Pengalaman Mengecewakan Berkunjung di Pantai Baru Bantul: Terganggu Keberadaan Kapal Nelayan dan Tatanan Pantai yang Terlalu Curam

Pengalaman Mengecewakan Berkunjung di Pantai Baru Bantul: Terganggu Keberadaan Kapal Nelayan dan Tatanan Pantai yang Terlalu Curam

Pengalaman Mengecewakan Berkunjung di Pantai Baru Bantul: Terganggu Keberadaan Kapal Nelayan dan Tatanan Pantai yang Terlalu Curam

Pantai Baru Bantul ini penuh potensi, tapi keberadaan kapal nelayan serta pantai yang terlalu curam bikin pengalaman tak sesuai ekspektasi

Pekan ini, saya bersama keluarga memutuskan untuk berkunjung di pantai area Jogja. Tentu bukan tidak dengan alasan. Selain pilihan pantainya yang banyak, pantai di Jogja memang dikenal dengan keindahan dan kenyamanannya untuk dinikmati bersama keluarga atau sahabat. Itu mengapa banyak wisatawan dari luar Jogja, termasuk saya, tidak melewatkan pantai sebagai destinasi yang wajib dikunjungi saat sedang berkunjung ke Jogja. Rasanya rugi kalau berkunjung ke Jogja, tapi melewatkan untuk tidak pergi ke pantai.

Saya bersama keluarga mencari pantai di Jogja yang belum pernah dikunjungi. Rencana awalnya sudah sepakat ingin berkunjung di Pantai Goa Cemara. Tapi karena ada sedikit sanggahan dari sopir bus yang mengatakan bahwa di Pantai Goa Cemara terkait akses bus agak sedikit terkendala, katanya begitu. Saya sendiri tidak mengetahui kondisi lapangan sebenarnya, jadinya memutuskan untuk memilih pantai di sebelahnya yang akses busnya mudah dan belum pernah dikunjungi. Akhirnya tibalah di Pantai Baru Bantul.

Namun, tidak semua pantai memberikan pengalaman yang memuaskan bagi pengunjungnya, termasuk saya. Salah satunya adalah Pantai Baru Bantul, Yogyakarta, yang baru-baru ini menjadi mimpi buruk bagi saya. Alih-alih dapat memberikan kepuasan ketika pertama kali mendaratkan diri di Pantai Baru Bantul, tapi malah bikin saya kapok. Beberapa faktor yang membuat saya kapok antara lain adalah keberadaan kapal nelayan yang berlabuh di sekitar pantai dan tatanan pantai yang curam ke arah laut.

Banyak kapal nelayan di sekitar pantai

Salah satu hal yang membuat saya merasa tidak nyaman adalah banyaknya kapal nelayan yang berlabuh di sekitar pantai. Meskipun kapal-kapal ini merupakan sumber penghidupan bagi nelayan setempat, keberadaannya dapat mengurangi kesan alami dan bersih dari pantai itu sendiri. Hal ini juga dapat mengganggu aktivitas wisatawan yang ingin menikmati pantai dengan lebih leluasa.

Dengan dominasi kapal nelayan di sekitar pantai, saya merasa, Pantai Baru seolah-olah bukan tempat wisata. Justru kami para turis jadi merasa tidak enak jika mengganggu tempat orang cari nafkah.

Seharusnya, dari pihak berwenang pantai bisa lebih mengorganisir tata letak antara posisi para nelayan untuk mencari nafkah dengan space pengunjung. Yaitu, misalnya pemerintah setempat dapat mengalokasikan dermaga khusus bagi kapal nelayan agar tidak mengganggu area wisata. Dengan begitu, para nelayan bisa fokus bekerja tanpa harus terganggu atas hadirnya pengunjung. Begitu sebaliknya, pengunjung dapat bermain dan bersenang-senang secara leluasa di pantai tanpa harus terhalang nelayan mencari nafkah.

Tatanan Pantai Baru terlalu curam

Selain itu, tatanan Pantai Baru Bantul yang curam juga menjadi kendala bagi wisatawan yang ingin beraktivitas di pinggir pantai. Bedanya selama saya berkunjung di pantai-pantai Gunungkidul atau pantai lainnya di Bantul (baca: Parangtritis), tatanan pantainya merata ideal, tidak terlalu curam seperti apa yang ada di Pantai Baru Bantul. Itulah mengapa, sebagian besar pantai di Yogyakarta kerap digunakan sebagai tempat untuk meningkatkan bonding atau sekadar bermain bareng antar anggota dalam suatu organisasi tertentu. Aktivitas seperti bermain sepak bola, voli, estafet balon, dan lainnya menjadi sulit dilakukan di Pantai Baru karena tatanan pantainya yang curam.

Jadi, saya kira wajar, jika saat itu di area pantai minim pengunjung yang bermain. Soalnya tatanan pantainya kurang ideal untuk sekadar dimanfaatkan lahan bermain.

Dengan melakukan beberapa perbaikan dan penataan yang tepat, Pantai Baru Bantul dapat menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi oleh wisatawan. Sayang jika potensi yang ada terabaikan hanya karena perkara infrastruktur.

Penulis: Aditya Firmansyah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Pantai Parangtritis Semakin Bising hingga Berisiko untuk Anak, Pantai Pandansari Jadi Alternatif: Tenang, Indah, dan Punya Mercusuar Tertua di Jogja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

 

Exit mobile version