Pengalaman Pahit Hampir Ketipu Lowongan Kerja Palsu, Fresh Graduate Lain Perlu Lebih Hati-hati

Pengalaman Pahit Hampir Ketipu Lowongan Kerja Palsu, Fresh Graduate Lain Perlu Lebih Hati-hati Mojok.co

Pengalaman Pahit Hampir Ketipu Lowongan Kerja Palsu, Fresh Graduate Lain Perlu Lebih Hati-hati (unsplash.com)

Saya sangat sepakat jika masa transisi memang begitu berat, seperti ketika menjadi fresh graduate. Pada saat ini, saya yang sedang mengalami masa tidak bisa diam untuk mencari informasi lowongan kerja. Intinya tiada hari tanpa melamar kerja, setelah lembar kelulusan itu terbit. 

Akan tetapi, masa ini juga membuat saya sadar, bahwa fresh graduate tidak seharusnya buru-buru mencari pekerjaan. Memang sangat diperlukan masa istirahat. Jadi, sangat wajar dan sangat tidak ada salahnya menikmati masa menganggur. Asal tidak keterusan saja. Saya berani menulis seperti itu karena saya baru saja mengalami pengalaman pahit, yakni hampir saja terjerat lowongan kerja palsu. 

Fresh graduate diteror lowongan kerja palsu, bahkan sampai wawancara kerja palsu

Menjadi fresh graduate masa saat ini memang nggak sesusah jaman dulu. Jika, masa orang tua saya dulu harus mencari pekerjaan lewat koran. Kini, sudah gampang semua bisa dilihat lewat sosial media ataupun website perusahaan. Namun yang perlu digarisbawahi tetap harus hati-hati dalam memilih pekerjaan, sebab tidak semua pekerjaan itu asli, nyatanya ada yang palsu juga.

Banjir informasi loker membuat bingung bagaimana cara membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Berdasarkan pengalaman saya, kurang dari seminggu yang lalu saya melamar pada salah satu perusahaan tambang ternama di Jakarta. Saya melamar pekerjaan itu sebenarnya iseng-iseng saja, toh waktu itu lewat beranda Instagram saya. 

Pada saat akan melamar pun saya juga sempatkan untuk searching tentang perusahaan tersebut. Dalam batin saya, “gendeng apik banget perusahaan iki (gila bagus banget perusahaan ini”. Akhirnya saya langsung melamar pekerjaan tersebut. Apalagi, syarat melamarnya sangat mudah cukup dengan mengisi form yang berisi data diri secara umum. Nama, email, no hp, jenjang pendidikan, posisi yang diinginkan, dan melampirkan CV saja. Setelah mendaftar, saya pun bergegas mencari info loker lainnya dan melupakan perusahaan tersebut.

Undangan wawancara kerja palsu

Siapa sangka pada tanggal 10 Agustus 2024, saya mendapatkan panggilan interview. Membaca email dari perusahaan ini pun membuat saya senang dan langsung membayangkan sebentar lagi saya akan berdompet tebal. Seperti umumnya orang senang, saya langsung mengabari kekasih saya, adik, dan menanyakan perihal boleh tidak saya menghadiri interview ini ke orang tua saya. 

Tidak berselang lama, kekasih saya mengirimkan sebuah video yang memperlihatkan bahwa undangan interview yang saya terima itu palsu. Awalnya, itu tidak saya hiraukan. Tetapi, saya berfikir ulang dan memutuskan untuk menonton video YouTube yang memvalidasi bahwa panggilan interview yang saya terima memang palsu.

Ciri-ciri lowongan kerja dan wawancara palsu

Berdasarkan video yang saya lihat menyatakan bahwa ciri-ciri panggilan interview palsu itu memang sangat tidak ketara untuk orang awam. Ada beberapa hal yang seharusnya diketahui tentang validitas dari undangan interview tersebut. 

Pertama, alamat email pengirim. Jika, menggunakan Gmail dapat dipastikan palsu. Namun, pada kasus saya ini email yang digunakan memiliki pola yang hampir sama dengan email resmi perusahaan. Hanya bikin saya langsung nggeh ada yang nggak beres itu di bagian hrd@(nama perusahaan).web.id, Sepengetahuan saya, jika itu memang asli dari perusahaan tersebut. Maka, alamat email yang digunakan untuk mengirim undangan seharusnya sama seperti yang dipublikasikan.

Kedua, pada bagian isi undangan interview banyak membahas tentang hal-hal yang berhubungan dengan uang. Seperti, iming-iming penggantian biaya transportasi PP, penginapan, tunjangan, dan lainnya yang berhubungan dengan uang. Intinya, seolah-olah sebagai peserta interview kita gak bakal rugi.

Ketiga, kontak pihak perusahaan yang tertera dalam undangan interview perlu dicek ulang. Dalam kasus saya kecurigaan saya berada pada nomor pihak perusahaan yang tidak terdeteksi di get contact. Hal tersebut saya validasi dengan nama kontak yang dapat dihubungi turut tidak jelas sosoknya. Hal ini membuat saya semakin yakin akan palsunya undangan interview.

Keempat, adanya daftar nama peserta interview. Kebetulan saya memiliki teman yang berteman dengan HRD, setelah ditanyakan memang sebenarnya dalam panggilan interview tidak akan dikirim daftar nama peserta lainnya yang akan diinterview.

Rundown wawancara kerja yang tidak masuk akal

Ciri lowongan kerja palsu juga bisa dilihat dari rundown  wawancara kegiatan dilaksanakan dalam jangka waktu yang singkat dan seolah-olah bisa langsung diterima. Dalam kasus saya, diperhatikan dalam rundown hanya berlangsung selama tiga hari. Hari pertama dimulai pada tanggal 10 untuk konfirmasi kehadiran dan dibatasi pada pukul 21.00 WIB. Kemudian, pada hari kedua langsung dipaparkan dengan kegiatan tes, wawancara, medical check up. Sementara, pada hari ketiga langsung pengumuman hasil tes dan penempatan peserta interview. 

Ini sangat tidak logis untuk perusahaan besar dan menerapkan sistem kontrak, yang mana tidak seharusnya terburu-buru itu. Lagipula, rundown yang dibuat padat seperti itu, jika dipraktekkan, pasti akan membuat capek banyak pihak dan tes kerja di perusahaan ternama seharusnya juga turut agak rumit prosedurnya. Sebab, kerumitan bisa diartikan dari kredibilitas keketatan untuk bisa masuk dalam perusahaan.

Pengalaman saya ini membuat saya agak kapok mencoba melamar lewat media sosial. Bagaimana nggak kapok, dalam kondisi kurang ada duit ini jika berani memutuskan buat melanjutkan malah jadi apes beneran dan bisa jadi berujung pada frustasi. Hal ini pula yang membuat saya belajar bahwa harus lebih berhati-hati dan teliti dalam memilih informasi. 

Akan tetapi, pengalaman ini saya pastikan tidak membuat takut mencoba melamar lowongan kerja lewat media. Sebab, melamar lewat media sangat murah diongkos dan tentunya mendukung go green. Pun jika saya takut mencoba lagi malah tak kunjung membuat saya segera mendapatkan pekerjaan. Pesan saya untuk sesama fresh graduate, ndak usah grusa-grusu, tetap hati-hati dalam memilih info lowongan kerja dan lebih teliti ketika membaca undangan wawancara kerja.  Dan terakhir, tetap semangat ya! 

Penulis: Desy Fitriana
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Dear Maba, Berikut Kalimat yang Nggak Perlu Kalian Percaya tentang Ormek

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version