Derita Penjahit Kebanjiran Pesanan Menjelang Lebaran hingga Nggak Punya Waktu Libur

Derita Penjahit Kebanjiran Order Menjelang Lebaran hingga Nggak Punya Waktu Libur Mojok.co

Derita Penjahit Kebanjiran Order Menjelang Lebaran hingga Nggak Punya Waktu Libur (unsplash.com)

Penjahit kebanjiran pesanan menjelang Lebaran itu antara berkah dan beban. 

Di Mojok muncul tulisan tentang pekerjaan-pekerjaan yang semakin berat selama bulan Ramadan. Tidak sedikit yang alih profesi di periode ini dapur terus mengepul. Apalagi, Lebaran memerlukan dana yang tidak sedikit entah untuk mudik atau sekadar menjamu tamu. 

Keluhan-keluhan seperti itu tidak akan dialami oleh penjahit pakaian. Di bulan Ramadan banyak orang memesan pakaian khusus Lebaran. Bahkan, tidak sedikit kewalahan karena kebanyakan pesanan. Satu sisi, kesempatan ini merupakan berkah. Sisi lain, penjahit pakaian banyak yang kewalahan karena menjahit baju tidak semudah itu. 

Menjahit itu memakan waktu

Teman saya adalah salah satu penjahit yang ketiban berkah menjelang Ramadan. Pesanan yang datang begitu banyak hingga dia kewalahan. Dia menjelaskan, memproses menjahit satu baju itu cukup lama. Baju perlu melalui proses ukur badan, membuat pola, memotong kain hingga menyambungkan. 

Membuat pola ini harus dilakukan di kertas pola baju atau koran (agar lebih hemat biaya). Proses ini perlu waktu lama, terlebih jika pelanggan menyodorkan kain motif dan model pakaian yang rumit. Menggunting kain yang memiliki motif tentu tidak mudah, penjahit harus melihat motifnya seperti apa agar bagus. Ditambah model baju yang diinginkan pelanggan tentu memotong ini menjadi hal yang menyebalkan bagi penjahit.

Tidak sampai disitu, setiap jahitan yang telah selesai tentu akan dicoba terlebih dahulu oleh pelanggan. Inilah letak kelebihan menjahitkan baju, karena pelanggan bisa langsung mengecilkan atau sedikit membesarkan baju jika pelanggan merasa belum pas. Jika beli langsung di toko tentu tidak bisa request. Proses ini tentu memakan waktu lama lagi.

Penjahit semakin sibuk menjelang Lebaran

Biasanya menjelang Lebaran orderan menumpuk. Penjahit biasanya akan mendahulukan pelanggan yang pertama datang dahulu. Tapi, sebagian pelanggan tidak mau tau itu. Bahkan tak jarang ada yang rela membayar ongkos lebih agar pakaiannya segera selesai. Padahal ini bukan masalah ongkos, tapi masalah siapa yang datang dahulu tentu harus didahulukan. 

Dia mengaku, selama Ramadan memang fokus menyelesaikan pekerjaan daripada ibadah. Ironis memang, tapi mau bagaimana lagi. Bahkan, dia rela tetap bekerja di hari-hari menjelang Lebaran. Padahal kalau pekerja kantoran, hari-hari menjelang Lebaran biasanya sudah bisa cuti. 

Mungkin bagi sebagian orang berpikir profesi yang kebanjiran orderan di bulan Ramadan enak dan mengasyikkan. Nyatanya nggak semudah itu, hidup itu ibarat rumput tetangga lebih hijau. Saat kebanjiran orderan di bulan Ramadan harus siap dengan konsekuensi kehilangan momen bulan suci dan penuh berkah karena memang tak ada waktu, mau sholat 5 menit saja eman mending buat gunting pola.

Penulis: Nurul Fauziah
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Curahan Hati Asisten Rumah Tangga di Semarang yang Menjalani Pekerjaan Sampingan Saat Bulan Puasa

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version