Katanya, Tuhan menciptakan Bandung ketika sedang tersenyum. Katanya lagi, Tuhan menciptakan Jogja ketika sedang jatuh cinta. Lantas, saat sedang apakah Tuhan menciptakan Pulau Flores? Saya mencoba bertanya kepada teman-teman dan mereka memberikan jawaban yang bermacam-macam.
Ada yang menjawab bahwa Tuhan menciptakan Flores saat sedang menikmati senja, ada yang menjawab saat sedang melukis ,terbukti dari indahnya Flores hasil lukisan tangan Tuhan. Salah satu sohib saya menjawab Tuhan menciptakan Flores saat sedang berdoa sehingga semua orang yang ada di dalamnya terberkati. Apa pun situasinya, Tuhan menciptakan Bumi beserta isinya saat dia sedang berbahagia dan Dia berkehendak.
Pulau Flores (Nusa Tenggara Timur) terkenal dengan panorama alam yang memanjakan mata serta budaya alam yang plural dan menjadi magnet bagi wisatawan dalam maupun luar negeri. Sebut saja seperti seksinya Pantai Pasir Pink, eloknya Pulau Padar, sejuknya Desa Wae Rebo, sampai uniknya Danau Tiga Warna Kelimutu yang airnya bisa berubah-ubah warna setiap tahunnya, indahnya tarian Ja’I, dan garangnya para petarung Etu (tinju tradisional).
Walaupun dengan segala keindahan yang dimiliki oleh Pulau Flores, tetapi masih ada saja beberapa orang yang belum juga paham letak Pulau Flores dan bertanya di mana itu Flores. Yang jelas masih di Indonesia lah, Bos. Menjadi seorang perantau di Surabaya yang sudah hampir satu dekade, saya sudah bosan dengan pertanyaan “ Flores itu Maluku atau Papua?”. Dalam hati saya cuman bisa mbatin, zaman sudah secanggih ini masih saja ada orang pekok.
Baru-baru ini, salah satu akun YouTube dari dua bersaudara yang memiliki darah Flores membuat suatu konten mengenai pulau-pulau dan kota-kota yang berada di wilayah Indonesia bagian timur. Betapa herannya saya ketika melihat beberapa anak muda yang ada dalam video tersebut salah dan terlihat konyol dalam menjawab beberapa pertanyaan tersebut.
Mereka diminta untuk memegang selembar kertas yang bergambar peta buta negara Indonesia dan diminta untuk menunjukan letak Kota Palu. Ada-ada saja jawabannya, ada yang menunjukan kota Palu berada di Pulau Kalimantan dan ada juga yang menunjukan Kota Palu berada di Pulau Sumatera. Selanjutnya, mereka diminta untuk menunjukan letak Pulau Flores dan jawabannya sungguh beraneka ragam, bisa kalian cek sendiri deh nanti.
Ada satu jawaban yang sangat kocak di mana si mbak memberikan jawaban yang “ngawurlogi” menurut saya, di mana dia menunjukan pulau Papua sebagai pulau Flores dengan alasan karena Flores itu di timur maka dia menunjuk pulau yang letaknya paling timur di Indonesia. Sungguh cocoklogi yang ajaib. Setelah menonton video ini saya pun sependapat dengan guru SMA saya dulu bahwa pembelajaran mengenai peta Indonesia sebaiknya dilakukan sejak usia dini.
Selain itu, salah satu hal yang paling menyebalkan bagi saya menjadi orang Timur di daerah perantauan adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan kocak dan konyol yang ditanyakan oleh teman-teman, dan pertanyaannya tidak jauh berbeda. Semisal yang ditanya seputar tempat wisata, oleh-oleh atau makanan khas, saya masih senang-senang saja menjawabnya. Lah ini yang ditanya malah “Di Flores kalian makan apa?” Mendengar pertanyaan ini saya pun menjawab di depan mukanya bahwa di Flores kami makannya TAI alias tahu, ayam, ikan. Siapa coba yang tidak kesel mendengar pertanyaan konyol seperti ini?
Pertanyaan lain yang kadang membuat saya dan beberapa teman saya kesal adalah “Flores itu di mana?” atau “Flores itu di mananya Papua?” Mendengar pertanyaan ini, saya biasanya mbatin dulu sebelum menjawab, “Juangkrik, di SD dulu tidak diajarkan Peta Indonesia pasti”, barulah saya menjawab dengan jelas dan terperinci letak pulau Flores yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kalau masih bingung juga, jurus terakhir saya adalah menyebut Komodo dan Labuan Bajo. Barulah mereka mengerti tentang Flores itu di mana karena memang orang-orang di sekitar saya mengertinya Flores kalau bukan Komodo yaaa Labuan Bajo. Tetapi ya sudahlah, bagi mereka mungkin tidak penting-penting amat atau mungkin cuman sekedar basa-basi, tetapi bagi saya aneh saja harus menjawab pertanyaan-pertanyaan kocak seperti ini hampir puluhan kali. Untung saja tidak ada yang bertanya Flores itu Indonesia atau bukan. Kalau saja ada yang bertanya seperti ini, mungkin saja saya langsung kunyah mentah-mentah itu orang.
BACA JUGA Rakat, Perekat Solidaritas Mahasiswa Perantau dari Indonesia Timur atau tulisan Alexandros Ngala Solo Wea lainnya.