Saat ini bangsa tercinta kita tengah digemparkan dengan viralnya penamaan aplikasi resmi pemerintah yang bernada nyeleneh dan merujuk pada seksualitas verbal. Beberapa aplikasi yang dimaksud antara lain SiPEPEK, SiMontok, SiCantik, Siska Ku Intip, Sisemok, SiGanteng, i-Pubers, Mas Dedi Memang Jantan, hingga Jebol Ya Mas. Merasa jijik kan sama nama-nama aplikasi pemerintah ini? Bukan nyeleneh lagi ini mah, wagu pol! Akronimnya itu lho asdfghjkl. Gimana nggak bikin ngamuk banyak orang coba?!
Sek, ojo emosi sek. Coba kita balik ke arti “pemerintah” yang sebenarnya. Pengertian pemerintah menurut KBBI adalah sekelompok orang yang secara bersama-sama memikul tanggung jawab terbatas untuk menggunakan kekuasaan.
Sederhananya, pemerintah adalah lembaga atau organisasi yang menjalankan kekuasaan dan tugas pemerintahan guna mencapai tujuan negara. Kekuasaan yang melekat pada individu dalam pemerintahan dan kebijakan yang ditempuh pemerintah, idealnya tidak merugikan kepentingan umum karena hakikat pemerintahan adalah pelayanan kepada rakyat, bukan melayani kepentingan pribadi.
Aplikasi SiPEPEK yang diinisiasi Pemkab Cirebon bertujuan melayani warga kurang mampu
Sejauh ini sebenarnya pemerintah telah menjalankan kewajibannya. Contoh kecilnya adalah membuat aplikasi yang bertujuan untuk membantu dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat. Zaman modern ini, akses layanan pemerintah secara elektronik dinilai lebih efektif dan efisien. Misal, aplikasi SiPEPEK yang merupakan akronim dari Sistem Pelayanan Program Penanggulangan Kemiskinan dan Jaminan Kesehatan yang diinisiasi Pemerintah Kabupaten Cirebon. Aplikasi ini sebenarnya bertujuan untuk melayani warga kurang mampu.
Akan tetapi dalam KBBI, pepek memiliki arti kemaluan perempuan. Sedangkan mengutip dari website resmi Pemerintah Kabupaten Cirebon, nama SiPEPEK sendiri adalah wujud kecintaan terhadap bahasa daerah Cirebon. Di mana “pepek” dalam bahasa Cirebon berarti lengkap atau semuanya ada.
Sek, gini, apakah tidak ada opsi akronim lain pak, bu? Cinta bahasa sih iya, tapi mbok ya jangan memicu ambiguitas.
Nama-nama aplikasi yang saya sebutkan sebelumnya seperti SiPEPEK, Sisemok, SiMontok, dll., mayoritas merupakan hasil buatan pemerintah daerah. Yang bikin geleng-geleng kepala, terdapat aplikasi resmi salah satu kementerian, yaitu Kementerian Pertanian. Ya, i-Pubers adalah singkatan dari Integrasi Pupuk Bersubsidi yang berasal dari program Kementerian Pertanian bekerjasama dengan PT Pupuk Indonesia (Persero). Kegunaan aplikasi ini untuk optimalisasi penyaluran pupuk bersubsidi, which is rakyat akan terbantu dengan adanya aplikasi ini.
Akan tetapi sekelas kementerian kok kurang kreatif memilih kata untuk program kerjanya sendiri? Pegawai-pegawai kementerian kan bukan kaleng-kaleng, kok bisa pakai diksi i-Pubers gitu, lho. Eh, ya, belum tentu deng, lha wong menterinya saja kayak gitu.
Pemilihan nama aplikasi yang nyeleneh seolah menggambarkan ketidakseriusan pemerintah
Sebelum meresmikan nama aplikasi, tentunya butuh proses yang panjang dalam memahami struktur kata dan bahasa yang sesuai sampai akhirnya memberikan penamaan yang tepat dan ear catching di telinga masyarakat. Proses peresmian dilakukan bersama pihak-pihak yang memiliki jabatan mentereng di pemerintahan. Tapi apakah isi pikiran mereka hanya hal-hal yang mengikis moral dan etika?
Aplikasi pemerintah yang seharusnya untuk memudahkan masyarakat malah membuat bingung. Diksi nyeleneh kayak aplikasi SiPEPEK, Sisemok, SiCantik, dll., ini seolah menggambarkan ketidakseriusan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat! Hakikat pemerintahan yang sebenarnya dianggap hal yang remeh dan tidak penting.
Pemerintah telah cukup memahami masyarakat karena sudah mencoba membuat aplikasi elektronik dengan anggaran yang luar biasa pula. Namun, aplikasi pemerintah seharusnya menetapkan standar yang tinggi. Nggak bisa asal-asalan kasih nama. Apalagi namanya ngasal, pelayanannya juga ala kadarnya. Nggak heran sih banyak website dan aplikasi pemerintah yang diretas oleh hacker karena saking bobrok luar dalamnya.
Sudahlah, bingung sama konsep pikiran para elite pemerintah ini. Buat sekadar memberikan nama yang etis saja kok bagi mereka sulitnya minta ampun. Giliran nipu saja sampai putar otak biar nggak ketahuan.
Intinya sih nama aplikasi pemerintah yang nyeleneh kayak SiPEPEK, Sisemok, dll., gini kudu diganti. Keterlaluan jika akronim itu tetap digunakan. Artinya, memang pemerintah memilih untuk merendahkan dan mengkhianati etika rakyat.
Penulis: Yessica Octa Fernanda
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Logika Pemerintah 4.0: Bikin Aplikasi Banyak, tapi Nggak Terawat.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.