Lebih nyaman selama perjalanan
Salah satu faktor utama yang menjadi pertimbangan saat mencari transportasi adalah kenyamanannya. Saya sangat yakin bahwa ketidaknyamanan saat naik kereta api Sri Tanjung jauh nggak ada apa-apanya jika dibandingkan naik bus. Salah satu hal yang paling sering dikeluhkan penumpang adalah sopir bus yang ugal-ugalan.
Sopir bus yang ugal-ugalan nampaknya sudah mendarah daging untuk bus jurusan Jogja-Banyuwangi dan sebaliknya. Kalau jalanannya relatif sepi, saya nggak terlalu mempermasalahkan, ya. Lha kalau ugal-ugalannya di jalanan yang lumayan ramai demi mengejar waktu, ini agak bikin kesel, sih. Apalagi kalau naiknya dari Banyuwangi yang mau nggak mau melewati jalur Gunung Gumitir. Wah, kapok kalau lewat sini ketemu sama sopir bus yang ugal-ugalan, Lur!
Fyi, Jalanan Gunung Gumitir yang berada di perbatasan Jember dan Banyuwangi ini tikungannya sangat curam dan minim penerangan di malam hari. Kalau lewat sini bareng sopir yang ugal-ugalan, banyak-banyak doa aja, deh.
Sementara itu kalau naik kereta api, kita nggak perlu khawatir dengan masinis yang ugal-ugalan. Memangnya bisa masinis ugal-ugalan? Wong jalur keretanya juga cuma ada satu. Lagi pula kalau naik kereta, kita bisa istirahat penuh sepanjang perjalanan tanpa harus merasakan gangguan dari pengamen.
Bukannya gimana-gimana ya, tak sedikit dari pengamen yang saya jumpai agak maksa kalau minta uang. Sebagai penumpang, bukannya merasa dihibur, saya malah merasa kayak diinterogasi. Tenan!
Belum lagi kalau ketemu dengan sopir dan kernet bus yang hanya mikir untung. Pertama kali saya berangkat ke Jogja dari Banyuwangi, saya naik bus yang overload. Waktu naik dari Banyuwangi sih semuanya kelihatan normal. Tapi setelah sampai Probolinggo, kenyamanan saya seakan terusik oleh banyaknya penumpang.
Saking banyaknya penumpang dalam bus, mereka sampai nggak muat duduk di kursi penumpang dan disediakan kursi tambahan oleh kernet. Saya yang waktu itu duduk di belakang cuma bisa geleng-geleng kepala sambil memperbanyak doa. Untung masih dikasih selamat sampai sekarang, tapi kapoknya itu, lho.
Perjalanan Jogja-Banyuwangi dan sebaliknya jadi lebih cepat dan aman
Terakhir, soal waktu tempuh Jogja-Banyuwangi dan sebaliknya yang jadi lebih cepat dengan KA Sri Tanjung. Siapa sih yang mau berlama-lama di perjalanan? Pegel, Bro! Makanya kalau naik KA Sri Tanjung, jarak Jogja-Banyuwangi dan sebaliknya hanya perlu ditempuh dalam waktu 12 jam. Sementara kalau naik bus, berdasarkan pengalaman saya, bisa memakan waktu hingga 15 jam!
Banyak faktor yang membuat perjalanan dengan bus jadi lebih lama, misalnya ngetem terlalu lama, macet, dll. Kalau naik kereta kan enak, nggak bakalan ketemu macet dan nggak ngetem lama. Kereta yang saya tumpangi paling lama berhenti di Stasiun Surabaya Gubeng aja, selebihnya ya berhenti untuk sekadar menaikturunkan penumpang.
Selain itu, saya juga merasa lebih aman naik kereta api. Padahal selama ini kalaupun terpaksa naik bus, saya juga nggak pernah kehilangan barang-barang berharga, sih. Tapi, naik kereta memberikan saya jaminan keamanan yang lebih besar. Melansir dari laporan Komite Nasional Keselamatan Transportasi, tercatat sepanjang tahun 2016-2020, kecelakaan terbanyak dialami oleh transportasi jalan raya. Kereta api menjadi jenis transportasi yang paling sedikit mengalami kecelakaan.
Jadi, kalau kalian orang Banyuwangi yang mau pergi ke Jogja, atau sebaliknya dari Jogja mau ke Banyuwangi, saran saya mending naik kereta api Sri Tanjung aja. Naik kereta dijamin lebih nyaman dan aman. Walaupun harus war tiket, setidaknya selama perjalanan panjang nanti kalian merasa nyaman.
Penulis: Rino Andreanto
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Selalu Kangen Naik Kereta Api Sri Tanjung Zaman Dulu yang Setiap Gerbongnya Berisi Kekacauan.