Peruri Bisa Kantongi Rp67 Miliar Hanya dari Jualan e-Meterai Selama Pendaftaran CPNS 2024

Peruri Bisa Kantongi Rp67 Miliar Hanya dengan Jualan e-Meterai selama Pendaftaran CPNS 2024 Mojok.co

Peruri Bisa Kantongi Rp67 Miliar Hanya dengan Jualan e-Meterai selama Pendaftaran CPNS 2024 (peruridigit.co.id)

Menjelang penutupan pendaftaran CPNS pada 6 September 2024, drama e-meterai masih terjadi. Banyak pelamar gagal membubuhkan e-meterai ke dokumen yang disyaratkan. Salah satu penyebabnya, ketidaksiapan Peruri, instansi penyedia meterai elektronik, menghadapi lonjakan permintaan. 

Saking banyaknya netizen yang mengeluhkan e-meterai dan pendaftaran CPNS 2024, keyword e-meterai dan CPNS menjadi trending topic di media sosial X atau Twitter selama beberapa hari terakhir. Keluhan yang paling banyak muncul, pembeli sudah melakukan pembayaran, tapi tidak kunjung mendapatkan keping e-meterai. Padahal tidak sedikit dari mereka membeli banyak sekaligus karena kebutuhan persyaratan dokumen yang harus dibubuhi e-meterai.

Peruri bisa meraup Rp23 miliar dari jualan meterai

Salah satu komentar netizen di akun resmi @PeruriDigital menyita perhatian saya. Dia sudah menghabiskan lebih dari Rp100.000 hanya untuk membeli e-meterai. Selain ada lebih dari satu dokumen yang harus dibubuhi e-meterai, banyak netizen membeli secara berulang kali karena server down. 

Saya jadi tergugah untuk menghitung berapa besar pendapatan yang berhasil dikantongi Peruri selama pendaftaran CPNS 2024. Di laman resmi meterai-elektronik.com, salah satu distributor resmi e-meterai yang disarankan BKN, satu keping meterai Rp10.000 dijual dengan harga Rp12.500. Sejauh ini, berdasar akun X resmi @BKNgoid, ada 2.718.663 pendaftar CPNS 2024. Di antara jutaan pelamar itu sebanyak 952.581 sudah mengakhiri pendaftaran alias resume. Artinya, ribuan orang sudah berhasil membeli dan membubuhkan meterai di dokumen pendaftaran mereka.

Sebanyak 952.581 pelamar itu setidaknya membeli 2 keping e-meterai untuk ditempelkan ke dokumen surat pernyataan dan surat lamaran. Dengan kata lain, sejauh ini ada lebih dari 1,9 juta keping terjual. Apabila satu keping harganya Rp12.500, maka Peruri sudah berhasil mengantongi paling sedikit Rp23 miliar. 

Potensi pendapatan lebih besar

Pendapatan Peruri dari jualan e-meterai diperkirakan jauh lebih tinggi dari hitungan di atas. Mereka yang saat ini masih dalam proses pendaftaran kemungkinan besar sudah membeli e-meterai, hanya saja terkendala dalam proses penempelan ke dokumen. Dengan kata lain, Peruri berpotensi mendapat miliar pendapatan lain dari jualan e-meterai. 

Berdasar hitungan saya, mereka yang masih dalam proses pendaftaran ada 1,7 juta orang. Apabila jutaan orang itu membeli paling sedikit 2 keping, maka potensi pendapatah bisa mencapai Rp44,15 miliar. 

Secara total, selama pendaftaran CPNS 2024, Peruri berpotensi meraup duit paling sedikit Rp67 miliar. Itu paling sedikit ya. Sebab, ada banyak pelamar CPNS yang membeli lebih dari 2 keping.

Mempertanyakan persyaratan membubuhkan e-meterai ke dokumen 

Benar-benar menggiurkan. Potensi duit puluhan miliar itu bisa diperoleh hanya dalam hitungan hari selama pembukaan pendaftaran CPNS. Sebagai warga negara Indonesia yang sudah terbiasa diakali berkali-kali oleh pemerintah, sulit rasanya tidak mempertanyakan dan membayangkan skenario buruk di balik persyaratan e-meterai Peruri itu.  

Ternyata saya tidak sendiri, selama scrolling media sosial, tidak sedikit netizen yang mengungkapkan kecurigaan mereka. Mereka menganggap upaya digitalisasi ini sangat tidak praktis. Kalau memang paperless menjadi alasan di balik pembubuhan e-meterai, rasanya kok tidak juga karena di beberapa formasi tetap mensyaratkan tanda tangan basah pelamar. Artinya, pelamar harus mencetak dokumen, membubuhkan tanda tangan basah, memindai dokumen, baru memasang e-meterai di dokumen. Sangat ribetkan?  

Kabar lain yang beredar, e-meterai digunakan untuk menghindari kecurangan berupa penggunaan meterai palsu pada dokumen persyaratan. Katanya, praktik ini banyak terjadi pada pendaftaran CPNS 2021. Namun, narasi ini juga banyak disanggah netizen. Mereka berkomentar, e-meterai bukanlah solusi tepat untuk persoalan itu. Malah yang ada seperti sekarang ini, lebih banyak orang dirugikan dari sisi waktu dan dana untuk menempelkan meterai. 

Saya jadi ikut bertanya-tanya, apa sih urgensi di balik persyaratan dokumen dibubuhi e-meterai. Terlebih, sistemnya jauh dari kata siap. Apa jangan-jangan, benar kata salah seorang netizen di akun Peruri ya, negara ini punya 1001 cara untuk memungut duit rakyatnya. Saya rasa cuitan itu tidak berlebihan melihat potensi pendapatan dari penjualan e-ematerai ini bisa mencapai puluhan miliar rupiah.

Penulis: Kenia Intan
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA E-meterai Cara Halus Pemerintah “Merampok” Duit dan Waktu Pelamar CPNS 2024

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version