Pelihara Primata buat Pamer di Medsos Nggak Semenyenangkan Itu!

Pelihara Primata buat Pamer di Medsos Nggak Semenyenangkan Itu terminal mojok

Pasti banyak di antara kalian yang nonton konten YouTube atau media sosial tentang orang yang memelihara primata. Jangankan orang biasa, influencer terkenal saja pada pelihara primata. Kebanyakan primatanya masih bayi, dipopokin, digendong-gendong, terus dipamerin di akun masing-masing. Fenomena ini malah makin bersinar semenjak pandemik melanda Indonesia. Kelihatan, sih, orang-orang sudah pada bosan sampai peliharaannya makin aneh dari hari ke hari.

Banyak primata seperti monyet, owa, kukang, dan lutung yang memiliki wajah lucu dan menggemaskan. Karena hal ini, masyarakat berpikir untuk menjadikan mereka hewan peliharaan di rumah. Gilanya, primata ini sampai dipakaikan baju dan kereta bayi untuk lucu-lucuan. Kelihatannya mungkin asyik dan menyenangkan, terutama buat pamer ke teman-teman.

Padahal membeli dan memelihara primata nggak semenyenangkan yang kalian pikirkan. Semua yang kalian lihat di medsos itu semu. Mau tahu kenapa?

#1 Pengacau

Tahu nggak, sih, kebanyakan primata yang diperjualbelikan untuk dipelihara itu masih bayi atau remaja. Tak jarang mereka menjerit, lari ke sana kemari, dan mengacaukan isi rumah. Haduh! Kebayang, kan, bakal serepot apa kalau pelihara primata di rumah?

#2 Perlu perawatan ekstra

Bayi primata sama dengan bayi manusia, tentunya memerlukan perawatan yang khusus. Kamu harus siap uang ekstra untuk beli makanan, vitamin, kandang khusus, dan medical check-up ke dokter hewan kalau peliharaanmu sakit. Kamu juga harus mengorbankan waktu kosongmu buat ngurus mereka. Capek, deh~

#3 Harganya mahal

Coba deh kalian cek, banyak forum jual beli yang memperjualbelikan primata secara ilegal. Harganya nggak ada yang murah. Mendingan uangnya kalian belikan barang lain yang lebih berguna. Di masa pandemik gini, mending beli beras ketimbang pelihara primata nggak, sih? Heuuu.

#4 Agresif

Namanya satwa, mau dipelihara seperti apa pun, insting liarnya pasti masih ada. Faktanya, 80 persen primata yang diperjualbelikan berasal dari alam liar. Sering ditemukan kasus primata peliharaan mengamuk dan menyerang pemiliknya sampai luka parah. Ngeri.

#5 Menularkan penyakit

Sama seperti manusia, primata juga bisa sakit. Kalau sering kontak dengan mereka, penyakit yang ada di satwa peliharaan bisa berpindah ke tubuh kalian. Misalnya seperti penyakit tuberculosis, hepatitis, cacing, hingga HIV yang menyebabkan AIDS. Hiiiy.

#6 Melanggar undang-undang

Banyak jenis primata populer sebagai hewan peliharaan ternyata merupakan satwa dilindungi. Misalnya owa, orangutan, surili atau kukang. Sesuai peraturan undang-undang, kalian dilarang membeli dan memelihara hewan-hewan yang dilindungi kecuali kalian siap diancam penjara 5 tahun dan denda Rp 100 juta! Oalah.

#7 Nyusahin banyak orang

Sudah banyak kasusnya para “pencinta primata” nggak sanggup lagi memelihara peliharaannya. Alasannya banyak. Mulai dari yang paling klise seperti sudah nggak sanggup pelihara, nggak ada waktu buat pelihara, nggak punya duit, primatanya jadi agresif, sampe yang paling kejam cuma dieksploitasi buat konten YouTube habis itu dibuang! Hiks, jahatnya~

Lantas, siapa lagi yang peduli sama primata-primata bekas peliharaan mereka? Tentu saja penyelamat satwa. Mulai dari RT setempat, NGO, sampai lembaga pemerintah macam Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dibikin susah sama pemelihara-pemelihara ini. Mereka harus evakuasi primata, mengirimkan ke tempat rehabilitasi terus dilepasliarin lagi ke hutan yang biaya dan usahanya yang nggak sedikit.

Setelah usaha itu, eh, masih ada saja yang masih ngeyel pelihara primata lagi. Terus kejadian ini berulang lagi. Dan akhirnya nyusahin banyak orang lagi. Bebal banget lah. Sabar ya, Pak, Bu, Kak, Dek, yang sering bantu menyelamatkan satwa!

#8 Menjaga ekosistem hutan tetap lestari

Kalian tahu, kan, manusia nggak bisa hidup kalau nggak ada hutan, nah primata-primata inilah yang berperan besar buat kelestarian hutan. Memangnya kamu mau gantiin kerjaan mereka ini? Gue mah ogah!

Makanya pelihara primata nggak semenyenangkan itu. Mending sebagai generasi muda keren masa kini, kita jaga kelestarian dan populasi mereka di hutan. Sekalian juga menjaga habitat mereka yang sekarang sudah mulai hilang karena pembangunan dan pengalihan lahan. Lagi pula, rumah primata itu ya di hutan, bukan di rumah kalian. Gimana, sih?

BACA JUGA Rekomendasi Hewan Peliharaan untuk Anak Kos yang Low Budget.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version