Pengalaman Ikut Job Fair UNESA: Niat Cari Kerja, Berakhir Kecewa

Pengalaman Ikut Job Fair UNESA: Niat Cari Kerja, Berakhir Kecewa

Pengalaman Ikut Job Fair UNESA: Niat Cari Kerja, Berakhir Kecewa (Unsplash.com)

Bukannya optimis dapat kerja, eh, sepulang dari job fair UNESA saya malah pesimis karena situasi di sana kacau.

Job fair menjadi salah satu kegiatan yang paling dinantikan oleh banyak fresh graduate, tak terkecuali saya. Sebab, kegiatan tersebut enjadi harapan baru untuk mendapatkan penghasilan dan kesibukan. Gimana nggak diharapkan, wong banyak fresh graduate yang mengalami FOMO ketika melihat teman sebayanya sudah mendapatkan pekerjaan, tapi diri sendiri masih gini-gini saja. Saya yang bagian dari orang-orang FOMO itu pun masih merawat optimisme dan semangat mencari pekerjaan sampai sekarang.

Bagaikan doa yang terkabulkan, secara tak sengaja saya melihat pamflet job fair UNESA berseliweran di beranda dan story Instagram saya. Acara job fair itu dilaksanakan tanggal 26-27 Agustus 2024. Hal tersebut membuat saya dan teman seperjuangan merasa punya harapan baru. Saya dengan penuh percaya diri membantu membagikan info job fair tersebut ke circle saya dan mengajak beberapa teman untuk menghadiri acara tersebut.

Dalam benak saya sangat antusias untuk menghadiri acara ini. Bahkan saking antusiasnya saya udah mengurus seluruh persyaratan melamar kerja secara lengkap pake banget. Jika sebelumnya saya melamar pekerjaan nggak pakai SKCK, portofolio, dan terbilang masih sangat kurang persiapan, saya siapkan untuk acara ini dari seminggu sebelumnya.

Selain alasan tersebut, acara job fair UNESA ini menjadi acara perdana dan saya bayangkan menjadi pengalaman paling memorable. Namun kenyataannya, saya menyesal menghadiri acara ini dan membuat saya pesimis diterima kerja.

Job fair UNESA salah lokasi

Memang sebelumnya saya sudah tahu bahwa job fair akan dilaksanakan di lapangan depan rektorat UNESA. Saya pun sudah tahu bahwa konsekuensinya akan sangat panas dan saya sudah mempersiapkan ini pula. Misalnya dengan persiapan pakai sunscreen banyak, pakai deodoran, dan bahkan sampai bawa parfum. Sebab, di acara seperti ini, tentu sangat sungkan jika harus berhadapan dengan para HRD dengan keadaan bau matahari.

Tapi sebelum mempersiapkan itu semua, saya bertanya pada diri sendiri, apakah UNESA kekurangan gedung? Kok sampai acara seperti ini saja dilakukan di lapangan. Sebab, setahu saya dan cerita teman-teman yang pernah mengikuti job fair, kegiatan seperti ini biasa dilakukan di dalam ruangan dan minimal ada kipas angin besar atau blower kalau nggak ada AC. Pun jika dilaksanakan di pelataran dipastikan pelataran tersebut teduh dan masih asri.

Akan tetapi pikiran tersebut saya tepis dengan pikiran positif lainnya. Mungkin acaranya dikasih tenda yang besar terbuka dan cukup meneduhkan bagi orang-orang yang datang. Atau, meskipun cuaca panas, kalau acara job fairnya di lapangan mungkin masih ada angin sepoi-sepoi bertiup jadi masih nyaman.

Dengan semangat 17-an yang tersisa, saya hadir di acara job fair UNESA pada hari pertama, yakni tanggal 26 Agustus 2024. Jika dipikir-pikir, saya sudah terlalu berharap lebih soal job fair UNESA dan itu pula yang membuat saya kecewa.

Tak sesuai ekspektasi

Begitu tiba di lokasi, kenyataan tak sesuai ekspektasi saya. Acaranya dilaksanakan di dalam tenda tertutup. Belum masuk saja sudah kebayang pengapnya tempat tersebut.

Selain itu, jika dilihat dari luar, acaranya jadi kurang meyakinkan karena dibuat apa adanya. Maksud saya, tenda acara job fair ini tertutup dan beneran putih semua. Bahkan orang awam yang nggak mengerti ada acara apa pasti akan mengira sedang ada gladi bersih persiapan konser. Soalnya tenda job fair dibangun beberapa meter dari panggung yang luas.

Saya jadi pesimis mengajukan lamaran kerja. Bukan karena takut bersaing, wawancara, atau tes lainnya. Saya takut pingsan di dalam tenda dan merepotkan orang-orang di sana. Saat itu saya ingin putar balik pulang. Tapi karena sudah telanjur sampai di lokasi, rasanya kok rugi kalau nggak dicoba sama sekali. Dengan kurang bersemangat, saya putuskan mencari lowongan kerja di job fair UNESA.

Penataan lokasi acara job fair UNESA yang kurang efektif

Keputusan saya untuk masuk ke dalam tenda job fair turut menjadi bagian penyesalan. Saat masuk, seperti biasa saya melakukan registrasi. Registrasinya cukup mudah, yakni menunjukkan bahwa telah masuk grup acara job fair dan menempel stiker job fair di lengan baju.

Tapi pengaturan tempat acara yang kurang efektif membuat saya sebagai pengunjung mengahadapi beberapa kesulitan. Pertama, nggak ada sekat jalan antara pengunjung yang datang dan keluar, jadi satu pintu untuk semua. Hal tersebut menyebabkan terjadi kerumunan dan desak-desakan di depan tempat registrasi.

Kedua, penempatan tenant dengan pola U. Selain itu di bagian tengah masih ada juga beberapa tenant yang saling menghadap ke arah sisi U dan hanya ada jarak sedikit ke panggung talk show yang menghadap tenant. Ini tentu merepotkan pengunjung job fair UNESA.

Bayangkan saja jika ada pengunjung yang bertanya di tenant perusahaan sebelah kanan dan kiri, sudah pasti jalan di tengah jadi tersendat. Belum lagi ada talk show juga di panggung sehingga jalan lalu-lalang pengunjung jadi makin sempit karena cukup banyak kursi menghadap panggung.

Ketiga, berani membuat acara dengan konsep tenda tertutup di ruang terbuka, seharusnya pihak panitia menyediakan blower banyak. Seingat saya blower di dekat tenant hanya ada dua, di pojokan siku U saja. Seharusnya panitia menyediakan lebih banyak blower fan supaya di dalam tenda job fair nggak terlalu panas dan gerah. Malahan saya kasihan dengan para petugas yang berjaga di stand. Mereka sampai mandi keringat.

Pengunjung pun tak kalah kegerahan. Akhirnya banyak juga yang berkerumun di depan blower fan supaya nggak kepanasan.

Informasi perusahaan kurang jelas

Saat saya mendatangi stand perusahaan, saya dan beberapa teman merasa informasi yang diberikan kurang jelas. Sebab, ruangnya nggak seberapa luas, tapi yang ngomong banyak. Maksud saya, saat acara job fair UNESA berlangsung, ada juga acara talk show. Kebayang nggak sih sahut-sahutannya suara di dalam area job fair.

Menurut saya, kalau ada acara job fair, mending nggak usah ada talk show di tengah-tengah acara. Sebab, talk show pasti kurang didengar pengunjung yang datang. Kami kan datang untuk langsung bertanya ke perusahaan yang diminati. Selain itu pengunjung dan petugas stand perusahaan juga pasti kesal karena ngomong banter-banteran. Jadinya malah nggak nyaman.

Karena kondisi demikian akhirnya sebagai pengunjung saya memutuskan cukup datang di hari pertama saja. Melalui pengalaman ini, saya belajar untuk lebih selektif dalam memilih acara serupa, yang worth it untuk didatangi. Bukan hanya untuk pihak UNESA, tapi juga pihak lain yang ingin mengadakan job fair, tolonglah jika membuat acara demikian lebih niat. Perhatikan betul kenyamanan pengunjung, utamanya soal pemilihan lokasi dan pengaturan rundown acara.

Begitulah pengalaman saya datang ke job fair UNESA. Saya hanya bisa berharap semoga kita yang belum bekerja bisa dapat pekerjaan di tempat yang tepat dan waktu yang tepat.

Penulis: Desy Fitriana
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Keuntungan dan Kelemahan Job Fair, Salah Satu Cara Mencari Pekerjaan yang Efektif.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version