan padatnya jalanan terurai.

Sesekali, saya pun melakukan hal yang sama. Sering kali cara tersebut berhasil dan jalanan pun relatif lancar, karena titik macet dan waktu kepadatan—khususnya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan—biasanya terjadi pada pukul 17.30-19.30. Pada jam tersebut, seakan para pekerja berlomba-lomba untuk segera tiba di tempat tujuan. Wajar jika arus jalan ramai, padat, juga meningkat di waktu yang bersamaan.

Kemudian bagi saya, salah satu hal yang menyenangkan bekerja di kawasan Jakarta adalah ketika melihat banyak gedung tinggi dan bertingkat. Rasanya kok ya keren dan enak dipandang. Bahkan, sering kali saya memotret gedung tersebut baik secara potrait maupun landscape, lalu upload di media sosial—minimal di status WhatsApp. Bukannya mau jadi fotografer wanna be, tapi lebih kepada ada rasa senang ketika memotret gedung bertingkat dan jejerannya.

Beberapa orang teman mengatakan saya norak karena setiap melihat bangunan tinggi bertingkat, pasti segera memotret dan posting di media sosial. Ya, anggaplah demikian, tapi saya merasa senang. Jadi, buat apa sih mereka sibuk mengatur apa yang saya sukai? Pada akhirnya, sih, saya tetap mengabaikan ucapan tersebut.

Pada malam hari, gedung yang saya lihat di sekitar kantor dan di perjalanan menuju pulang, semakin indah untuk dipandang. Keindahan tersebut berasal dari cahaya lampu dan ragam kreasi lampu yang ditampilkan. Hal tersebut membuat saya semakin terkagum-kagum dan bersemangat untuk memotret gedung tinggi dan bertingkat. Pada momen demikian, saya pikir rasanya tidak ada salahnya jika sesekali saya pulang larut sambil melihat pemandangan berupa gedung tinggi yang memukau dan mengundang rasa kagum.

Baca Juga:

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Orang dari Kota Besar Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Belum Tentu Cocok untuk Kalian

Saya yang bekerja di lantai 18 di suatu gedung perkantoran pun rasanya senang saat melihat jajaran gedung bertingkat dari ketinggian yang sama. Termasuk juga melihat pemukiman warga di sekitar gedung tersebut. Walau terlihat padat, namun tetap dapat menjadi objek foto yang—bagi saya—memukau.

Meskipun demikian, di sisi lain pun saya menyadari, semakin banyak gedung dan bangunan lainnya di beberapa kawasan tak terkecuali Jakarta, artinya semakin sempit juga lahan yang sebelumnya digunakan untuk tempat bermain anak atau ruang terbuka hijau. Itu kenapa, pembuatan gedung bertingkat dan bangunan lainnya harus diimbangi dengan area ruang terbuka hijau yang semakin luas dan tersebar agar warga dan masyarakat sekitar masih dapat merasakan udara segar dari pepohonan dan tanaman lainnya, demi menjaga kualitas udara dan mengurai polusi.

Di antara polemik yang ada tentang semakin banyaknya gedung bertingkat, paling tidak tempat tersebut masih memiliki fungsi sebagai tempat orang bekerja, pusat belanja, perhotelan, dan lain sebagainya. Selain pada akhirnya tetap dijadikan objek foto, sih. Karena memang seakan sudah menjadi bagian dari kehidupan banyak orang, dibanding mengeluh, ada baiknya gedung yang ada dipergunakan dengan baik. Dan tidak lupa juga, perluasan area terbuka hijau di beberapa lokasi untuk menunjang aktivitas warga.

BACA JUGA Koridor Langit: Tempat Abadikan Kemacetan Jakarta yang Lebih Instagram-able dari JPO Sudirman atau tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 November 2019 oleh

Tags: fotogedungJakartamaeetpolusi
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Perkara Croissant di Jakarta yang Tampak Lebih Mahal daripada di Australia terminal mojok.co

Perkara Croissant di Jakarta yang Tampak Lebih Mahal daripada di Australia

10 Juli 2021
Orang Jakarta Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Tidak Cocok untuk Kalian Mojok.co

Orang dari Kota Besar Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Belum Tentu Cocok untuk Kalian

11 Desember 2025
3 Alasan Ayam Geprek Bu Rum Harus Buka Cabang di Jakarta ayam geprek jogja

3 Alasan Ayam Geprek Bu Rum Harus Buka Cabang di Jakarta

8 Oktober 2024
3 Spot Terbaik Melihat Kesenjangan Kota Jakarta dari Ketinggian Mojok.co

3 Spot Terbaik Melihat Kesenjangan Kota Jakarta dari Ketinggian

29 Maret 2024
Tebet, Sebaik-baiknya Daerah di Jakarta untuk Merantau Mojok.co

Tebet, Sebaik-baiknya Daerah di Jakarta untuk Merantau

14 Agustus 2024
halte bus transjakarta

Jangan Naik Transjakarta Jika Terburu-buru

17 November 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Suzuki S-Presso, Mobil "Aneh" yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

Suzuki S-Presso, Mobil “Aneh” yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.