Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Pantangan Menikah Ngalor Ngulon bagi Masyarakat Jawa

Reni Soengkunie oleh Reni Soengkunie
22 April 2020
A A
Pantangan Menikah Ngalor Ngulon bagi Masyarakat Jawa
Share on FacebookShare on Twitter

Kita semua tahu bahwa dalam kebudayaan Jawa untuk menikah itu butuh perhitungan yang tepat. Sebesar apa pun cinta yang kita punya, setulus apa pun perasaan yang kita miliki, tapi jika weton serta arah rumah kita nggak sinkron, yah sudah siap-siap cinta kita bakal kandas sebelum mencapai pelaminan. Pada kenyataannya dalam hitungan Jawa, nyambung dan nyaman satu sama lain saja tak cukup.

Walaupun peradaban sudah bergerak ke zaman modern, tapi saat ini masih banyak orang yang percaya dengan pantangan-pantangan dalam pernikahan. Salah satu pantangan pernikahan yang popular adalah pernikahan ngalor-ngulon (utara-barat). Secara sederhananya, ini merupakan perhitungan arah rumah kedua mempelai yang tidak boleh menggunakan jalur ke utara lalu menyimpang ke barat (arah barat daya gitulah ya simpelnya). Mereka menganggap jika pernikahan ngalor-ngulon ini tetap dilakukan, maka dunia pernikahan mereka hanya akan mendatangkan malapetaka.

Menurut beberapa artikel yang saya baca dan cerita para orang tua, kepercayaan ini sudah ada di Jawa bahkan sebelum Islam masuk ke Pulau Jawa. Arah ngalor-ngulon ini dianggap merupakan alur jalannya jin, setan, iblis, dan segala malapetaka. Sehingga bagi manusia yang mengikuti jalur ini nantinya akan mengalami banyak musibah yang menghampiri di hidupnya. Entah itu sakit, kecelakaan, kesulitan, gila, bahkan sampai ada anggota keluarga yang mati.

Versi lain menyebutkan setelah Islam masuk di Jawa, ada yang mengatakan bahwa arah ngalor-ngulon ini merupakan arah atau posisi di mana orang mati dikuburkan. Sehingga jika ada orang yang menentang larangan pernikahan ini, maka perjalanan pernikahannya itu sama halnya dengan perjalanan kematian. Hmmm, ngeri, ya.

Meski kedengerannya aneh dan tak masuk akal, tapi nyatanya masih banyak orang yang cintanya kepentok restu akibat larangan pernikahan ini sehingga gagal melenggang ke jenjang pernikahan. Beberapa kenalan saya pernah menjadi korban dari pantangan ini. Walaupun sudah pacaran lama, akhirnya harus berpisah juga karena pantangan ini. Sedih, sih, dengernya. Namun, kedua orang tua dari kedua belah pihak sama-sama kompak menolak pernikahan tersebut. Mereka tak mau mengambil risiko mengundang petaka dalam kehidupan anaknya.

Kisah kepentok arah ini juga pernah dialami oleh sahabat baik saya. Dia dan kekasihnya itu kebetulan sama-sama terlahir dari kelurga yang sama-sama masih memegang prinsip ilmu kejawen yang kental. Amat sangat kebetulan sekali kok ya arah rumah mereka itu ngalor-ngulon. Akhirnya untuk menyiasati hal ini agar tetap bisa menikah, si cowok pindah rumah untuk sementara waktu ke rumah saudaranya. Semua acara juga diadakan di rumah saudaranya itu. Sehingga hitungan arah rumahnya jadi berbeda.

Cerita tentang kisah cinta ngalor ngulon ini juga terjadi pada kerabat dekat saya. Kebetulan kedua keluarga itu tidak percaya dengan hal-hal yang begituan. Selama si anak dua-duanya suka yah sudah, keluarga merestui saja. Namun dari para tetangga dan kerabat banyak sekali yang memperingatkan pantangan ini kepada kedua belah pihak untuk dipikirkan ulang sebelum terlambat.

Entah benar atau tidak ya, tapi kok ya kebetulan sekali rumah tangga sepasang suami ini dari awal mulai sampai saat ini diterpa banyak sekali ujian bertubi-tubi. Beberapa kali mengalami kecelakaan, ribut tak berkesudahan, terlilit utang sampai ratusan juta, ibu si perempuan beberapa kali stres berat dan sempat kehilangan kewarasaan beberapa minggu, sang bapak perempuan ini tiba-tiba menjadi sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Saat saya melayat banyak para tetangga yang berbisik-bisik dan bilang, “Dulu sih nggak percaya, dibilangin kalau nikahin anak arahnya ngalor-ngulon itu nggak baik, masih aja ngeyel!” Hmmm, netizen mah suka gitu.

Baca Juga:

Kalio Disangka Rendang Adalah “Dosa” Terbesar Orang Jawa di Rumah Makan Padang

Rumah Joglo Memang Unik, tapi Nggak Semua Orang Cocok Termasuk Saya

Saya juga kurang tahu sih, tentang segala musibah yang terjadi pada kerabat saya ini: Apa benar hanya karena mereka melanggar pantangan menikah ngalor-ngulon sehingga segala petaka ini menghampiri keluarga mereka? Kalau dinalar sih, yah, anggap aja bahwa semua ini memang takdir yang harus dilalui oleh mereka. Memang ada saatnya orang itu mengalami cilaka, sakit, bangkrut, sial, ataupun meninggal. Toh, manusia siapa yang tahu sih ya rahasia takdir kehidupan?

Katanya cinta itu buta, kok masih juga harus melihat arah, sih? Ini memang sebuah kepercayaan, jadi buat orang yang percaya yah monggo, tapi kalau nggak percaya yah sudah nggak usah digagas. Bagi yang cintanya kepentok ngalor-ngulon dan susah dapat restu, mungkin bisa dicoba taktik pindah atau numpang rumah kayak sahabat saya itu. Cinta tetap lancar dan restu bisa didapat. Aturan dan pantangan mungkin tak bisa dihindari atau dilanggar, tapi bukan berarti tak bisa disiasati, toh? Ehe.

BACA JUGA Teori Soal Kenapa Orang Sunda Tidak Menikah dengan Orang Jawa dan tulisan Reni Soengkunie lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 24 Oktober 2021 oleh

Tags: Jawamenikahngalor-ngulon
Reni Soengkunie

Reni Soengkunie

Manusia yang suka mainan sama kucing, suka nonton video kucing, dan hobi ngobrol sama kucing. IG/Twitter: @renisoengkunie.

ArtikelTerkait

istilah medan yang dianggap aneh di jawa mojok.co

5 Istilah Medan yang Dianggap Nyeleneh di Jawa

26 Juni 2020
Reaksi Saya sebagai Orang Sunda Saat Dipanggil Mas terminal mojok.co

Reaksi Saya sebagai Orang Sunda Saat Dipanggil Mas

2 Desember 2021
Budaya Pekewuh yang Hanya Mitos di Masyarakat Kita terminal mojok

Budaya Pekewuh yang Hanya Mitos di Masyarakat Kita

6 Agustus 2021
Susahnya Punya Hobi Memakai Pakaian Adat Jawa, Diajak Ngomongin Hal-hal Mistis sampai Dicap Ndeso

Susahnya Punya Hobi Memakai Pakaian Adat Jawa, Diajak Ngomongin Hal-hal Mistis sampai Dicap Ndeso

16 Oktober 2023
cincin untuk menikah apalah menikah bikin lebih bahagia BPS

Apakah Menikah Bikin Lebih Bahagia? Mari Lihat Data BPS

6 Oktober 2020
Rasisme Jawa Itu Nyata Dari Ngapak, Mataraman, sampai Arekan (Pexels)

Mencermati Rasisme Sesama Orang Jawa dari Ngapak, Mataraman, sampai Arekan

27 Januari 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.