Pindah ke Liga Arab Bukan Pilihan Bodoh, Liga Eropa Bukanlah Pusat Tata Surya

Pindah ke Liga Arab Bukan Pilihan Bodoh, Liga Eropa Bukanlah Pusat Tata Surya

Pindah ke Liga Arab Bukan Pilihan Bodoh, Liga Eropa Bukanlah Pusat Tata Surya (Pixabay.com)

Banyak fans bola yang menyayangkan eksodus pesepakbola dari liga Eropa ke Liga Arab. Tak terkecuali fans bola asal Indonesia. Bahkan, tak sedikit fans bola yang menilai keputusan pemain bola pindah ke Liga Arab merupakan keputusan yang bodoh. Sebab, itu sebuah langkah yang menyebabkan penurunan karier.

Memang banyak fakta yang menguatkan argumen tersebut. Salah satunya adalah Liga Arab hanya menduduki posisi ke-68 sebagai liga terbaik di dunia. Liga Arab masih di bawah J1 League  Jepang. Yang menempati peringkat ke-53 dunia.

Terus terang, bagi saya, keputusan pindah ke Liga Arab bukan sebuah pilihan bodoh. Melihat fenomena ini tak bisa dilihat dengan kacamata sepak bola Eropa, yang selama ini kita pakai dalam melihat industri.

Tak ada lagi yang dikejar

Hampir semua pemain top Eropa yang pindah ke Liga Arab sudah meraih gelar bergengsi yang bisa mereka dapat. Sebagai contoh, Benzema dan Ronaldo, apa yang belum mereka raih di level klub? Tak ada. Duo ini meneror Eropa selama satu dekade, dan sudah tak perlu lagi menunjukkan siapa mereka di Benua Biru.

Perpindahan mereka ke Arab, bisa dimengerti, meski bisa dibilang mereka bisa saja mengakhiri di puncak tertinggi. Tapi, usia sudah mengejar mereka, dan pemain muda pun sudah menggoyang hierarki. Jadi, pindah ke liga yang lebih nyantai sebenarnya ya nggak ada salahnya juga.

Meningkatkan kualitas Liga Arab

Kalian pasti pernah dengar ada orang yang mengejar makna hidup setelah mereka sudah sukses. Ya lumrah, mereka sudah tak perlu kesusahan memikirkan hari esok, maka prioritas hidup mereka sudah berubah.

Mungkin saja, pemain besar yang pindah ke Arab ini punya pikiran yang sama. Perpindahan pemain top ke liga kecil, tak bisa dimungkiri, bisa meningkatkan kualitas liga. Mulai dari infrastruktur, sponsor, hingga mengubah mental pemain lokal jadi lebih kompetitif.

Silakan baca artikel The Athletic tentang Messi ini. Kehadiran Messi, mengubah mindset pemain dalam waktu singkat. Memang, Messi tidak main di Arab, tapi bisa jadi efeknya sama di sana. Kedatangan Ronaldo, bisa saja mengubah mindset pemain Arab bagaimana seorang pro bekerja.

Kata-kata Ronaldo tentang Liga Arab yang suatu saat nanti bisa jadi liga top, sebenarnya tak muluk-muluk. Selama Liga Eropa tetap stagnan dan berpegang pada kejayaan masa lalu serta digendong tim besar (uhuk, La Liga dan Serie A), ya tunggu waktu saja disalip liga lain.

Perpindahan pemain ke Liga Arab tak bisa dimungkiri, disumbang oleh iming-iming gaji besar. Tapi menurut saya, hal itu lumrah. Anggap saja itu usaha Arab bakar duit demi perkembangan liga.

Ketimbang fokus menghujat pemain yang pindah, mending bidik senapan kalian ke otoritas liga-liga di Eropa yang nggak berbuat apa-apa sama eksodus ini. Tapi ya berharap apa, sama FFP, aturan yang dibuat sendiri aja, tajam ke bawah tumpul ke Qatar kok~

Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kiamat Tidak Akan Terjadi karena Pegunungan Makkah Jadi Hijau dan Cristiano Ronaldo Kumpul Kebo

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version