Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Perempatan Madukismo Menyimpan Bahaya bagi Pengendara: Nggak Ada Lampu Lalu Lintas, Rawan Kecelakaan

Cindy Gunawan oleh Cindy Gunawan
11 September 2023
A A
Perempatan Madukismo Menyimpan Bahaya bagi Pengendara: Nggak Ada Lampu Lalu Lintas, Rawan Kecelakaan

Perempatan Madukismo Menyimpan Bahaya bagi Pengendara: Nggak Ada Lampu Lalu Lintas, Rawan Kecelakaan (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Jalur kereta tanpa palang pintu membahayakan banyak pengguna jalan, begitu pula perempatan jalan yang ramai tetapi nggak difasilitasi sebuah lampu lalu lintas. Fenomena inilah yang akhirnya membuat saya resah, apalagi saat saya harus melintasi perempatan Madukismo yang ramai itu. Oke, biar saya perjelas dulu kalau perempatan yang saya maksud adalah perempatan dekat gedung pertemuan Madu Candhya, atau pertemuan dari Jalan Padokan, Jalan Madukismo, dan Jalan Mrisi.

Jalur alternatif

Saya terbiasa memilih melewati perempatan Madukismo ini karena ini merupakan jalur alternatif. Sebab, walaupun Ring Road Selatan boleh dibilang sebagai jalur tercepat, saya masih takut kalau harus melintasinya pada jam kerja yang biasanya bakal macet dan banyak pengendara ugal-ugalan.

Sayangnya, sama seperti jalur alternatif lainnya, saat menuju perempatan Madukismo ini saya harus melewati jalan yang aspalnya tambal sulam—yang jelas nggak rata—dan jalan yang berkelok disertai tembusan jalan keluar dari arah kampung.

Oh ya, daerah di sekitaran perempatan Madukismo ini juga minim penerangan dan langganan tergenang air saat hujan. Sungguh sebuah penderitaan yang lengkap bagi pengendara yang melintas di sini. Semua itu harus saya lewati untuk menemui fase paling menegangkan, yakni perempatan Madukismo yang tak ada lampu lalu lintasnya.

Harus ekstra hati-hati berkendara di perempatan Madukismo

“Medeni, lek! Kok nggak ono lampu merah e, to?” protes teman saya ketika kami berkendara melintasi perempatan Madukismo menuju rumah saya.

Apa yang diucapkan teman saya memang benar. Perempatan ini dibiarkan begitu saja tanpa lampu lalu lintas. Dan itu sangat membahayakan, utamanya bagi mereka yang belum terlalu mengenal daerah ini.

Kita nggak pernah tahu apa yang dipikirkan pengendara lain saat kita hendak berbelok misalnya. Bisa saja pengendara lain tetap menarik gas lalu memaksa kita mengalah dan harus membelokkan stang lebih dalam. Atau, kita akan dibuat sama-sama terkejut dan berhenti di tengah perempatan jalan untuk sepersekian detik. Jadi, pengendara harus ekstra fokus dan berhati-hati di sini.

Kejadian semacam ini nggak cuma terjadi sekali atau dua kali, lho. Saya kerap mengalaminya sendiri tiap kali melewati perempatan Madukismo. Tak jarang ada juga pengendara yang ingin berbelok membeli camilan pagi hari di Pasar Desa Nirmala, tapi berbelok sangat mepet dengan titik temu perempatan. Alhasil pengendara lain harus siap menarik rem dan mengarahkan stang ke arah lain.

Baca Juga:

Sate Klatak Pak Jupaini Jogja: Rasanya Nggak Kalah dengan Pak Bari dan Pak Pong, dan Amat Cocok untuk Pekerja Kantoran

Orang Bantul Kalau ke Sleman Rasanya Dekat, tapi Orang Sleman ke Bantul Rasanya Jauh Banget: Penderitaan Mahasiswa Nglaju PP

Anak sekolahan bikin situasi makin runyam

Selain nggak ada lampu lalu lintas, hal lain yang juga mempersulit pengendara di perempatan Madukismo adalah kereta pengangkut penumpang ke arah pabrik gula yang masih beroperasi setiap pagi dan sore. Sebenarnya saya nggak masalah sih sama kereta yang lewat ini, wong memang masih diperlukan. Masalahnya yang jadi bahaya adalah anak-anak sekolah yang berada di sisi jalan dan kadang berlarian menghampiri kereta ini.

Duh, sudah jalan di perempatan ini nggak rata, banyak anak-anak pula. Kalau lewat sini saat jam berangkat dan pulang kerja kudu banyak-banyak sabar, deh.

Hari biasa aja perempatan Madukismo ini cukup ramai, ya, coba bayangkan kalau di gedung pertemuan Madu Candhya ada acara. Apa nggak tambah ruwet lewat sini? Selain itu, di dekat perempatan ini juga ada dua tempat pemberhentian Trans Jogja. Kebayang nggak sih kalau lewat sini mumetnya kayak gimana? Udah nggak ada lampu lalu lintas, jalannya ramai, rentan kecelakaan pula.

Saran agar perempatan Madukismo lebih aman dan nyaman dilewati pengendara

Keresahan saya terhadap betapa bahayanya perempatan Madukismo ini kemudian membuat saya kepikiran, gimana seandainya perempatan ini diberi lampu lalu lintas? Ini harus dilakukan untuk mengantisipasi kecelakaan gitu, lho.

Seumpama nggak bisa diberi fasilitas lampu lalu lintas, minimal ada polisi yang berjaga di area ini lah. Coba deh pak polisi, tolong berjaga di perempatan ini setiap jam berangkat dan pulang kerja. Saya rasa kehadiran bapak akan sangat berguna bagi para pengendara yang melintasi perempatan ini.

Atau jangan-jangan perempatan Madukismo satu ini memang sengaja didesain sedemikian rupa karena merupakan bagian dari rintangan Benteng Takeshi Bantul? Ah, itu dia, itu dia!

Penulis: Cindy Gunawan
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Tak Ada yang Lebih Tabah dari Pengguna Jalan Perempatan Gedangan Sidoarjo.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 September 2023 oleh

Tags: Bantullampu lalu lintasLampu Merahmadukismoperempatanperempatan madukismo
Cindy Gunawan

Cindy Gunawan

Manusia kepala batu yang menjelma peramu mantra doa.

ArtikelTerkait

Membandingkan 4 Swalayan di Bantul Mana yang Terbaik Terminal Mojok

Membandingkan 4 Swalayan Hits di Bantul: Mana yang Terbaik?

3 Februari 2021
Bukannya Memperlancar Lalu Lintas, Perempatan Radial Palembang Justru Bikin Pengendara Makin Was-was Mojok.co

Bukannya Memperlancar Lalu Lintas, Perempatan Radial Palembang Justru Bikin Pengendara Makin Was-was

17 Februari 2024
Tak Ada yang Lebih Tabah dari Pengguna Jalan Perempatan Gedangan Sidoarjo

Tak Ada yang Lebih Tabah dari Pengguna Jalan Perempatan Gedangan Sidoarjo

16 Maret 2023
Perempatan Jetis, Perempatan Paling Berpendidikan di Jogja Sejak Masa Kolonial

Perempatan Jetis, Perempatan Paling Berpendidikan di Jogja Sejak Masa Kolonial

12 Januari 2024
Masih Pantaskah Sewon Bantul Menyandang Sebutan Sewonderland? Mojok.co

Masih Pantaskah Sewon Bantul Menyandang Sebutan Sewonderland?

5 Januari 2024
4 Dosa yang Tanpa Sadar Dilakukan Warga Sewon terhadap Kabupaten Bantul Mojok.co

4 Dosa yang Tanpa Sadar Dilakukan Warga Sewon terhadap Kabupaten Bantul

15 Desember 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.