Memang, tidak ada aturan tertulis soal cara membawa tas ransel. KAI Commuter line hanya mengatur barang-barang yang boleh dan tidak boleh dibawa ke dalam gerbong KRL. Namun, sebagai manusia yang berakal dan peka terhadap kondisi sekitar, seharusnya kita tahu, membawa tas ransel di depan dengan cara didekap di dada adalah cara terbaik.
Bisa terhindar dari berbagai kejahatan di KRL
Selain mengganggu penumpang lain, mendekap tas ransel bisa menghindari kejahatan di gerbong KRL. Berbagai kejahatan bisa terjadi di gerbong KRL, mulai dari pencopetan hingga pelecehan seksual. Melansir dari Kumparan, KAI mencatat ada 200 kasus kriminal terjadi di area KRL. Angkanya sangat mungkin membengkak mengingat ratusan kasus itu baru yang tercatat, belum kasus lain yang tidak dilaporkan.
Melihat ratusan kasus kejahatan tersebut, penumpang memang lebih baik berhati-hati dalam mengamankan barang mereka. Mendekap erat tas bisa jadi salah satu cara terbaik sebab penumpang bisa langsung mengawasi barang-barang bawaannya. Ingat kata Bang Napi, “Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat pelakunya, tapi juga karena adanya kesempatan. Waspadalah! Waspadalah!” Dengan mendekap erat barang bawaan, kalian sama dengan memperkecil kesempatan kejahatan terjadi.
Intinya, menaruh tas ransel di depan sebenarnya bukan hal sulit, tapi entah mengapa masih ada penumpang yang enggan melakukannya. Segelintir penumpang membawa tas ranselnya di punggung hingga merepotkan penumpang lain dan mengundang aksi kejahatan. Orang-orang seperti ini semacam kurang tantangan saja, hidup sudah repot berdesak desakan di KRL, masih mau mempersulit diri dengan tidak mendekap tas ranselnya.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Alasan Gerbong KRL Khusus Perempuan Malah Dihindari oleh Perempuan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.