4 Hal yang Bisa Dilakukan Pemkot Mataram setelah Menaikkan Tarif Parkir hingga 100 Persen

4 Hal yang Bisa Dilakukan Pemkot Mataram setelah Menaikkan Tarif Parkir hingga 100 Persen

4 Hal yang Bisa Dilakukan Pemkot Mataram setelah Menaikkan Tarif Parkir hingga 100 Persen (Unsplash.com)

Pemerintah Kota Mataram mengeluarkan kebijakan yang sungguh aduhai. Di tengah banyaknya keluhan tentang parkir dan juru parkirnya, Pemkot Mataram malah berencana menaikkan tarif parkir hingga 100 persen untuk sepeda motor dan mobil. Tarif parkir sepeda motor yang awalnya Rp1.000 dinaikkan jadi Rp2.000, bahkan tarif parkir untuk mobil yang awalnya Rp2.000 naik hingga Rp5.000.

Rencana kenaikan tarif parkir itu sontak menuai protes masyarakat. Memang sih rencananya baru akan diterapkan pada awal tahun 2024. Itu pun katanya masih bisa dianulir.

Kalau melihat kiprah kebanyakan tukang parkir di Kota Mataram, kondisiya hampir sama seperti di daerah lain: mudah bikin kita gusar. Rasanya, sangat sulit menerima kenyataan harus membayar tarif parkir yang lebih mahal untuk sebuah pelayanan yang kerap bikin kepala pening.

Akan tetapi, mari kita coba berpikir positif. Mungkin Pemkot Mataram akan menggunakan kenaikan tarif parkir itu bukan hanya untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD), tetapi juga untuk memberikan pelayanan prima dan paripurna kepada masyarakat. Mungkin akan ada fasilitas tambahan atau penataran kepada para tukang parkir oleh Pemkot Mataram dari kenaikan tarif itu.

Saya coba berandai-andai tentang langkah positif apa saja yang bisa dilakukan Pemkot Mataram untuk mengoptimalkan layanan parkir dengan naiknya tarif parkir ini.

Petugas memberikan karcis

Infonya, seharusnya tukang parkir di Kota Mataram memberikan karcis kepada setiap pengguna kendaraan bermotor saat ditarik biaya parkir. Namun, saya sangat sulit menemukan ada tukang parkir di Mataram yang memberikan karcis.

Memang saya pernah mendapatkan karcis parkir dari tukang parkir, tapi hanya beberapa kali, hanya bisa dihitung jari. Pernyataan ini bukan klise, benar-benar bisa dihitung jari, tepatnya dua jari alias dua kali. Itu pun di awal-awal kebijakan adanya karcis, selebihnya, tidak pernah lagi. Saya mencoba berpikir positif, mungkin karcis parkirnya lagi habis.

Nah, dengan kenaikan tarif parkir, Pemkot Mataram akan punya dana lebih banyak membeli kertas dan tinta untuk nge-print kertas karcis parkir dan menggandakannya jadi lebih banyak. Kalau ada karcis, setidaknya pengendara tidak terlalu senewen mengeluarkan duitnya untuk parkir. Setidaknya ada bukti pertanggungjawabannya lah.

Bisa bikin tukang parkir tidak jauh dari kendaraan

Salah satu keluhan yang kerap muncul dari tingkah laku tukang parkir adalah entah datang dari mana tiba-tiba mereka muncul saat kita mau pergi. Parodi kejadian ini sudah banyak direproduksi oleh masyarakat kita di media sosial.

Yang bikin kita gusar, mereka tidak terlihat menjaga kendaraan, tapi saat kita mau pergi, mereka dengan sigap datang dan meminta uang parkir. Kerap muncul perasaan tidak ikhlas, tapi apa boleh buat, kita terpaksa memberikan uang kepada tukang parkir.

Saya mencoba berpikir positif, Pemkot Mataram pasti sudah mempersiapkan strategi untuk mengantisipasi tindakan tukang parkir yang bak pesulap: bisa tiba-tiba muncul dari ketiadaan. Bisa saja nantinya pemerintah akan membeli rantai di setiap lokasi parkir, rantai itu ukurannya kecil saja tapi panjang. Rantai itu diikatkan ke tukang parkir, jadi mereka bakal tetap di sekitar lokasi parkir. Dengan rantai yang terikat di tubuh mereka, mereka sulit beranjak dari lokasi.

Tentu saja ini imajinasi saya yang harus dilihat dari sisi positif: tukang parkir selalu ada di lokasi parkir dan pengendara merasa aman kendaraannya diawasi tukang parkir. Kalau benar begitu, tarif parkir naik 1.000 persen pun pengendara rela mengeluarkan duit dari koceknya.

Pemkot Mataram membuat gedung parkir yang representatif

Salah satu kekhawatiran saya melihat kondisi lokasi parkir di Kota Mataram yaitu banyak pengendara memarkir mobil dengan mengambil sebagian badan jalan. Banyak mobil parkir di sepanjang Jalan Pejanggik, Kota Mataram, mulai dari depan SDN 2 Cakranegara sampai perempatan Cakranegara. Coba tengok Jalan Panca Usaha, Kota Mataram. Mobil-mobil parkir mengganggu keleluasaan pengendara di jalan raya. Apalagi kalau kita berkendara di jam sibuk, dijamin lalu lintas di sana tersendat.

Dengan kenaikan tarif parkir yang berdampak bertambahnya pemasukan, saya berandai-andai akan ada gedung parkir yang representatif untuk menampung mobil-mobil itu. Mungkin bisa dibangun di lokasi yang pas, mobil diparkir di gedung itu.

Dengan begitu, pengendara bisa leluasa mengendarai kendaraannya tanpa takut menyenggol mobil yang terparkir di pinggir jalan. Ini pengandaian sekaligus saran, sebelum Mataram tambah ramai dan kemacetan sulit diurai.

Pemkot Mataram bisa mencetak kode QRIS selebar kertas A1 dan menggantungnya di leher tukang parkir

Pemkot Mataram sudah mengeluarkan kebijakan pembayaran parkir dengan QRIS. Kode batang QRIS itu biasanya dikalungkan di leher tukang parkir. Ukurannya kecil saja, kira-kira setengah dari ukuran A4. Sayangnya, hanya beberapa tukang parkir yang terlihat tetap mengalungkan kode batang itu, terutama tukang parkir di jalan-jalan utama.

Nah, kalau kenaikan tarif parkir jadi diterapkan, bisa saja pemerintah mencetak kode batang QRIS menggunakan kertas A1. Mumpung pemasukannya bertambah. Kertas itu bisa dikalungkan di leher tukang parkir. Pengendara jadi tahu dan ngeh kalau ternyata bisa bayar parkir dengan QRIS. Kalau banyak yang bayar pakai QRIS, kebocoran PAD itu bisa benar-benar dikurangi, bahkan seharusnya tidak bocor sama sekali.

Itulah beberapa pengandaian saya tentang hal-hal positif yang bisa dilakukan Pemkot Mataram dengan naiknya tarif parkir ini. Mungkin saja jamaah mojokiyah menganggap pengandaian saya ini berlebihan dan asal-asalan. Toh, pemerintah juga menaikkan tarif parkir lebih dari 100 persen di tengah banyak keluhan tentang tukang parkir, apa tidak ugal-ugalan?

Penulis: Atanasius Rony Fernandez
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Selamat Ulang Tahun Kota Mataram, Jangan Jadi Tua dan Menyebalkan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version