Perpustakaan Klaten: Dulu Kurang Terurus, Sekarang Sudah Bagus

Perpustakaan Klaten: Dulu Kurang Terurus, Sekarang Sudah Bagus

Perpustakaan Klaten: Dulu Kurang Terurus, Sekarang Sudah Bagus (unsplash.com)

Sekitar tahun 2015, saat teman datang main ke rumah, dia melihat ada salah satu buku saya yang terdapat label “Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Klaten”. Kawan saya setengah tidak percaya kalau Kabupaten Klaten punya perpustakaan. Tidak cuma kawan saya yang ini, beberapa kawan lain juga tidak tahu kalau ada perpustakaan daerah, atau mereka tidak tahu di mana letak perpustakaan itu.

Memang sih Perpustakaan Klaten tidak berada di pinggir jalan besar. Perpustakaan ini beralamat di Jalan Lombok 2 Kanjengan Bareng, Klaten Tengah, Klaten. Jalan Lombok adalah sebuah jalan kecil di antara toko olahraga Rejeki dan toko aksesori hp Kartika yang terletak di proliman Klatos (Klaten Town Square). Di jalan kecil yang diapit dua toko tersebut, ada gapura yang sekilas mirip gapura di dusun-dusun bertuliskan “Dinas Arsip dan Perpustakaan”. Gedung perpustakaannya berada sekitar 150 m dari gapura tersebut. Jadi bisa dibilang letak gedung perpustakaan Klaten tidak begitu terlihat.

Selain letaknya yang tersembunyi di antara bangunan-bangunan rumah warga, waktu itu sekitar tahun 2015 Perpustakaan Klaten kurang terurus.  Waktu itu saya sangat kesulitan kalau mencari buku karena buku-buku di sana tidak ditata menurut nomor rak. Kebersihan ruang baca juga membuat saya mengelus dada. Masa ada puntung rokok beserta abunya yang berceceran? Ini perpustakaan lho, bukan angkringan.

Perpustakaan Klaten mulai dibenahi total

Sejak tahun 2020, Perpustakaan Klaten yang berada di bekas tempat peristirahatan raja Solo (tapi bukan si anu lho ya) ini mulai dirapikan dan dibenahi total. Saya bahkan sampai pangling kalau Perpustakaan Klaten yang dulu lebih mirip tongkrongannya bapak-bapak kini menjadi perpustakaan yang nyaman seperti perpustakaan pada umumnya.

Bangunan masih sama alias tidak dipugar. Seperti yang saya tulis di atas kalau bangunan ini peninggalan Keraton Surakarta. Jadi, bangunan yang bergaya kolonial ini masih dijaga keasliannya.

Buku-buku sudah tertata sangat rapi. Sudah ada Online Public Acces Catalog (OPAC), jadi pengunjung lebih mudah untuk mencari buku. Ruang baca bersih, letak rak, kursi baca ditata dengan baik sehingga membuat nyaman pengunjung yang ingin membaca di tempat atau sedang mengerjakan tugas. Bahkan ada inovasi pelayanan yang menurut saya adalah wujud dari keseriusan dinas perpustakaan untuk menaikkan minat baca masyarakat.

Jambu Carlin (Pinjam Buku Cara Online)

Layanan ini mulai beroprasi pada Agustus 2021. Sebuah inovasi Perpustakaan Klaten ini memiliki tujuan untuk mengurangi mobilitas masyarakat saat masa pandemi covid-19 dan berlanjut hingga sekarang. Jadi, masyarakat tidak perlu datang ke perpustakaan untuk membaca dan meminjam buku. Tinggal pesan melalui nomor WA petugas perpustakaan, lalu akan diantarkan oleh petugas sampai rumah.

Tidak cuma pinjam buku saja, masyarakat juga bisa membuat kartu anggota baru melalui layanan ini. Caranya bisa teman-teman baca di sini.

Mbak Marsini (Mobil Buku Anak Keliling Mari Datang ke Sini)

Ini bukan nama orang, ya, melainkan sebuah layanan perpustakaan keliling berbasis atas permohonan masyarakat desa maupun sekolah. Layanan ini diinisiasi oleh Perpustakaan Klaten.

Bagi teman-teman di Klaten yang berminat memancing dan meningkatkan minat baca buku kepada masyarakat, bisa mengajukan permohonan untuk layanan ini.

Perpustakaan Klaten menjadi percontohan nasional Pusat Informasi Sahabat Anak (PISA)

Perpustakaan Klaten juga punya ruang baca untuk anak yang sangat nyaman. Ada bermacam-macam buku anak, mainan dan taman bermain di sebelah gedung perpustakaan.

Saat ke perpustakaan, saya selalu mengajak anak saya. Ketika saya sedang mencari buku, anak saya bisa bermain di ruang anak tanpa membuat saya khawatir.

Sayangnya, walau sudah dibenahi sebaik itu, pengunjung perpustakaan bisa dibilang masih relatif sepi. Dalam sehari, pengunjung paling banyak itu tidak sampai 20 orang. Bahkan masih saja ada orang yang tidak tahu kalau Klaten punya perpustakaan seperti teman saya tadi.

Saya sangat berharap semoga Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Klaten lebih gencar mempromosikan layanan dan mengenalkan kepada masyarakat pentingnya membaca buku. Sehingga kelak Perpustakaan Klaten bisa dikunjungi lebih banyak orang.

Penulis: Amir Sidiq
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Pasar Gedhe Klaten, Pasar Tradisional Pertama di Indonesia yang Ramah Lingkungan karena Menggunakan PLTS.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version