Pemalang dan Purbalingga, 2 Kabupaten Punya Nasib yang Menyedihkan

Penataan Alun-alun Purbalingga yang Problematik pemalang

Penataan Alun-alun Purbalingga yang Problematik (Yitno Annafi via Wikimedia Commons)

Purbalingga dan Pemalang, tetangga yang berbagi nasib yang sama, nasib yang menyedihkan

Di kampus saya, Kabupaten Pemalang menjadi salah satu daerah yang menyumbang mahasiswa dengan jumlah banyak. Kebetulan, saya memiliki banyak kenalan yang berasal dari daerah penghasil nanas madu tersebut. Saat berkumpul, kami banyak membicarakan berbagai hal. Mulai dari sambat mata kuliah, dosen killer hingga masalah daerah yang memiliki nasib mengenaskan. Yaaa lumrahnya mahasiswa ngobrol lah.

Tapi, saya mau bahas tentang daerah yang bernasib menyedihkan. Sebagai orang Purbalingga, saya merasa klop ketika ngomongin nasib daerah dengan orang Pemalang. Sederhana saja, kami berbagi kesedihan yang sama.

Pemalang dan Purbalingga tidak memiliki universitas negeri

Kita mulai dari Pemalang terlebih dahulu. Kabupaten yang membentang di sepanjang utara pantai Jawa ini tidak memiliki kampus negeri. Di kabupaten ini hanya tersedia kampus swasta. Di antaranya STIE As-Sholeh, STIT, Akbid Bhakti Pertiwi dan STEMBI Al-Aziziyah. Mayoritas para siswa lulusan SMA yang berasal dari Pemalang lebih memilih untuk melanjutkan studi di luar kota. Seperti berapa teman saya yang lebih milih hijrah ke Purwokerto.

Selain Pemalang, Purbalingga juga bernasib sama. Daerah yang terkenal dengan sebutan Kota Perwira tidak memiliki kampus negeri. Lah Fakultas Teknik Unsoed kan ada di Purbalingga? Itu cuman satu fakultas aja. Lagian kampus pusat (yang letaknya di Purwokerto) masih tetap menjadi primadona. Segala aktivitas kampus seperti dies natalis, wisuda, dan acara besar lainnya selalu dilaksanakan di kampus pusat.

Padahal, jika di dua kabupaten ini memiliki satu saja universitas negeri, bukan tidak mungkin kabupaten tersebut bisa berkembang. Saya jamin akan banyak UMKM bermunculan dan bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.

Perusahaan F&B enggan buka cabang

Baru-baru ini, Marugame Udon membuka cabang di Rita Supermall Purwokerto. Restoran asal Jepang itu mendapat antusias yang cukup meriah dari masyarakat Purwokerto dan sekitarnya. Termasuk teman saya yang berasal dari Pemalang dan Purbalingga. Mereka mengaku senang karena nggak perlu repot-repot buat pergi ke Semarang atau Solo untuk semangkuk udon.

Terlepas dari gerai Marugame Udon yang baru buka, brand seperti Mie Gacoan pun masih belum menampakan batang hidungnya di Pemalang dan Purbalingga. Saya sebagai warga Purbalingga harus rela mengeluarkan uang bensin yang lebih banyak demi sepiring Mie Gacoan. Sedangkan teman saya yang berasal dari pemalang harus pergi ke Pekalongan. Bayangkan, untuk merasakan kelezatan mi pedas (yang katanya) nomor satu di Indonesia itu sampai harus keluar kota.

Bukan hanya Gacoan saja, McD, J.Co dan Starbucks juga masih “enggan” membuka gerai di dua kabupaten tersebut. Buat para founder F&B, apakah kalian tidak melihat peluang ini? Masa nggak ada niatan buka cabang di Pemalang dan Purbalingga, sih?!

Baca halaman selanjutnya

Hayo, Purbalingga apa Probolinggo?

Salah paham hingga pertengkaran

Kenapa bisa dua kabupaten ini sering menjadi salah paham hingga pertengkaran? Jadi gini, Kabupaten Purbalingga sering disalah pahami menjadi Probolinggo. Sedangkan Kabupaten Pemalang sering diartikan sebagai Malang. Padahal Purbalingga dan Pemalang terletak di Jawa Tengah. Ingat, Jateng! Sedangkan Probolinggo dan Malang itu ada di Jawa bagian Timur.

Entah mengapa di zaman yang kemana-mana serba Google Maps ini, masih ada orang yang gagap membedakan Purbalingga-Probolinggo dan Pemalang-Malang. Kalau masih ada orang yang kayak gitu di sekitar kalian, tolong bawa ke kiai terdekat untuk dirukiah. Ana-ana bae, Lur!

Sebenarnya masih ada satu kesamaan lagi antara Pemalang dan Purbalingga. Seperti, bupatinya sama-sama pernah dikasih kejutan (baca:OTT) oleh KPK. Tapi karena udah viral, maka nggak perlu saya tulis lagi, deh. Biar masyarakat saja yang menilai. Semoga dua kabupaten yang bersebelahan ini bisa segera berbenah demi kesejahteraan para warganya dan dijauhkan dari pemimpin yang serakah.

Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 3 Hal tentang Pemalang yang Wajib Diketahui Jika Ingin Berkunjung

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version