Di dalam pesawat ATR biasanya hanya ada satu pramugari, lho. Jadi, semua pekerjaan di dalam kabin mulai dari mempersilakan penumpang masuk, membantu penumpang di kabin, hingga memperagakan prosedur keselamatan dilakukan semuanya oleh satu orang. Makanya kurang-kurangin ngerepotin pramugarinya kalau naik pesawat ATR, ygy.
#3 Melihat pemandangan indah
Berbeda dengan Boeing atau Airbus yang ketinggian terbangnya 30.000 kaki, ATR 72 terbang lebih rendah di ketinggaian 15.000 kaki. Namun, justru ini yang istimewa. Dengan ketinggian rendah, penumpang bisa melihat pemandangan di bawah dengan lebih jelas. Kalau sedang melintas di daerah yang memiliki banyak puncak gunung dan pulau-pulau kecil, pemandangannya indah sekali. Rasanya seperti terbang melintasi pegunungan dan hutan dengan sapu terbangnya Harry Potter.
Biasanya sih posisi terbang pesawat baling-baling ini sedikit saja lebih tinggi di atas awan. Kalau kalian suka dengan suasana alam yang natural dan nggak takut ketinggian, naik pesawat ATR 72 bisa banget dibuat untuk healing.
#4 Berisik
Jika dibandingkan dengan pesawat Airbus/Boeing, pesawat ATR 72 memang lebih berisik, Rek. Suara putaran baling-balingnya terdengar keras apalagi saat take off. Namun, suara tersebut nggak sampai membuat gendang telinga sakit, kok.
Bodi pesawat ATR juga dibuat dari material yang mampu meredam suara. Yaaa, meskipun masih tetap saja terdengar suara rotasi baling-baling, tapi nggak sampai membuat kita susah tidur. Saya sering lho melihat penumpang ATR 72 dari Ternate menuju Labuha (Pulau Bacan) ketiduran di pesawat meskipun penerbangan Ternate-Labuha nggak sampai 50 menit. Kalau kalian terbiasa tidur dengan bunyi kipas angin, saya kira tidur di pesawat baling-baling ini bukan hal yang sulit.
#5 Landing terguncang
Sama dengan proses take off yang membuat penumpang agak dag dig dug der karena suara mesin ATR 72 yang berisik, saat landing pun demikian. Suara mesin pesawat baling-baling ini juga berisik dan proses landingnya nggak semulus saat naik Airbus atau Boeing. Ketika roda pesawat mulai menyentuh landasan, badan kita akan terasa bergoyang.
Meskipun ada sedikit guncangan saat landing, saya tetap merasa nyaman karena sudah terbiasa. Lagi pula guncangannya nggak heboh, kok. Rasanya seperti ketika kita berjalan lalu bersenggolan dengan orang lain. Menurut saya, landing ATR 72 sedikit menaikkan adrenalin, ada perasaan nderedeg tapi enak. Gimana ya menjelaskannya? Yah, seperti kalau kalian naik roller coster, ada perasaan takut tapi juga senang.
Jika membahas soal keamanan, pesawat ATR 72 sama dengan pesawat lainnya, Gaes, tetap aman. Memang sempat ada kecelakaan, tapi itu lebih bersifat musibah. Bukannya saya ingin menyepelekan kecelakaan, tetapi semua moda transportasi memang berisiko kecelakaan. Justru pesawat udara adalah mode transportasi paling aman ketimbang mode transportasi lain.
Jadi, gimana? Apakah kalian tertarik dan berani mencoba naik pesawat baling-baling ATR 72?
Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 7 Kelebihan dan Kekurangan yang Saya Rasakan Saat Naik Pelita Air, Maskapai “Baru” Pertamina.