Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Perayaan Valentine Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Adalah Berdebat Perihal Valentine

Syifa Ratnani Faradhiba Jane oleh Syifa Ratnani Faradhiba Jane
13 Februari 2020
A A
Perayaan Valentine Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Adalah Berdebat Perihal Valentine
Share on FacebookShare on Twitter

Memangnya ada orang yang tidak tahu bahwa tanggal 14 Februari adalah hari valentine? Ada, tapi jumlahnya barangkali tidak banyak. Seperti halnya hari perayaan lain, beberapa tempat umum pun berdandan dengan tema valentine. Seperti produk-produk food and beverages, hotel, fashion, dan lain-lain juga gencar memberikan promo memanfaatkan momentum ini. Jadi sulit rasanya menampik kenyataan bahwa semua orang tidak tahu bahwa 14 februari adalah hari valentine.

Hari valentine dan sekelumit kisah dibaliknya barangkali juga sudah dihafal betul oleh kebanyakan dari kita. Coklat, bunga, dan serba-serbi hati berwarna pink jadi ciri khas dari perayaan valentine. Namun, di Indonesia khususnya, ada ciri lain yang bisa diidentikkan dengan perayaan valentine. Perdebatan.

Seperti halnya kita yang tidak mengetahui bagaimana mulanya valentine jadi ajang perayaan yang sangat digemari kebanyakan kawula muda. Kita juga tampaknya tidak paham betul bagaimana mulanya tercipta perdebatan mengenai haramnya merayakan valentine. Hingga perdebatan mengenai perayaan valentine yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.

Sejauh yang bisa saya ingat, perdebatan tentang perayaan valentine kian meruncing seiring mudahnya akses bersuara di ruang publik melalui akses media sosial. Orang-orang yang kontra terhadap perayaan valentine berbondong-bondong memberikan berbagai argumentasi mengapa kita seharusnya tidak merayakan valentine. Bahkan menganggap bahwa valentine dapat menjadi cikal bakal pergaulan bebas di kalangan remaja dan anak-anak. Beberapa yang kontra juga kerap mengaitkan perayaan valentine sebagai sebuah hal yang menyimpang dari aturan agama.

Pendapat tersebut tentu saja mendapat reaksi yang tidak cukup bagus dari mereka yang pro terhadap perayaan valentine. Bagi mereka perayaan ini tak lebih dari upaya memberikan satu hari yang indah untuk yang terkasih melalui hal-hal yang manis seperti bunga dan coklat. Pro dan kontra akan sesuatu hal jelas hal yang lumrah, toh tidak semua orang wajib satu kata akan sesuatu. Akan tetapi menyoal perdebatan akan valentine adalah hal yang paling aneh. Kok rasanya ini seperti tak berkesudahan, perdebatan yang sia-sia alias kosong tak punya konklusi.

Bahkan perdebatan akan perayaan valentine selalu berulang setiap tahunnya. Hal ini cukup lucu bagi saya yang tidak merasa wajib merayakan valentine. Namun juga tidak merasa bahwa selebrasi hari valentine melalui pernak-perniknya menjadi sesuatu yang mengganggu. Kelucuan yang saya amati adalah tidak pernah ada perubahan signifikan sekeras apa pun upaya pihak kontra valentine.

Setiap tahunnya produk cokelat tetap laris manis, toko bunga dan pakaian tetap mengadakan diskon, dan industri kreatif terus menggalakkan event terkait hari tersebut. Lagipula, kalau mau jujur rasanya perayaan ini tidak pernah bisa jadi indikator terjadinya pernikahan dini pada anak-anak dan berbagai kejahatan seksual. Kerusakan moral generasi penerus bangsa juga merupakan buah dari pola yang sistemik, mana mungkin hanya karena memberikan coklat dan bunga lantas secara keseluruhan memporak-porandakan moral seseorang.

Lagipula sebagai sebuah bangsa kita kerap kali masih menerawang indikator moralitas itu sendiri kok. Jadi rasanya tentu terlalu jauh mengaitkan valentine dengan hal itu. Di beberapa negara lain yang warganya kompak merayakan valentine, justru ini jadi momentum khusus untuk memberikan hadiah untuk para guru dan hewan peliharaan lho, dan tak melulu soal seks.

Baca Juga:

5 Cokelat Indomaret yang Cocok untuk Merayakan Valentine bersama Ayang

Biaya Wisuda Itu Harusnya Murah, Bahkan kalau Bisa Gratis, Jangan Jadikan Wisuda sebagai Ladang Cuan!

Namun, saya juga sepakat bahwa awareness terhadap pergaulan bebas pada anak-anak perlu mendapat perhatian khusus mengingat minimnya budaya edukasi seksual di masyarakat kita. Saya juga lebih sepakat bahwa keputusan merayakan valentine bukan jaminan bahwa seseorang itu lebih penyayang, lebih moderat, atau lebih baik dari mereka yang tidak merayakan valentine. Baiknya, sikap kita ya biasa aja deh. Ada banyak topik yang jauh lebih mendesak, kok.

Saya yakin di tahun ini pun perdebatan tentang perayaan valentine pasti akan pecah di media sosial. Narasinya akan sama, dialognya pun sama. Seolah-olah tanggal 14 Februari adalah hari khusus bagi Indonesia, yakni hari berdebat mengenai perayaan valentine, perang trending topic pasti akan muncul. Jadi, apakah bisa kita sepakati bahwa valentine bukan budaya kita. Namun perdebatan akan perayaan valentine adalah budaya kita dan wajib dirayakan setiap tanggal 14 Februari?

BACA JUGA Panduan Merayakan Hari Valentine Buat Kamu yang Jomblo atau tulisan Syifa Ratnani Faradhiba Jane lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 13 Februari 2020 oleh

Tags: 14 februariperayaanperdebatanvalentine
Syifa Ratnani Faradhiba Jane

Syifa Ratnani Faradhiba Jane

ArtikelTerkait

Merayakan Hari Ayah Nasional Sebagai Anak Yatim

Merayakan Hari Ayah Nasional Sebagai Anak Yatim

12 November 2019
Bajigur, Alternatif Kado Valentine untuk Ayang

Bajigur, Alternatif Kado Valentine untuk Ayang

13 Februari 2022
hari binatang sedunia

Hari Binatang Sedunia dan Cara Asik Merayakannya

4 Oktober 2019
#eskrimdimakan

Perdebatan Tagar #EsKrimDimakan atau #EsKrimDiminum yang Nggak Penting-Penting Amat

20 Agustus 2019
kondangan

Kondangan Fighter yang Galau Antara Flat Shoes dan High Heels: Dasar Nggak Penting!

22 Agustus 2019
Mari Merayakan Valentine dengan Memberi Hadiah pada Diri Sendiri

Mari Merayakan Valentine dengan Memberi Hadiah pada Diri Sendiri

14 Februari 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.