Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Sapa Mantan

Pengalaman Mengajari Ibu Main Onet Klasik

Utamy Ningsih oleh Utamy Ningsih
28 April 2020
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Banyak yang bilang, satu dari sekian banyak hal yang bisa kita (sebagai seorang anak) lakukan sebagai wujud tanda bakti kepada orang tua adalah dengan bersikap sabar ketika mengajar mereka bermain gadget atau bahkan bermain media sosial.

Saya sendiri pun mengalami bahwa mengajari bapak dan ibu mengoperasikan gadget yang mereka punya sekaligus mengajari mereka cara menggunakan media sosial (khususnya WhatsApp), benar-benar butuh kesabaran ekstra. Kadang, jika hari ini sudah paham, besoknya bisa lupa lagi. Bapak saya sendiri termasuk orang yang nggak suka mencet keyword hape dengan jempol, beliau lebih suka pakai telunjuk. Mau dianggap katro juga saya bodo amat. Yang penting bukan dengan cara apa mengoperasikan gadget, tapi bagaimana supaya bijak bermain gadget. Percuma dianggap kekinian kalau kerjaannya cuma sebar hoaks dan ujaran kebencian. Eaaakkk….

Cerita-cerita unik tentang seorang anak yang mengajari orang tuanya mengoperasikan gadget dan mengenal media sosial, rasa-rasanya sudah banyak bertebaran. Maka kali ini saya ingin bercerita tentang bagaimana pengalaman saya mengajari ibu saya bermain game Onet Klasik.

Teman-teman tahu onet klasik, kan? Yak betul Onet Klasik itu game yang logonya berwarna hijau. Mirip-miriplah sama warna logo Mojok dan Terminal Mojok, hahaha.

Sebenarnya, saya mengajari ibu saya bermain onet itu sudah beberapa tahun yang lalu. Tapi saya masih ingat betul bagaimana absurd-nya.

Permasalahan pertama adalah ibu saya itu masih suka bingung dengan pola garis yang bisa menghubungkan para karakter yang ada di game onet. Ibu suka protes kalau garis yang menurutnya sudah benar tapi pas dipilih, yang keluar malah suara “O… Ow.” Kalau sudah begitu ibu saya bisa ngomel-ngomel sendiri. Kadang saya juga disalahin. Dianggap nggak bener ngajarinnya. Hmmm.

Permasalahan kedua adalah soal ketentuan: kalau gagal maka akan kembali lagi ke level satu. Ibu saya suka protes sendiri. Menganggap game onet “apa banget” deh. Buang-buang waktu aja kalau dimainin. Anehnya, meski sudah dibuat kecewa, setelah itu ternyata tetap main lagi. Kalau ditanya kenapa masih main, jawabannya selalu “saya penasaran.” Ya elah, Buk… Buk.

Permasalahan ketiga dan menurut saya ini yang paling absurd adalah, ibu saya main onet dengan semaunya. Karakter yang ada di game onet, dikasih nama sesuka hatinya beliau aja gitu. Ada obat nyamuk, tuyul-tuyul, paus putih, ulat biru, dan masih banyak yang lainnya.

Baca Juga:

5 Privilese Ngekos Bareng Ibu Kos yang Banyak Orang Nggak Tahu

4 Hal Menyebalkan yang Membuat Ibu-ibu Kapok Pergi ke Posyandu

Kita-kita yang pernah nonton atau setidaknya tahu Pokemon, pasti sudah tahu dong yah bahwa karakter di game onet itu memang diambil dari situ. Nah, masalahnya adalah ibu saya nggak pernah nonton. Yang beliau tahu ya cuma si Pikachu, selebihnya nggak.

Ketika kali pertama mendengar ibu menyebutkan nama karakter sesuai dengan apa yang beliau imajinasikan, saya benar-benar dibuat nggak bisa menahan ketawa.

“Sini dong, bantu lihatin dulu sini. Ini si tuyul-tuyul kok nggak ada temannya?”

HAH? TUYUL-TUYUL?

Ternyata tuyul-tuyul yang dimaksud ibu itu adalah charmander, gaes. Yassalam, mentang-mentang dia botak terus kayak telanjang gitu yah, disebutnya tuyul.

Terus terang, saya sempat butuh waktu untuk bisa mengenal karakter di game onet sesuai dengan imajinasi ibu. Ini penting buat saya. Bukan apa-apa, kalau saya nggak “kenalan” sama mereka, komunikasi saya sama ibu nggak akan nyambung. Nggak mungkin rasanya saya menyebutkan nama asli para karakter di game onet. Nama mereka terlalu pizza untuk kami yang lebih suka telur dadar.

Setelah menjadi pecandu onet, pernah ada masanya ibu jadi jarang keluar rumah. Keluar rumah tuh memang kalau penting-penting aja, kayak ke pasar atau ke warung misalnya. Selain itu ibu lebih memilih ber-onet ria. Sama tetangga, ibu bahkan pernah dikira lagi sakit. Setelah tahu bahwa ibu ternyata lagi sibuk main onet, mereka malah ikut penasaran. Mabarlah mereka, hahaha.

Ketika saya ngekos, pernah gitu yah, ibu nelpon jam sepuluh malam cuma buat mengabarkan kalau beliau sudah berhasil sampai ke level sepuluh. Harusnya masih bisa lanjut kata ibu, tapi bapak yang baru pulang mancing, minta dikerokin. Saya masih ingat betul bagaimana ibu curhat waktu itu.

Saya sempat menawarkan, mau dicariin onet yang kalau gagal nggak harus balik lagi ke awal, nggak? (padahal waktu itu belum tahu ada onet versi kayak gitu, apa nggak, wqwqwq) tapi kata ibu nggak usah. Nggak menantang katanya.

Wagelaseh. Oke siap, Bu.

Sampai sekarang, onet masih jadi game favoritnya ibu. Semua hape yang ada di rumah, harus ada onetnya. Biar kalau hape-nya ibu lagi lowbat tapi pengin main onet, bisa pakai hape siapa aja.

Belakangan, selain onet, ibu lagi tertarik main Candy Crush Saga. Berbeda dengan onet yang punya cerita unik, ngajarin ibu main Candy Crush Saga, cenderung biasa saja.

Saya juga sudah mengenalkan ibu pada game cacing-cacing, biar kekinian gitu ceritanya, tapi kata ibu “game-nya nggak bagus. Kita yang membunuh, kok orang lain yang dapat koinnya?”

Bwahahahahahaha….

BACA JUGA Nostalgia 6 Kebiasaan Masa Kecil Pas Disuruh ke Warung sama Ibu dan tulisan Utamy Ningsih lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 15 Juni 2022 oleh

Tags: gameIbuOnetpokemon
Utamy Ningsih

Utamy Ningsih

Suka Membaca, Belajar Menulis.

ArtikelTerkait

Menjawab Misteri Kenapa Ibu Lebih Mudah Menemukan Barang Hilang di Rumah

Menjawab Misteri Kenapa Ibu Lebih Mudah Menemukan Barang Hilang di Rumah

16 Februari 2023
tim mobile legends mpl season 6 musim 6 terbaik saat ini review analisis tim mojok.co

5 Tim Mobile Legends Terbaik di Indonesia Musim Ini

13 September 2020
Investasi Bodong THR Anak Adalah Guyonan yang Paling Memuakkan Terminal Mojok.co

Investasi Bodong THR Anak Adalah Guyonan yang Paling Memuakkan

10 Mei 2022
blokir gim voucher game online mending rakit pc steam dark souls III genre game menebak kepribadian dota 2 steam esports fall guys mojok

Dark Souls III, Game Paling Nggatheli Sepanjang Masa

15 September 2020
Pelajaran Hidup yang Bisa Dipetik dari Harvest Moon_ Back to Nature terminal mojok

Nostalgia Harvest Moon: Back to Nature dan Pelajaran Hidup yang Bisa Dipetik darinya

5 April 2021
halte, ibu, rokok

Cerita dari Halte Tentang Ibu dan Rokok

11 September 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.