• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
ADVERTISEMENT
Home Featured

Perdebatan Soal Working Mom yang Masih Itu-Itu Saja

Chairunis oleh Chairunis
10 Desember 2019
A A
Perdebatan Soal Working Mom yang Masih Itu-Itu Saja
Share on FacebookShare on Twitter

Perdebatan seputar working mom ini lama-lama menjengkelkan. Pasalnya, argumen yang dibangun sebatas tentang wanita modern, open minded, dan kemandirian. Kemudian, pihak yang kontra akan membalas dengan lagu-lagu lama. Yak betul!! Apalagi kalau bukan soal kodrat perempuan. Perempuan seharusnya di rumah mengurus anak, mengurus suami, memasak, dan sebagainya. Entah siapa yang menciptakan definisi kodrat-kodratan ini yang jelas keberadaannya telah hadir sejak ratusan tahun yang lalu.

Perempuan dan pekerjaan domestik adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Masalah benar dan salah bukan barang penting karena realitanya sebagian besar masyarakat kita memandang seperti itu. Saya pribadi tidak mempermasalahkan wanita-wanita yang ingin menjadi ibu rumah tangga, memasak untuk anak dan suami, serta melakukan pekerjaan domestik lainnya. Walaupun sebenarnya pekerjan domestik merupakan kewajiban bersama antara suami dan istri.

Wanita apa pun itu istilahnya tetap dapat bekerja sekaligus menjadi ibu rumah tangga. Namun, yang menjadi tantangan adalah faktor lingkungan sekitar dan kebijakan pemerintah yang dinilai masih kurang memaksimalkan potensi perempuan dalam pembangunan nasional. Menurut Bank Dunia, sekitar 93 persen wanita Indonesia di atas 15 tahun sudah melek literasi. Tingkat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja mencapai 50,7 persen, meskipun begitu angka ini termasuk rendah menurut standar internasional. Riset McKinsey 2018 menunjukan kesetaraan gender dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar US$ 135 miliar pada 2025.

Sayang, gagasan-gagasan yang sering disuarakan dalam mendorong wanita untuk bekerja masih seputar tentang betapa keren menjadi ibu rumah tangga sekaligus wanita karier. Kemandirian finansial menjadi alasan utama mengapa seorang wanita perlu terjun ke dunia kerja bahkan ketika sudah menikah dan mempunyai anak. Lantas apakah hal tersebut salah? Saya pikir tidak. Namun, yang perlu kita sadari menjadi ibu yang bekerja bukanlah pekerjaan mudah. Ada rintangan lain yang hadir bersamaan dengan keputusan perempuan untuk tetap berkarir meski telah memiliki anak yaitu pengasuhan anak.

Sekilas pengasuhan anak ini bukan merupakan masalah besar, karena para ibu yang bekerja dapat menitipkan anak pada orang tua atau membayar baby sitter. Faktanya, tidak semua orang tua bersedia untuk dititipkan karena masalah kesehatan yang tidak mampu lagi untuk berlarian ke sana ke mari mengejar cucu-cucu mereka. Begitu juga baby sitter, suami istri yang bekerja tentu mampu membayar pengasuh hanya saja mereka kesulitan menemukan orang yang dapat dipercaya.

Kemudian, yang perlu kita sadari juga ada sebagian ibu, meskipun bekerja tetap tak mampu membayar pengasuh dan tak ada orang tua atau kerabat yang dapat dititipkan anak. Beberapa waktu yang lalu di media sosial sempat viral, seorang ibu penarik ojek online membawa anaknya dalam gendongan ketika sedang menarik penumpang. Isi kolom komentar atas posting-an itu langsung penuh dengan pujian dan empati. Ibu tersebut mengatakan ia bekerja demi mencari nafkah untuk kelima anaknya.

Masalah pengasuhan anak ini juga dirasakan oleh ibu-ibu yang menjadi buruh pabrik. Tidak jarang mereka meninggalkan balita mereka di rumah sendiri dengan hanya dititipkan pada tetangga. Tentu tindakan ini memiliki risiko. Ibu yang menggendong bayinya saat sedang menarik ojek rawan mengalami kecelakaan lalu lintas. Tidak hanya membahayakan si ibu dan anak tapi juga penumpang. Anak-anak yang seharian ditinggalkan orang tuanya tanpa pengawasan juga berisiko mengalami tindakan kriminal seperti penculikan dan kekerasan seksual.

Ya memang begitu banyak tantangan yang dihadapi perempuan saat memutuskan bekerja apalagi setelah memiliki anak. Untuk itu, pro kontra tentang working mom sudah seharusnya diisi dengan argumen yang mendorong tersedianya kebutuhan pendukung lain seperti child care yang berkualitas dan terjangkau serta cuti melahirkan bagi ayah. Di Indonesia keberadaan child care diyakini masih minim. Belum ada angka yang pasti mengenai jumlah child care.

Selain itu, child care masih disediakan oleh swasta sehingga biaya yang dikenakan tergolong mahal bisa sampai 500 ribu/jam. Bandingkan dengan UMP rata-rata di Indonesia maka dapat kita simpulkan child care saat ini masih diperuntukan untuk golongan menengah atas. Cuti melahirkan bagi ayah pun sebenarnya telah ada di Indonesia hanya saja masih diperuntukan bagi PNS dengan dengan masa 1 bulan.

Mendorong wanita untuk berkerja merupakan ajakan yang baik tetapi apabila gagasan-gagasan yang diajukan hanya soal kemandirian finansial dengan mengabaikan faktor pendukung wanita untuk berkarier, maka hanya akan menjadikan wanita sebatas komoditas yang digunakan untuk menambah PDB negara. Kesetaraan gender sering disalahtafsirkan sebagai bentuk perlawanan terhadap kaum pria, padahal sejatinya adalah perjuangan tentang keadilan bahwa wanita sudah semestinya memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh akses dan merasakan manfaat dari pembangunan nasional. Lalu, bagaimana bisa adil kalau tidak mendorong kehidupan yang lebih baik bagi perempuan?

BACA JUGA Emang Kenapa sih Kalau Sarjana Jadi Ibu Rumah Tangga? atau tulisan Chairunis lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Desember 2019 oleh

Tags: ibu rumah tanggawanita karierworking mom

Chairunis

Chairunis

Pengagum Olivia Palermo yang berharap suatu hari nanti bisa punya sepatu Christian Louboutin.

ArtikelTerkait

Doctor Cha: Menguak Sisi Lain Ibu Rumah Tangga yang Sering Dilupakan

Doctor Cha: Menguak Sisi Lain Ibu Rumah Tangga yang Sering Dilupakan

16 Mei 2023
Menjadi Ibu Rumah Tangga Adalah Bentuk Emansipasi

Menjadi Ibu Rumah Tangga Adalah Bentuk Emansipasi

21 April 2023
Viral Konten TikTok Ibu Kasih Bayi Kopi Good Day, Bukti Jadi Ibu Rumah Tangga Tetap Harus Berpendidikan Tinggi Terminal Mojok

Viral Konten TikTok Ibu Kasih Bayi Kopi Good Day, Bukti Jadi Ibu Rumah Tangga Tetap Harus Berpendidikan Tinggi

24 Januari 2023
Ibu Shinchan, Nobita, Kenichi, dan Maruko-chan Adalah Gambaran Umum Ibu-ibu di Jepang dan Alasan Kenapa Ibu-ibu di Sana Memilih Jadi Ibu Rumah Tangga terminal mojok

Ibu Shinchan, Nobita, Kenichi, dan Maruko-chan Adalah Gambaran Umum Ibu Rumah Tangga di Jepang

13 Juli 2021
Work Life Balance Adalah Mitos Belaka Bagi Ibu Pekerja terminal mojok (1)

Work Life Balance Adalah Mitos Belaka Bagi Ibu Pekerja

21 Mei 2021
Ketika Suami Menawarkan Diri Jadi Bapak Rumah Tangga terminal mojok.co

Ketika Suami Menawarkan Diri Jadi Bapak Rumah Tangga

22 Maret 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Fenomena Slip of Tongue dan Sulitnya Membedakan Huruf F dan V untuk Sebagian Orang

Fenomena Slip of Tongue dan Sulitnya Membedakan Huruf F dan V untuk Sebagian Orang

Mengapresiasi Mahakarya Musik Ambon Sebagai Salah Satu Kota Musik Dunia

Mengapresiasi Mahakarya Musik Ambon Sebagai Salah Satu Kota Musik Dunia

sekolah tiga hari

Halo Kak Seto, Ide Anak Sekolah Cukup Tiga Hari itu Sungguh Ramashook



Terpopuler Sepekan

Kota Lama Gresik, Sisi Lain dari Kabupaten yang Sumpek Ini (Fakhrir Amrullah via Unsplash)

Kota Lama Gresik, Sisi Lain dari Kabupaten yang Sumpek Ini

oleh M. Afiqul Adib
2 Juni 2023

Nggak Usah Bikin Tabungan Bersaama sama Pacar, Niatnya sih Baik, Ujungnya Bakal Jadi Konflik

Nggak Usah Bikin Tabungan Bersama sama Pacar, Niatnya sih Baik, Ujungnya Bakal Jadi Konflik

oleh Reni Soengkunie
3 Juni 2023

Sukoharjo, Kabupaten Indah yang Terasa Nanggung

Sukoharjo, Kabupaten Indah yang Terasa Nanggung

oleh Yogi Dwi Pradana
30 Mei 2023

Terminal Purabaya Sidoarjo (Unsplash)

Persoalan Terminal Purabaya Sidoarjo di Tengah Kemegahannya

oleh Akbar Mawlana
28 Mei 2023

5 Perbedaan Upin dan Ipin Dulu dengan Sekarang

5 Perbedaan Upin dan Ipin Dulu dan Sekarang

oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
1 Juni 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=lzHUMXKyXus

DARI MOJOK

    • Tentang
    • Ketentuan Artikel Terminal
    • F.A.Q.
    • Kirim Tulisan
    DMCA.com Protection Status

    © 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

    Tidak Ada Hasil
    Lihat Semua Hasil
    • Login
    • Nusantara
    • Kuliner
    • Gaya Hidup
      • Sapa Mantan
      • Fesyen
      • Gadget
      • Game
      • Hewani
      • Kecantikan
      • Nabati
      • Olahraga
      • Otomotif
      • Personality
    • Pojok Tubir
    • Kampus
      • Ekonomi
      • Loker
      • Pendidikan
    • Hiburan
      • Acara TV
      • Anime
      • Film
      • Musik
      • Serial
      • Sinetron
    • Tiktok
    • Politik
    • Kesehatan
    • Mau Kirim Tulisan?
    • Kunjungi MOJOK.CO

    © 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

    Halo, Gaes!

    atau

    Masuk ke akunmu di bawah ini

    Lupa Password?

    Lupa Password

    Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

    Masuk!