Ciputat, daerah pinggiran yang masuk wilayah Tangerang Selatan ini makin hari makin memanas. Selain karena suhu udara akhir-akhir ini kian menyengat, kondisi jalanan di Ciputat juga nggak pernah mau adem sedikit. Apalagi di sekitar Pasar Ciputat.
Jadi, Ciputat sendiri adalah daerah paling ramai di wilayah Tangerang Selatan bagian timur. Kalau kalian ada yang sering lewat jalan dari arah Jakarta menuju Bogor, tepatnya ruas Jalan Jakarta-Bogor dan Jalan Dewi Sartika, pasti kalian sudah geleng-geleng kepala duluan, kan. Ya gimana ya, kemacetan di sana ora umum.
Pasar Ciputat adalah penyebab dari semua keruwetan jalanan itu. Saya pikir, Pasar Ciputat layak mendapat predikat pasar paling ruwet se-Tangerang Selatan. Lho, kenapa begitu?
Daftar Isi
Pasar Ciputat jadi pusat perekonomian di Tangerang Selatan
Di wilayah Ciputat, sebenarnya ada banyak pasar yang ramai pengunjung. Misalnya, Pasar Jombang. Tapi, kondisinya nggak sebesar dan seramai Pasar Ciputat karena letaknya yang strategis.
Jadi, Pasar Ciputat berada di pinggir jalan raya yang menghubungkan Jakarta dengan Parung, Bogor. Nah, jalur tersebut adalah jalur utama bagi orang yang bekerja di Jakarta.
Selain pasar tradisional di sana banyak ruko modern dan pusat perbelanjaan. Misalnya, di sana berjejer toko emas, toko perabotan, Ramayana Departement Store, dan lain sebagainya.
Kebayang dong, sebuah area pasar yang berada di pinggir jalan utama mobilisasi banyak warga. Runyam, asli.
Sekadar info, rata-rata toko di depan Pasar Ciputat nggak punya lahan parkir mumpuni. Cuma muat barang satu atau dua mobil. Selebihnya, ya kudu parkir di pinggir jalan. Kebayangkan, kan, ruwetnya Tangerang Selatan.
Pusat perkumpulan angkot
Loh, perkumpulan gimana nih? Jadi gini. Pasar Ciputat itu jadi titik awal dan akhir dari sebuah trayek angkot. Contohnya, trayek angkot Ciputat-Parung, angkot Ciputat-Kebayoran, Pondok Labu, Jombang, dan trayek-trayek lainnya di Tangerang Selatan.
Kalian pasti kebayang tipikal angkot Tangerang Selatan, kan. Kalian benar, ngetemnya suka-suka. Dari sekian banyak angkot yang berkumpul di sana, sudah dipastikan mereka ngetemnya nggak tahu aturan. Asal berhenti, asal parkir.
Oh ya, di depan Pasar Ciputat memang ada flyover. Mungkin hal itu juga yang menyebabkan para sopir angkot ini suka-suka tempat kalau ngetem. Ya, mereka pikir orang-orang yang dari arah Jakarta ke Parung pasti akan lewat flyover.
Iya, sih, cari amannya memang begitu. Lagian ngapain kalau harus lewat bawah flyover. Sudah pasti jalanan nggak beraturan oleh kalian para sopir angkot yang seenak jidat itu kalau ngetem.
Selain angkot yang ngetem sesuka hati, jalan depan pasar juga penuh pedagang kaki lima. Ya, gitu. Mereka jualannya memakan sebagian lebar jalan. Paket lengkap untuk ruwetnya Tangerang Selatan.
Pasar Ciputat jadi rujukan banyak warga yang mencari berbagai kebutuhan rumah
Seperti pasar pada umumnya, banyak warga yang mengakses pasar untuk mencari kebutuhan sehari-hari. Begitu pula dengan Pasar Ciputat. Saking lengkapnya pasar ini, yang datang nggak cuma warga setempat. Lha wong pasar ini nggak pernah sepi. Serasa 24 jam nonstop selalu ramai.
Bahkan, ada toko sepatu KW yang buka sampai 24 jam, lho. Masih ada saja orang beli sepatu tengah malam, ya. Tangerang Selatan memang gokil.
Selain jadi rujukan banyak warga, ada banyak jalan besar Tangerang Selatan yang mengapit Pasar. Hampir setiap sisi pasar pasti ada jalan raya. Dan asal tahu saja, semua sisi jalan itu selalu macet. Gokil, kan.
Jadi gimana, ruwet banget kan. Untuk kalian warga Ciputat dan Tangerang Selatan, coba kasih komen gimana perasaan kalian setiap lewat area ini. Masih sehat?
Penulis: Jarot Sabarudin
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Jalan Parung-Ciputat Adalah Halang Rintang Berkedok Jalan Raya di Depok
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.