Menjadi karyawan baru di tempat kerja adalah hal yang menyenangkan sekaligus menegangkan. Di satu sisi, saya sangat senang bisa mulai bekerja dan memiliki penghasilan tetap. Terlebih, saya bisa diterima kerja setelah satu tahun menganggur karena kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19. Tapi di sisi lainnya, saya betul-betul sangat tegang di kantor setiap kali bekerja. Untuk kamu yang penasaran apa saja hal yang saya rasakan sebagai karyawan baru di kantor, berikut ini kisah saya yang pastinya relate dengan siapa pun yang berstatus sebagai karyawan baru di sebuah perusahaan.
#1 Karyawan baru, pastinya datang paling pagi
Tempat saya bekerja mewajibkan para karyawannya untuk berada di kantor pada pukul 09.00. Sebagai karyawan baru, saya berusaha untuk datang tepat waktu agar kinerja saya dinilai baik oleh seluruh karyawan di sana. Malahan, saya terlalu tepat waktu karena saya selalu sudah berada tiba setengah jam lebih awal dan tidak ada siapa-siapa kecuali office boy yang bertugas. Padahal, banyak karyawan lama yang dengan santainya datang pukul 09.10 bahkan 09.30. Saya tahu ini karena meja saya berada tidak jauh dari mesin absensi karyawan.
#2 Berusaha tampil rapi
Tempat saya bekerja tidak memiliki seragam khusus, asalkan berpakaian sopan saja. Banyak karyawan yang hanya menggunakan jins dan kemeja flanel dengan santainya ke kantor selayaknya mahasiswa yang lagi kuliah. Bahkan kemejanya tidak dimasukan sama sekali dan memakai sandal jepit. Sebagai karyawan baru, mana berani saya seperti itu? Saya pun selalu menggunakan celana bahan dan kemeja formal seperti karyawan kantoran pada umumnya. Pada hari Sabtu, karyawan diizinkan untuk menggunakan kaos supaya lebih santai karena jam kerja hanya sampai pukul 14.00, tapi hingga tulisan ini dibuat, saya belum berani untuk menggunakan kaos di hari Sabtu, apalagi menggunakan sandal jepit.
#3 Tidak tahu apa yang harus dilakukan
Minggu pertama saya jalani dengan sangat stres karena saya merasa sangat bodoh. Saya sama sekali tidak tahu apa yang harus saya kerjakan di kantor meskipun uraian pekerjaan yang harus saya selesaikan sudah tertulis jelas pada kontrak kerja dan rapat awal dengan para pimpinan kantor. Saya jadi sering bertanya pada senior saya di kantor terkait pekerjaan yang harus saya selesaikan, meminta arahan dari mereka ketimbang sok-sok ambil inisiatif tapi ternyata salah. Pokoknya betul-betul bingung dalam melakukan pekerjaan yang harus dilakukan seperti apa. Apa pekerjaan yang harus saya prioritaskan, mana yang bisa saya cicil. Hal-hal teknis seperti itulah yang bikin saya bingung.
#4 Sungkan untuk pulang duluan
Saat jam kerja sudah selesai, tentunya karyawan yang sudah selesai bekerja akan bersiap-siap pualng ke rumahnya masing-masing untuk beristirahat. Tapi tidak dengan karyawan baru. Apalagi, jika melihat banyak karyawan senior dan atasan yang masih asyik bekerja 1-2 jam setelah jam kerja selesai. Mau pulang duluan, takutnya diminta tidak pulang duluan oleh karyawan senior atau atasan. Saya juga takut dianggap nggak niat kerja atau takut dinyinyirin karena yang lain masih asyik bekerja. Mau lanjut kerja, tubuh dan pikiran sudah capek dan pengin rebahan. Dipaksain kerja juga jadinya capek dan nggak fokus. Yak, jadinya malah serba salah.
#5 Merasa tertekan
Berada di lingkungan baru dengan tugas baru yang belum saya kuasai seutuhnya bikin saya tertekan karena takut melakukan kesalahan sebagai karyawan baru di sana. Layaknya Nobita, saya malah jadi teringat akan kenangan-kenangan buruk yang saya alami saat sekolah dulu. Di mana saya sangat tegang ketika bertemu persoalan-persoalan rumit dalam pelajaran matematika dan hanya bisa tenang ketika jam makan siang atau saat sudah berada di rumah. Ini karena saking bingungnya saya dengan segala tekanan pekerjaan sebagai karyawan baru. Senior saya dari divisi yang berbeda bahkan bertanya pada saya, “Kamu kenapa berkeringat? Nggak usah stres kerja mah, nyantai aja,” dan saya langsung menjawab karena cuaca yang panas dan AC tidak menyala. Padahal, saya tegang karena takut melakukan kesalahan dalam bekerja.
Itulah lima hal yang saya alami sebagai karyawan baru. Ketika saya kepikiran beban pekerjaan, saya selalu diingatkan soal susahnya mencari pekerjaan oleh teman-teman saya. Sepusing-pusingnya tekanan pekerjaan, masih lebih pusing ketika saya tidak punya pekerjaan sama sekali. Mudah-mudahan ketika bulan depan sudah gajian, saya akan merasa lebih baik dan segala kegalauan yang saya ceritakan dalam tulisan ini bisa segera terselesaikan.
BACA JUGA Mixed Feeling HRD Saat Mengetahui Ada Karyawan yang Ajukan Resign dan tulisan Raden Muhammad Wisnu lainnya.