Saya mencoba mencari pekerjaan freelance, tapi hampir ditipu sebuah lowongan kerja di Upwork.
Salah satu jalan untuk mendapatkan uang tambahan adalah dengan mencari pekerjaan. Sebagai ibu penuh waktu beranak satu, saya memilih mencari pekerjaan freelance yang dapat dilakukan di rumah. Meskipun banyak iklan lowongan kerja freelance online dengan klaim gaji ratusan ribu per hari, saya tetap memilih jalur yang lebih umum: membuat akun di platform freelance dan mendaftar pada beberapa lowongan pekerjaan sebagai penulis dan penerjemah.
Mulanya saya mengira platform freelance berskala worldwide akan lebih terjamin. Maklum, semua lowongan pekerjaan yang ada di sana terlihat legit dan memiliki klien yang terpercaya. Nyatanya sama saja karena orang nipu nggak terbatas ruang dan waktu.
Daftar Isi
Upwork cukup banyak direkomendasikan oleh para pencari lowongan kerja freelance
Salah satu platform yang saya gunakan untuk mencari lowongan kerja freelance adalah Upwork. Banyak yang merekomendasikan platform satu ini karena cukup banyak success stories dari sana. Lumayan kalau tembus, bisa dapat gaji dollar, kan?
Akan tetapi untuk mendapat klien pertama dari Upwork nggak segampang itu. Di setiap job yang dipost, saya harus bersaing dengan puluhan proposal orang lain dari seluruh dunia yang lebih berpengalaman. Dengan bantuan chatGPT, saya mengirim proposal ke sana sini di beberapa lowongan kerja freelance yang sekiranya bisa saya kerjakan. Maklum, bahasa Inggris saya pas-pasan. Pas ngerti ya bisa, pas nggak ngerti ya bablas.
Setelah lama menunggu, akhirnya saya mendapat notifikasi di email bahwa ada pesan dari klien untuk proposal yang pernah saya kirim. Buru-buru saya buka dengan perasaan senang. Apakah akhirnya saya pecah telor juga?
Saat itu klien mengirim pesan di Upwork dengan lampiran yang intinya menyuruh saya untuk mengirimkan cover letter atau portofolio ke Telegram yang link-nya sudah tercantum dalam lampiran tersebut. Dengan semangat, saya langsung menuliskan balasan dan mengirimkannya ke Telegram sesuai yang diperintahkan.
Tak perlu menunggu waktu lama, pesan saya langsung dibalas. Dalam pesannya, klien tersebut mengucapkan selamat datang dan memperkenalkan perusahaan yang membuka lowongan kerja freelance ini. Kemudian dia menyuruh saya untuk membuat akun di website perusahaan yang dimaksud, sebelum memberikan file pekerjaan.
Awal mula kecurigaan
Di tahap ini saya sudah mulai curiga karena job yang diposting di Upwork menunjukkan klien berasal dari Jerman, sementara perusahaan yang disebutkan berbasis di Kanada. Selain itu, beberapa konten di website tersebut masih berupa teks lorem ipsum yang adalah dummy text.
Ya kali perusahaan jasa copywriting isi website perusahaannya masih pakai dummy text. Kurang profesional sekali menurut saya. Tapi karena masih penasaran dan punya sedikit harapan bahwa ini adalah lowongan kerja freelance sungguhan, saya ikuti perintah klien ini dan mengirimkan bukti screenshot bahwa saya sudah membuat akun.
Selanjutnya saya diminta untuk membuka menu tertentu dan melakukan registrasi lanjutan. Saya melihat isian form yang diminta untuk diisi semakin detail seperti email, nomor handphone, dan alamat. Saya semakin ragu untuk melanjutkan. Apalagi setelah saya perhatikan ketikan si klien ini jelek, sering typo. Pikiran positif saya masih memaklumi. “Mungkin karena dia orang Jerman, jadi bahasa Inggrisnya juga so-so.”
Saya terus mencoba mencari informasi tentang perusahaan ini untuk meyakinkan saya bahwa ini pekerjaan sungguhan. Membayangkan saya akan dapat gaji 20 dollar membuat saya nggak ingin buru-buru menganggap ini scam. Tapi semakin saya menelusuri malah yang saya dapati adalah kemungkinan ini scam semakin besar.
Banyak yang mengalami hal serupa
Di community Upwork, banyak yang mengalami hal serupa. Modusnya pun sama, diminta komunikasi via Telegram dan melakukan registrasi di sebuah website. Bahkan ada yang sudah sampai melakukan pembayaran. Wah, sudah, deh, fix ini scam. Gugur sudah harapan saya untuk mendapatkan project pertama dari lowongan kerja freelance di Upwork.
Sementara itu, si klien masih nge-chat saya untuk menanyakan progres registrasi yang nggak saya respons. Pun ketika ditelepon sengaja nggak saya jawab. Menurut saya penipuan berkedok lowongan kerja freelance ini jahat, sih. Memanfaatkan kerentanan emosional pencari kerja untuk dijerumuskan ke ranah penipuan. Terlebih untuk saya yang juga terkendala bahasa. Asal jawab yes, eh, ternyata data kita diambil untuk hal-hal yang nggak baik.
Meskipun di Indonesia juga banyak penipuan berkedok lowongan kerja serupa ya, tapi minimal kita masih bisa memahami bahasanya. Jadi bisa lebih cepat sadar kalau sudah mengarah ke penipuan. Untuk para pencari kerja, tetaplah berhati-hati. Penipu ada di mana-mana. Serem!
Penulis: Nimas Faradyta
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Freelancer Wajib Tahu! Inilah Jenis-jenis Situs Freelance Berdasarkan Sistem Kerjanya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.