Konon St. Valentine rela mengorbankan keselamatannya untuk menyatukan pasangan muda-mudi yang saling mencintai dalam ikatan suci (pernikahan). Secara diam-diam dia membantu menikahkan pasangan muda-mudi. Padahal waktu itu, ada larangan untuk menikah, sebab para lelaki harus terjun ke medan perang.
Aksi Valentine dianggap sebagai bentuk penentangan kepada Kaisar Roma. Saat Kaisar memanggilnya, dia justru merasa tak bersalah dan menganjurkan agar Kaisar bertobat. Valentine pun dihukum mati karena perbuatannya itu.
Peristiwa ini kemudian diperingati sebagai hari kasih sayang atau yang lebih kita kenal dengan hari valentine. Memang ada banyak kisah dan legenda yang melatari sejarah hari valentine. Namun, dari semua itu, kisah pengorbanan St. Valentine lah yang paling keren. Mengorbankan diri untuk satu kata “cinta”, keren bukan?
Dalam hal ini, sebenarnya hari valentine merupakan bagian dari peringatan untuk mengenang jasa seorang pahlawan kemanusiaan yang rela mengorbankan nyawa untuk menyatukan pasangan yang saling mencintai.
Cinta merupakan berkah terindah di dunia ini. Dalam Islam, terdapat hadis yang menyatakan bahwa Tuhan membagi cintanya menjadi 100 bagian. Tuhan menyimpan 99 bagian di sisi-Nya, dan satu bagian cinta diberikan kepada seluruh makhluk-Nya di dunia ini. Satu bagian cinta itu sudah sangat mencukupi kehidupan di dunia ini.
Dengan satu bagian cinta itu seorang ibu rela tak tidur semalaman untuk menjaga anaknya agar tak digigit seekor nyamuk. Satu bagian cinta itu yang membuat taring kucing betina menjadi tumpul saat membawa anaknya dengan mulutnya. Satu bagian cinta itu yang membuat induk burung tak menelan makanan di mulutnya, sebab akan diberikan untuk anak-anaknya. Dan satu bagian cinta itu pula yang membuat St. Valentine berani mengorbankan dirinya untuk menyatukan pasangan muda-mudi yang saling mencintai dalam satu ikatan suci.
Hati St. Valentine sudah dipenuhi satu bagian cinta dari Tuhan. Sehingga ia mau mengambil risiko untuk menyatukan pasangan–yang juga telah mendapatkan satu bagian cinta di hati mereka–dalam ikatan suci. Pengorbanan atas nama cinta yang patut dikenang. Tentunya dikenang dengan cinta juga.
Namun sekarang pengorbanan St. Valentine diperingati dengan makna yang sudah berubah. Peringatan St. Valentine bukan lagi pengorbanan cinta, tapi menjadi peringatan untuk mengorbankan diri banyak perempuan dalam sepotong coklat.
Banyak hati bahkan tubuh perempuan yang menjadi korban lelaki di malam valentine. Simbol-simbol hari valentine tak hanya coklat dan bunga. Namun, juga berbagai rayuan dan tipuan untuk para perempuan.
Mungkin ada yang tak setuju dengan statement saya. Mungkin ada yang akan berkata bahwa mereka tak menjadi korban, sebab mereka melakukannya tanpa ada rasa keterpaksaan. Kalau demikian, mereka mungkin bukan korban, tapi mengorbankan diri dalam malam ritual sepotong coklat. Mengorbankan diri karena tipu daya rayuan, sama saja dengan menjadi korban.
Terlalu kerdil makna cinta jika hanya dimaknai dengan sepotong coklat atau hubungan badan di malam valentine. Jika kamu memahaminya demikian, maka cintamu masih dalam taraf yang sama dengan hewan. Cinta demikian termasuk cinta yang behavior-animalisme.
Ada makna cinta yang lebih tinggi dari itu. Yaitu cinta untuk saling menjaga, menjaga orang yang kita cintai. Cinta untuk saling menyempurnakan kekurangan pasangan. Cinta untuk saling memiliki. Cinta yang demikian akan kekal, bahkan maut pun tak akan dapat memisahkannya.
Selain itu, jika hari valentine adalah hari kasih sayang. Maka bicara kasih sayang, sangat luas medannya. Medan kasih sayang bisa pada orang tua, pada seluruh manusia, pada alam dan pada Tuhan yang telah menciptakan kita.
Sehingga perayaan hari valentine yang dipahami sebagai hari kasih sayang, tak harus diperingati dengan memberikan coklat pada pasangan. Banyak peringatan yang lebih bermakna dan keren daripada itu. Salah satu contohnya dengan mencari orang yang kelaparan di jalanan untuk kemudian diberi makanan.
Sangat keren, jika sekelompok anak muda di malam valentine membawa bunga dan makanan, menyusuri jalan-jalan untuk mencari orang-orang terlantar yang kelaparan. Kemudian orang-orang terlantar itu diberi bunga dan makanan.
Jika ditanya anak-anak muda itu lagi ngapain? Mereka jawab bahwa ini cara kami memperingati hari kasih sayang adalah dengan berbagi kasih sayang pada sesama manusia. Bukan dengan memberi sejuta rayuan yang hanya akan menjadi harapan palsu untuk pasangan.
Kalau pemaknaan kasih sayang di hari valentine seluas itu, lantas perayaan valentine sekeren itu. Rasanya tak ada salahnya berkata “selamat hari valentine”.
BACA JUGA Kabinet Kasih Sayang untuk Indonesia yang Lebih Halu atau tulisan Moh Rivaldi Abdul lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.