Pengen Pensiun Dini? Gasss!

pensiun dini

pensiun dini

Dibandingkan mengundurkan diri, pensiun dini adalah solusi alternatif jika ingin keluar dari zona nyaman sekaligus membuktikan diri sebagai orang berdikari.

Setiap tahunnya, jumlah pekerja di Indonesia memang mengalami peningkatan yang signifikan. Dilihat dari beberapa lembaga survei, perkembangannya hanya bertambah sedikit demi sedikit alias tidak sesuai harapan. Survei membuktikan bahwa status pengangguran yang dulunya tercantum justru telah hilang bak ditelan bumi. Sebagai gantinya, mereka berubah wujud menjadi seorang karyawan yang notabene calon penerus bangsa. Tujuannya agar jumlah pengangguran tidak semakin bertambah sekaligus mendidik karyawan untuk menunjukkan skill yang memumpuni dan punya rasa tanggung jawab jika ditawari di perusahaan lain. Jadi, anda harusnya senang jika berstatus karyawan yang diembannya supaya nanti di masa tua akan hidup bahagia. Setidaknya itulah kata beberapa orang.

Tanpa disadari, banyak tantangan ketika menjadi karyawan. Biasanya dimulai dengan mengikuti pelatihan khusus karyawan yang sengaja dirancang agar menjadi lebih profesional. Selanjutnya, budaya perusahaannya yang ramah lingkungan dan fasilitas mumpuni yang semakin memanjakan karyawan supaya betah dan nyaman bekerja di kantor. Hal ini juga berperan dalam produktivitas pekerja. Proses rekrutmen juga sesekali diadakan untuk menunjang SDM pada perusahaan tersebut.

Hidup berjalan bagaikan roda yang berputar. Kebersamaan antara perusahaan dan karyawan sesungguhnya hanyalah sementara. Bahkan beberapa orang memilih untuk pensiun dini demi mengejar hal yang mereka sebut dengan passion. Dan itu tidak salah memang.

Ketika sedang asyik-asyiknya menikmati masa kerja dengan santai, mengambil pensiun dini bukanlah hal yang mudah apalagi banyak anggapan orang-orang di luar sana tentang sulitnya mendapatkan pekerjaan. Eits, jangan salah sangka dulu! Mungkin saja perusahaan menetapkan pensiun dini agar  memberikan kesempatan pada karyawan untuk melepaskan diri  dari bayang-bayang perusahaan lama.

Sebagai penjelasannya, pensiun dini itu bukan berarti harus mundur dari pekerjaan di usia muda apalagi sampai depresi atau gelisah. Biar tidak terus-terusan galau, lebih baik anda mengembangkan karir lain yang belum pernah terwujud. Bagi yang mempunyai jiwa wirausaha atau sekedar membuka bisnis kecil-kecilan, bisnis factory outlet sangat cocok untuk diterapkan pada anda yang berminat pada dunia pakaian masa kini. Di sana anda belajar bagaimana cara bekerja keras dengan mandiri sekaligus berjuang untuk menarik perhatian pengunjung melalui berbagai trik marketing. Tak lupa dibutuhkan kerja keras dan inovasi tiada henti.

Kemudian, usaha kuliner patut anda coba untuk mempromosikan hasil masakan anda kepada orang-orang yang sangat membutuhkan asupan gizi. Terlebih dengan tren komsumtif masyarakat di masa kini, usaha ini merupakan sebuah angin segar yang perlu dicoba. Dewasa ini pun inovasi rasa banyak dilakukan oleh pengusaha makanan, semisal memadukan rendang di dalam burger. Terdengar aneh memang, namun bukannya manusia zaman now sering mencari hal yang baru dalam hidup mereka. Sekali lagi: ini peluang! Pepet terus jangan sampai lepas!

Seperti penggalan lirik lagu HIVI!, Kita semua boleh jatuh tapi harus bangkit kembali. Arti lirik tersebut mengajarkan kita tidak boleh pantang menyerah dalam menghadapi sesuatu. Biar kegagalan terus menghantui kita tetap memegang prinsip utama yaitu terus mencoba dan mencoba lagi sampai mencapai puncaknya yaitu berhasil menembus garis finish.

Ingat, jangan sekali-kali membandingkan orang yang mengambil keputusan pensiun dini sama dengan PHK ataupun dipecat. Karena pensiun dini bisa menjadi hal positif bagi anda untuk meraih masa depan yang lebih baik. Siapa tahu nanti anda menjadi pemimpin untuk bisnis miliki sendiri kelak dengan karir yang cemerlang serta berjiwa dermawan. (*)

BACA JUGA Pengalaman Beli Rumah di Usia 23 Tahun dan Pelajaran Buat Milenial yang Pengin Punya Rumah atau tulisan Aditya Mahyudi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version